Anak-anak usia sekolah di negeri kita mungkin sangat akrab dengan komik animasi Jepang (manga) berjudul
“Detektif Conan”
karya Aoyama Gosho yang menceritakan tentang lika-liku seorang detektif
SMU bernama Sinichi Kudo dalam menghadapi organisasi kawanan jubah
hitam yang telah meracuninya dengan formula APTX 4869 sehingga tubuhnya
mengecil. Demi mencari obat penawarnya dan untuk mengetahui lebih dalam
tentang organisasi tersebut, Sinichi terpaksa merahasiakan identitasnya
dengan tetap menyamar sebagai anak kecil bernama 'Conan Edogawa'.
Sebenarnya,
nama ‘Conan’ sendiri diambil dari seorang novelis bernama ‘Sir Arthur
Conan Doyle’ yang telah menghasilkan karya novel misteri dengan tokoh
utamanya seorang detektif bernama ‘Sherlock Holmes’. Kekuatan analisa
serta insting tajam yang dimiliki oleh Sherlock Holmes dalam memecahkan
setiap misteri, ditambah lagi rasa
salut Aoyama Gosho
terhadap novelis Conan Doyle inilah yang mendorong Aoyama untuk
melahirkan sebuah "reinkarnasi" karakter seorang detektif baru bernama
Conan Edogawa itu.
Aoyama Gosho mungkin bukan satu-satunya orang
yang terinspirasi oleh Sherlock Holmes, bahkan perusahaan film Warner
Bros Pictures dan Village Roadshow Pictures turut terilhami untuk
berkolaborasi dalam mengangkat cerita Sherlock Holmes tersebut ke layar
lebar. Tak disangka, film yang disutradarai oleh Guy Ritchie ini sangat
mengagetkan, karena film yang berdurasi 2 jam 8 menit tersebut sangat
kental dengan muatan ritus Illuminati-Kabbalah dan sarat dengan aroma
konspirasi global Freemason dalam menciptakan sebuah tatanan dunia baru.
Kabbalah
yang secara harfiah berarti “tradisi yang diterima” atau “tradisi
lisan” menurut Murat Ozgen –seorang Freemason Turki– dalam bukunya
‘Masonluk Nedir ver Nasildir?’ (Apa dan Seperti Apa Freemasonry Itu?) mengatakan;
“Kita
tidak mengetahui dengan jelas dari mana Kabbalah datang atau bagaimana
ia berkembang. Ia adalah nama umum untuk sebuah filsafat yang unik,
berbentuk metafisik, esoterik, dan mistik, yang terutama berhubungan
dengan agama Yahudi. Ia diterima sebagai ilmu kebatinan Yahudi, tetapi
sebagian elemen yang dikandungnya menunjukkan bahwa ia terbentuk jauh
lebih dahulu dari Taurat.”
Oleh karena itu, jika akar Kabbalah
ditelisik kembali, dapat diketahui bahwa Kabbalah merupakan repetisi
dari ilmu magis warisan bangsa Mesir kuno semenjak rezim Fir’aun yang
masih menganut budaya pagan. Praktik magis ini kemudian diajarkan
secara lisan kepada Bani Israil secara turun-temurun dengan sangat
rahasia.
Yahudi sendiri sebenarnya "agama sempalan" yang terlahir
dari Bani Israil. Sedangkan "Bani Israil" secara harfiah berarti
"anak-cucu Nabi Ya'qub". Dalam Al-Qur'an –tepatnya surat Yusuf–
diceritakan bahwa generasi pertama nenek-moyang Bani Israil adalah
keduabelas putera Nabi Ya'qub itu sendiri. Di antara putera Nabi Ya'qub
adalah; Yusuf, Benyamin dan Yahudza. Konon nama Yahudi –menurut salah
satu pendapat– merujuk kepada nama Yahudza ini.
Sebagaimana
dikisahkan pula dalam surat tersebut, bahwa Nabi Yusuf meminta kedua
orang tuanya berikut sebelas saudaranya untuk berhijrah ke Mesir dan
berdomisili di sana. Nabi Yusuf kala itu telah diangkat sebagai
bendaharawan kerajaan Mesir dan menjadi sosok paling penting dalam
mengatur finansial kerajaan.
Dari sini dapat diketahui bahwa Fir'aun
(raja Mesir) pada zaman Nabi Yusuf bukanlah Fir'aun yang lalim. Kedua,
bahwa putera-putera nabi Ya'qub telah meminta maaf kepada ayah mereka
dan bertobat kepada Allah atas makar yang dulu pernah mereka lakukan
untuk menyingkirkan Yusuf kecil. Ketiga, mereka juga masih berpegang
teguh terhadap Millah Ibrahim (Tauhid) dan tidak menyembah berhala. Dan
keempat, dari Mesir inilah Bani Israil kemudian tumbuh berkembang dan
terus berinteraksi dengan penduduk asli Mesir hingga datangnya masa
Nabi Musa yang akan mengentaskan mereka dari kelaliman Rameses-II,
yaitu raja Mesir ketiga dari dinasti kesembilanbelas yang merupakan
Fir'aun terkejam dan terkafir sebagaimana yang dikisahkan dalam
Al-Qur'an.
Pada
masa Fir'aun (Rameses-II), ilmu sihir merupakan ilmu "andalan" guna
memperkokoh eksistensi otoritas kekuasaannya, ia juga memiliki
sekelompok penyihir kelas kakap yang selalu ia mintai pertimbangan
dalam menentukan kebijakan negara. Salah satu contoh kebijakan Fir'aun
yang terlahir dari inisiatif para penyihir adalah penyembelihan
terhadap bayi lelaki dari keturunan Bani Israil.
Selain itu, Fir'aun juga 'menuruti' nasehat para penyihirnya untuk menantang Nabi Musa guna mengadu kekuatan "ilmu gaib" pada
yaum ziinah (salah satu hari raya bangsa Mesir kuno) untuk membuktikan siapa yang lebih hebat diantara mereka.
Fir'aun
selalu mengikuti saran para penyihirnya dalam setiap kebijakan. Kecuali
pada saat penyihir tersebut tak mampu lagi menandingi mukjizat Nabi
Musa dan mereka pun lalu beriman kepada Allah, maka pada saat itu
Fir'aun tidak lagi 'patuh' akan petuah para penyihirnya dan tetap
menolak ajaran Nabi Musa.
Bahkan Fir'aun kemudian menyalib para
penyihirnya yang telah bertobat itu dan memotong tangan-kaki mereka
secara silang. Kejadian tersebut terekam jelas dalam Kitab yang tak
mungkin salah, yaitu Al-Qur'an dalam surat Thaha:
"Lalu
tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata:
"Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa." Berkata Fir'aun:
"Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin
kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan
sihir kepadamu sekalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan
kaki kalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya
aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan kalian
akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal
siksanya." (QS. Thaha [20]: 70-71)
Para penyihir Fir'aun dengan
seketika bertobat dan rela mengorbankan nyawa mereka setelah mengetahui
bahwa tongkat Nabi Musa yang berubah menjadi ular bukanlah sihir,
mereka juga sadar bahwa ular yang mereka sihir dari tali-temali
hanyalah ilusi belaka dan tak nyata seperti Mukjizat Nabi Musa.
Sejatinya,
ketika Allah menurunkan sebuah mukjizat, Allah akan memberikan suatu
"keajaiban" yang sesuai dengan kondisi umat dimana seorang Rasul diutus
kepada mereka. Oleh karenanya Allah selalu memperhatikan aspek "ajaib"
apakah yang paling dikagumi oleh umat tersebut. Sebagaimana Allah
menurunkan Al-Qur'an kepada Rasulullah saw. dengan tatanan bahasa Arab
yang sangat mengagumkan, hal tersebut dikarenakan bangsa Arab kala itu
terkenal sangat jago bersyair dan berlomba-lomba saling show-up
'memamerkan' kemahiran linguistik mereka baik dari segi
Fashahah maupun
Balaghah.
Demikian
halnya ketika Allah memberikan Mukjizat "tongkat ular" kepada Nabi
Musa, hal itu tiada lain untuk menunjukkan kepada bangsa Mesir kuno
terhadap sesuatu yang tidak dapat mereka tandingi dengan sihir yang
kala itu sangat fantastis dan selalu mereka banggakan.
Ular memang
selalu menjadi simbol penting dalam dunia persihiran, ular juga sangat
identik dengan iblis yang penuh bisa beracun. Karena itu pula raja-raja
Mesir kuno menggunakan simbol ular ini di atas mahkota mereka.
Para
penyihir Fir'aun kala itu memang telah bertobat dan bertauhid hingga
mereka mati syahid karena disalib oleh Fir'aun, tapi tidak menutup
kemungkinan bahwa ajaran sihir mereka kemudian diadopsi oleh Bani
Israil dan terus diamalkan. Bahkan hingga masa kerajaan Nabi Sulaiman
pun Bani Israil masih mempraktikkan ilmu hitam ini.
"Dan mereka
mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan (kitab sihir) pada masa
kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan
sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (Tidak mengerjakan sihir), Hanya
syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan
sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat
di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:
"Sesungguhnya kami Hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu
kafir." (QS. Al-Baqarah [2]: 102).
Dalam ayat di atas turut
ditegaskan bahwa sihir telah muncul di era Babilonia (Babil). Diketahui
juga bahwa Babil merupakan tempat kelahiran Nabi Ibrahim dimana umatnya
adalah para penganut paganisme. Bahkan Azar, ayah Nabi Ibrahim sendiri
adalah seorang pembuat berhala. Paganisme dan ilmu sihir dari Babilonia
dan Mesir inilah yang kemudian mengilhami tarekat Kabbalah dalam aliran
kebatinan mereka.
Kembali lagi ke Sherlock Holmes, dalam film ini
diceritakan bagaimana kisah seorang detektif bernama Holmes yang selalu
didampingi rekannya DR. John Watson dalam mengungkap misteri pembunuhan
berantai yang dilakukan oleh Lord Henry Blackwood salah seorang
penyihir ulung yang merupakan anak 'haram' dari Sir Thomas Rodrum ketua
persaudaraan rahasia kuil empat ordo.
Blackwood
menjadi buron karena mempraktikkan Black Magic dengan disertai
pembunuhan terhadap 5 gadis dan mencoba untuk membunuh gadis yang
keenam namun dapat digagalkan oleh Holmes dan kawan-kawan. Blackwood
pun kemudian dijatuhi hukuman gantung dan dieksekusi. Namun dengan
sihirnya ia dapat "bangkit" kembali dari kubur dan melakukan pembunuhan
terhadap beberapa orang serta mengambil alih kepemimpinan kuil empat
ordo yang ia jadikan kendaraan untuk menguasai parlemen Inggris.
Dibanding
film-film konspirasi lainnya, mungkin film ini dinilai lebih berani dan
terkesan vulgar. Pasalnya, adegan yang dimainkan di dalamnya secara
terang-terangan mepertontonkan ritual Kabbalah yang selama ini sangat
esoterik dan rahasia. Mereka bahkan berani menunjukkan seperti apa
tempat "ibadah" mereka saat melakukan ritual sihir dan melakukan
koneksi terhadap iblis.
Baru
masuk ke dalam intro saja, film ini sudah mempertontonkan ritual "Mind
Control" yang merupakan praktik sihir dengan mengendalikan pikiran
manusia dan disertai dengan penyiksaan hingga pembunuhan. Ritual ini
biasanya dilakukan oleh Kaum Kabbalis dalam sebuah Loji tertutup.
Selain disertai dengan penyiksaan, terkadang ritual ini juga
"diselingi" dengan persetubuhan. Dalam film ini pula diceritakan bahwa
Blackwood merupakan anak haram dari Thomas Rodrum yang dihasilkan dari
persetubuhannya dengan seorang wanita saat ia melakukan sebuah ritual.
Kabbalah
sejatinya merupakan ajaran yang belakangan hari diadopsi oleh beberapa
ordo sempalan dari agama Yahudi dan Nasrani seperti Illuminati dan
Templar. Ordo Illuminati yang didirikan oleh Adam Weishaupt misalkan,
telah menjadikan ajaran Kabbalah ini sebagai sebuah 'akidah' dan
menolak dogma-dogma otoritas gereja katolik saat itu. Illuminati yang
berarti "tercerahkan" atau "penerangan" merupakan ordo yang lahir dari
'pemberontakan' terhadap seluruh konsep agama-agama yang telah mapan.
Adam
Weishaupt sendiri yang keturunan Yahudi dan dulunya seorang pendeta
Jesuit memutuskan untuk keluar dari lingkungan gereja lalu menimbulkan
penyelewengan 'akidah' dengan melahirkan doktrin-doktrin baru yang
berbasis kosmopolitan dan universalitas. Untuk menyebarkan doktrin ini,
Weishaupt kemudian membetuk jaringan konspirasi yang dikenal dengan
Luciferian Conspiracy serta Synagogue/church of Satan (gereja setan).
Dalam
film ini, simbol-simbol Illuminati dipertontonkan dengan sangat jelas
dan begitu norak. Seperti simbol Bintang (pentagram) terbalik yang
merefleksikan kepala Baphomet yaitu seekor kambing yang mereka sembah
dan sangat dikultuskan. Baphomet sendiri telah menjadi simbol utama
bagi para pengikut gereja setan sedari dulu.
Dalam
ceritanya ini, dikisahkan tentang 'jamaah' kuil empat ordo yang
memiliki sebuah "kitab mantra" berupa kitab sihir dengan tulisan Ibrani
yang penuh dengan praktik mistis. Sama halnya dengan Bani Israil yang
telah lama melakukan penyelewengan terhadap Taurat dan menggantinya
dengan Talmud yang jauh dari ajaran Tauhid Samawi. Hal tersebut
disebabkan karena etnis Bani Israil yang telah lama terpengaruh oleh
efek paganisme Mesir jauh hari sebelum diturunkannya Taurat.
Oleh
karena itu, setelah lama berinteraksi dengan pribumi yang masih
menganut budaya pagan, akhirnya Bani Israil terkontaminasi dengan
teologi setempat dan lambat-laun meninggalkan Millah Ibrahim.
Segolongan dari mereka kemudian terpengaruh untuk menyembah sesuatu
yang "nyata" dan hanya mau menyembah kepada zat yang dapat ditangkap
oleh panca indera saja. Maka tak ayal ketika dibebaskan Nabi Musa dari
rezim Fir'aun mereka lalu meminta Nabi Musa untuk membuatkan sebuah
"tuhan" sebagaimana "tuhan" yang disembah oleh kaum yang mereka temui
dalam sebuah perjalanan.
"Dan kami seberangkan Bani Israil ke
seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang
tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: "Hai Musa. buatlah
untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa
tuhan (berhala)" Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu Ini adalah kaum yang
tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)." (QS. Al-A'raf [7]: 138).
Hawa
nafsu yang dimiliki Bani Israil untuk menyembah berhala sudah tak
terbendung lagi, saat Nabi Musa meninggalkan mereka guna memenuhi
panggilan Allah untuk menerima wahyu di bukit Sinai selama 40 malam,
akhirnya di bawah pimpinan Samiri mereka mengumpulkan perhiasan emas
untuk dilebur dan dijadikan sebuah patung lembu yang nantinya akan
mereka sembah. Padahal saat itu Nabi Harun masih bersama mereka namun
tetap saja tidak dihiraukan.
Lembu memang suatu simbol yang sangat
penting dalam ritual kaum pagan, dalam film Sherlock Holmes ini,
pimpinan rahasia kuil empat ordo, Sir Thomas Rodrum, juga menggunakan
cincin emas yang berukirkan kepala lembu. Hingga akhirnya cincin itu
dirampas oleh Lord Blackwood saat ia membunuh Sir Thomas guna mengambil
alih kekuasaan ordo tersebut secara paksa.
Satu
lagi simbol paling penting bagi kaum pagan Fir'aun yang hingga kini
masih berdiri tegak di kawasan Gyza-Mesir, yaitu Pyramid dan Sphinx.
Pyramid adalah bangunan yang sengaja dirancang untuk menyimpan mumi
raja-raja Mesir, sedangkan Sphinx yang merupakan representasi dari
makhluk berbadan singa dan berkepala manusia berada tepat di depan
Pyramid seolah pintu gerbang yang menjaga Pyramid itu sendiri.
Dalam
film ini, simbol Pyramid muncul berkali-kali; seperti souvenir yang
terletak di meja kantor Sir Thomas dan ruang peribadatannya yang memang
"berkiblat" kepada simbol Pyramid dimana Pyramid tersebut juga "dijaga"
oleh Sphinx. Bedanya, Sphinx di sini terdiri dari empat unsur; yaitu
berkaki singa, berekor lembu, bersayap elang, dan berkepala manusia.
Jika
diamati, ujung Pyramid tersebut terdapat siratan cahaya yang mirip
dengan Pyramid pada logo uang satu dollar AS. Tiada lain itu adalah
simbol
all-seeing eye atau
eye of providence. Yaitu satu mata yang penglihatannya mencakup segalanya.
Satu
mata disinyalir sebagai sebuah simbol Lucifer yang sebagian lain
mengartikannya dengan "antikristus." Dalam Islam, antikristus berarti
dajjal, karena Rasulullah saw. sendiri telah memberitahu bahwa salah
satu ciri fisik yang paling menonjol dari dajjal adalah matanya yang
buta satu (
a'war) dan di jidatnya terdapat tulisan
ka-fa-ra.
Bagi penyembah setan, dajjal merupakan "gembong" yang paling super power. Betapa tidak? Karena dajjal –dengan
istidraj–
telah mengaku sebagai tuhan dan dapat membunuh maupun menghidupkan
sebuah kaum, ia juga dapat memberikan "surga" dan "neraka" kepada siapa
saja yang dikehendakinya. Lantaran itu pula, dajjal merupakan fitnah
(ujian) paling berat bagi umat manusia selama bumi ini diciptakan,
Rasulullah selalu mewanti-wanti umatnya agar dapat terhindar dari
fitnah dajjal ini, tiada orang yang dapat lolos dari tipuan dajjal
kecuali seorang mukmin sejati. Itulah sebabnya ia dinamakan dajjal,
karena secara bahasa "dajjal" berarti pembohong alias penipu.
Ajaran
setan yang diyakini oleh Adam Wishaupt ini kemudian diajarkan kepada
para Illuminatus, ia beranggapan bahwa setan bukanlah makhluk yang
hina, melainkan kekuatan yang melambangkan kejujuran, keberanian, dan
kebebasan. Paham satanisme ini merupakan bentuk evolusi kemanusiaan,
lambang kebebasan manusia, dan mencakup jaringan denyut kehidupan dunia
secara global. Oleh karena itu, setelah Illuminati melakukan infiltrasi
kedalam tubuh Freemasonry, pengaruhnya kian melebar ke kawasan Eropa
dan Amerika, ditambah lagi sokongan finansial dari Dinasti Rothschild
(keluarga bankir yahudi) yang menjadikan gerakan Illuminaty-Freemasonry
ini kian tak terbendung.
Lagi-lagi
kembali ke film Sherlock Holmes. Dalam kisahnya itu, Sherlock Holmes
setelah berpikir keras akhirnya berhasil memecahkan misteri pembunuhan
berantai yang dilakukan oleh Lord Blackwood. Holmes juga memaparkan
bahwa Sphinx disini diyakini sebagai pintu gerbang menuju sebuah
dimensi lain, yaitu dimensi penuh kekuatan tak terkira. Ia menyadari
bahwa Blackwood dalam pembunuhannya itu menggunakan sistem ritual
mistik yang telah lama diamalkan oleh kuil rahasia empat ordo semenjak
berabad-abad silam.
Holmes
juga mengatakan bahwa ordo ini merupakan sebuah kelompok persaudaraan
(fraternity) rahasia yang sedari dulu telah mengendalikan
kerajaan-kerajaan kuno serta mengadopsi kepercayaan dinasti Fir'aun.
Ordo ini memiliki sebuah perkumpulan sangat eksklusif dimana para
anggotanya mengenakan baju serba hitam dengan lambang bintang terbalik
(Baphomet) di dadanya.
Mirip
dengan tokoh antagonis dalam serial Detektif Conan dimana anggota
organisasinya berpakaian serba hitam dan memiliki nama samaran yang
diambil dari varian minuman keras seperti Vodka, Gin dan Vermouth.
Namun
film yang dibintangi oleh Robert Downey Jr. dan Jude Law ini tidak
hanya berhenti degan mempertunjukkan simbol-simbol Freemason seperti
Pyramid, Sphinx, Sun-God, Baphomet berikut ritualnya saja. Film ini
bahkan "menantang" umat manusia dengan mengutarakan misi mereka secara
gamblang, yaitu mengambil alih kuasa dunia dan menciptakan sebuah
tatanan dunia baru (New World Order).
Bagi penonton film yang
cuman
"sekedar" menonton, mungkin skenario film yang mengisahkan tentang
seorang penjahat yang ingin menguasai dunia terkesan sesuatu yang wajar
dan biasa-biasa saja. Tapi bagi pengamat teori konspirasi, film ini
tentu bukan saja tentang seorang penjahat yang akan dikalahkan seorang
jagoan. Film ini sudah kelewat eksplisit dalam menjajakan teori
globalis mereka. Simbol-simbol yang digunakan, momentum yang dilakukan,
kepercayaan yang dianut, serta slogan-slogan konspirasi yang sangat
"telanjang" itu tidak menunjukkan kepada hal lain kecuali kepada sebuah
konklusi bahwa film ini adalah film Freemasonry-Illuminaty, dan film
ini merupakan film globalis-konspiratif.
Bagaimana tidak? Lord
Blackwood dalam adegannya dengan terang-terangan menyatakan ambisinya
untuk merombak dunia dan menciptakan sebuah tata dunia baru dengan
slogan-slogan Freemason seperti
"We will remake the world" atau
"A new order begins now…"
Jika
dirujuk, ternyata doktrin ini juga terdapat dalam uang satu dollar AS
dan termaktub secara jelas dengan slogan berbahasa latin "Novus Ordo
Seclorum" yang berarti "New World Order." Ini adalah misi kaum globalis
untuk menjadikan dunia ini di bawah kendali mereka. Menjadikan dunia
ini sebagai sebuah "great empire" dengan satu pimpinan (E Pluribus
Unun) yang tanpa batasan negara, budaya maupun agama. Semuanya serba
global dan plural.
Jika
ditelaah, kenapa slogan-slogan Freemason tersebut dapat "merembet" ke
dalam pecahan satu dolar Amerika? Hal tersebut tidak lain karena uang 1
dolar AS ini sebenarnya dirumuskan dan disahkan oleh sebuah tim khusus
yang terdiri dari Benyamin Franklin, Thomas Jefferson, John Adam dan
Pierre du Simitiere yang semuanya adalah anggota Freemason tingkat
ke-33.
Mereka adalah pengikut Adam Weishaupt yang telah terdoktrin
oleh dogma-dogma Illuminatinya sehingga tak heran jika mereka
memasukkan logo-logo Kabbalis-Illuminatis berikut buku karya Adam
Weishaupt yang berjudul "Novus Ordo Seclorum" sebagai slogan utama
dalam pecahan satu dolar tersebut. Itu artinya, bahwa infiltrasi
Freemason ke dalam pemerintahan Amerika sudah lama bercokol kuat dan
menjadi motor penggerak negara adikuasa tersebut.
Lebih
jauh dari itu, di dasar simbol pyramida tersebut tertuliskan
"MDCCLXXVI" yang berarti tahun "1776" yaitu tahun dimana Adam Weishaupt
menyelesaikan penulisan buku tersebut tepatnya pada tanggal 1 Mei 1776.
Dalam buku yang disusun selama lima tahun oleh Weishaupt itu, ia
menggagaskan di dalamnya tentang konsep, doktrin dan teori sebuah
pemerintahan global. Bahkan jika diteliti satu-persatu simbol yang
terdapat dalam uang satu dollar AS akan ditemukan tentang pesan rahasia
yang sangat mengagetkan, seperti logo burung phoenix yang membawa panah
dan daun berjumlah 13, bintang yang berjumlah 13 dan membentuk
titik-titik heksagram (bintang David), slogan
"Annuit Ceoptis" (limpahan karunia) dan
"E Pluribus Unun" (satu pemerintahan dunia) yang juga terdiri dari 13 huruf, dll. yang semuanya memiliki falsafah konspirasi tersendiri.
Apa
yang dikatakan Blackwood dalam film ini sesungguhnya bukan sekedar
fiksi semata, kaum globalis-pluralis saat ini memang telah merencanakan
hal itu secara matang dan teroganisir. Bahwa dunia ini akan dijajah
sehingga mereka membungkuk ketakutan, perang saudara akan diciptakan
sehingga membuat mereka semakin lemah, lalu ketakutan itu akan
dijadikan sebagai senjata untuk mengendalikan mereka.
Dalam cerita
ini, Blackwood menggunakan kekuatan "magisnya" untuk melindungi para
pengikutnya yang loyal, ia bahkan tak segan-segan membunuh Standish
–salah satu anggota ordo– yang menolak untuk tunduk di bawah
kekuasaannya. Selain itu, untuk melancarkan misinya ini ia memanfaatkan
kekuatan polisi. Ia juga ingin mengambil kontrol parlemen Inggris
sebagai langkah awal untuk mendominasi kontrol dunia.
Dalam
dunia nyata, terdapat beberapa langkah kongkrit yang diambil oleh kaum
globalis dalam rangka mewujudkan ambisi mereka ini; Pertama dengan
mengendalikan sistem moneter dunia dalam satu kantong besar seperti IMF
atau Bank Dunia sehingga akan tercipta ketergantungan yang sadis
terhadap lembaga ini yang dengan itu pula mereka mampu membuat
kembang-kempis nafas sebuah negara dengan mudah. Bahkan salah satu
ucapan Rotschild yang masyhur adalah;
"Give me control over a nations economic, and I don't care who writes its laws." (Beri aku kesempatan untuk mengendalikan ekonomi suatu bangsa, dan aku tidak akan pedulikan siapa yang berkuasa).
Kedua,
setelah tonggak keuangan dapat dikuasai, maka mereka akan menciptakan
krisis demi krisis yang akan terus dibina hingga menjadikan sebuah
kekacauan super hebat yang terus berkepanjangan. Dari sinilah muncul
puncak histeria ketakutan tersebut, dan tentunya, orang yang ketakutan
akan mudah dikendalikan layaknya sapi yang dicocok hidungnya. Maka pada
titik ini sangat mudah bagi mereka untuk mengeruk kekayaan sebuah
negara, sangat gampang bagi mereka untuk interfensi dalam menentukan
kebijakan politik, ekonomi, dan isu sosial-budaya sebuah negara. Dan
tentunya sangat enteng sekali bagi mereka untuk menanamkan paham
Sekular, Plural, Liberal dalam lini kehidupan sebuah bangsa.
Ketiga,
pembentukan paradigma dan ideologi publik melewati media massa, pers,
dan industri hiburan baik musik maupun perfilman kepada sebuah central
object yang mereka kehendaki. Maka lihat saja saat mereka membuat
rekayasa 9/11 dan menyebutnya sebagai tindakan "Islam Teroris" tak
heran jika seluruh dunia serempak turut menyahutnya dengan
"Aaaamiiin…"
Perhatikan
saja bagaimana dunia dibuat seolah "beriman" bahwa kiamat benar-benar
akan terjadi pada tahun 2012 hanya gara-gara sebuah film yang mereka
blow-up dengan begitu antusiasnya. Dan saksikan saja bagaimana mereka
sangat
concern menciptakan dunia hiburan penuh kamuflase yang
dapat membuat pemuda-pemudi menjadi "generasi sampah" dan terus
terlelap dalam mimpi indah mereka. Semua itu mereka lakukan sebagai
wujud dari
mind control yang merupakan bentuk halus dari sebuah hipnotis massal.
Jangan
dilupakan juga bahwa film Sherlock Holmes ini adalah produksi Warner
Bros, dimana Jack Warner –salah satu pendiri Warner Brothers– dan juga
Louis B. Mayer (MGM), dan Darryl Zanuck (20th Century Fox) adalah
orang-orang Freemason yang memiliki industri perfilman terbesar di
Holywood. Warner Bros juga-lah yang mengangkat serial sihir Harry
Potter yang penuh kontroversi itu ke layar lebar.
Selain
langkah-langkah di atas, para globalis juga memiliki planning terkejam
berwujud "depopulasi penduduk" yang diaplikasikan dengan menciptakan
sejumlah perang dunia dan menciptakan virus-virus mematikan yang
sengaja mereka buat untuk mengurangi jumlah "manusia kelas rendah" dan
menjadikan dunia ini sebagai tempat bagi "manusia pilihan" saja. Oleh
karenanya tidak menutup kemungkinan jika mereka akan menggulirkan
perang dunia ke-III dengan poin konflik perebutan tanah Palestina,
Irak, Afghanistan yang akan memicu clash antara Arab dan Barat. Tidak
heran pula jika variasi virus baru –seperti flu burung dan flu babi–
terus bermunculan di negara-negara miskin.
Kaum globalis sebenarnya
bukanlah murni penganut Yahudi, mereka jauh lebih sesat daripada Yahudi
yang telah sesat itu. Yahudi dan Kristen Ortodoks sebenarnya memiliki
keserupaan teologi, bahwa mereka masih mengakui adanya Tuhan Yang Maha
Esa, namun mereka kemudian tersesat ketika mengatakan bahwa 'Uzair
(Ezra) dan Isa (Yesus) adalah anak Tuhan. Mereka juga terkunci hatinya
karena tidak menerima Risalah Muhammad saw. meskipun hal itu telah
termaktub jelas di dalam Taurat dan Injil mereka.
Itulah sebabnya mereka dinamakan dengan
"Ahlu Kitab",
dimana syariat Islam memiliki beberapa hukum khusus berkaitan dengan
musyrik ahli kitab ini. Namun sekarang Yahudi dan Nasrani yang kita
kenal sungguh berbeda, banyak diantara mereka yang jauh lebih tersesat
dan keluar dari "akidah" Ahlu Kitab. Mereka tidak lagi menyembah Tuhan
Yang Maha Esa, tapi beralih menyembah Lucifer, Baphomet, Sun-God atau
bahkan menjadi seorang Atheis yang sama sekali tak bertuhan. Lalu
timbullah "tarekat-tarekat" sempalan seperti Freemasonry dan Zionisme
yang bahkan orang Yahudi Ortodoks sendiri mengecamnya.
Dari sini kita dituntut untuk proporsional dalam menilai Yahudi sebagai Ahlu Kitab, atau Yahudi sebagai
Ahlu Dzimmah atau Yahudi sebagai
Kafir Muharib,
atau Yahudi sebagai Zionis. Namun apapun itu, yang namanya Yahudi tetap
saja Yahudi, mereka adalah musuh bersama umat Islam. Hal inilah yang
seharusnya menjadi koreksi utama bahwa musuh utama kita bukanlah sesama
muslim yang hanya berbeda madzhab, ormas maupun partai saja. Namun
common enemy
kita sebagai umat Islam adalah jelas, yaitu semua yang memusuhi Islam
baik itu Yahudi, Nasrani, Freemasonry, Illuminati, atau apa sajalah
namanya persekutuan itu selama mereka menimbulkan kerusakan di muka
bumi dan menciptakan permusuhan terhadap Islam.
Konspirasi globalis memang bukanlah isapan jempol dan ia benar-benar terjadi dalam dunia nyata. Kumpulan organisasi sejenis
Bilderberg, Trilateral Commission, Bohemian Club, Round Table Groups
dan sebagainya adalah beberapa klub yang memiliki misi generik yang
sama dalam mewujudkan "Tata Dunia Baru". Namun hal tersebut tak perlu
membuat kita menjadi tidak pede dan memandang mereka begitu dahsyat dan
sangat
"wah!". Lalu ketika ada sesuatu terjadi langsung
diklaim sebagai "konspirasi," sedikit-sedikit "Yahudi," ada ini-itu
"Freemasonry." Tentu ini adalah sikap permisif yang terkesan
minder menghadapi realita.
Sehebat
apapun propaganda mereka sesungguhnya tak lebih dari sebuah makar setan
yang lemah seperti sarang laba-laba. Bukan salah Yahudi jika kita
terjebak dalam umpan mereka, bukan salah setan jika manusia terhasut
oleh bujukannya. Itu memang sudah menjadi pekerjaan iblis untuk terus
menyesatkan, menjerumuskan dan mencelakakan manusia. Bagi kita umat
Islam, jihad melawan hawa nafsu adalah lebih berat dan lebih utama
dibanding jihad melawan musuh di medan perang. Lalu, bagaimana mungkin
kita menaklukkankan pasukan dajjal jika mengalahkan diri sendiri saja
belum mampu?
Sumber : Eramuslim.com
http://misteri-us.blogspot.com/2010/06/mengupas-konspirasi-freemason-dalam.html