toko-delta.blogspot.com

menu

instanx

Tampilkan postingan dengan label iqnatius muk kuang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label iqnatius muk kuang. Tampilkan semua postingan

Rabu, 12 November 2008

Positive Habit Development !

Oleh : Ignatius Muk Kuang*


Masih ingatkah anda saat pertama kali belajar mengendarai motor atau mobil ? Pada awalnya memang begitu sulit, dan belum terbiasa. Anda mungkin harus terus memikirkan sudah gigi berapa ya motor saya, sudah dekat lampu merah maka harus rem, melihat lampu spion jika ingin masuk jalur kanan atau kiri. Semua hal diatas masih dilakukan atas perintah otak kita. Tapi seiring berjalan waktu dan tiap hari harus mengendarainya maka dengan sendirinya hal tersebut menjadi sebuah habit(kebiasaan).

Ayah saya selalu mengatakan bisa dan biasa adalah dua hal yang berbeda. Anda mengatakan bisa mengendarai motor, tapi mungkin anda tidak terbiasa dengannya. Tapi jika anda biasa mengendarai motor otomatis anda bisa. Hal yang perlu dikembangkan dalam hidup anda adalah habit-habit yang positif untuk mendapatkan hasil yang positif

Catherine Levison (Book Author and Presenter to parenting and educational audiences) dalam artikelnya "The Power of Habit" mengatakan Habit merupakan salah satu dari sekian banyak elemen yang dapat menentukan kesuksesan anda. Anda harus mampu mengidentifikasi mana yang good habit dan mana yang bad habit. Sebagai contoh, bayangkan apabila anda lebih memilih tidur sepanjang hari tanpa melakukan apa-apa, coba analisa apa pengaruh secara langsung maupun tidak langsung pada studi anda, pekerjaan anda, dan masa depan anda. Jika disadari bahwa hal tersebut tidak memberi kontribusi yang positif untuk anda dan orang lain, maka sikap perubahan ke habit yang baru harus mulai dilakukan. Mengubah kebiasaan memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. Catherine mengatakan membentuk habit baru membutuhkan kurang lebih 6 minggu selama anda benar-benar konsisten menjalankannya.

Habit adalah sesuatu yang tidak dapat anda lihat secara fisik tapi dapat anda rasakan dampaknya bagi kehidupan anda. Habit dibentuk ketika anda terus menerus mengulang suatu aktivitas sampai anda menjadi terbiasa.Menciptakan good habit dapat memberikan perbedaan yang signifikan dalam hidup anda, mulai dari hal yang sangat kecil seperti menjadwalkan kegiatan rutin anda maka lama kelamaan anda terbiasa dengan hidup yang teratur.

Banyak orang mengatakan saya sudah mencoba untuk mengubah kebiasaan buruk saya, tapi saya tidak bisa. Permasalahannya adalah bukan karena anda sudah coba atau tidak, tapi sudah berapa kali anda berusaha dan mencoba untuk mengubah habit itu. Segala sesuatunya harus dimulai dari tekad anda dan komitmen yang kuat untuk mengubah habit ke arah yang positif.

Karir, studi, bisnis, kesuksesan, hubungan dengan sesama, semua hal ditentukan dari habit yang anda kembangkan. Tinggal bagaimana anda memilih habit yang mau dikembangkan apakah itu positif atau yang negatif. Jadi mulai ubah habit anda ke arah yang lebih positif mulai detik ini.

“When you change your habit, you change your life”.

Salam sukses!

*Ignatius Muk Kuang: Bachelor Degree from Bina Nusantara University, (2003-2004) President of Bina Nusantara English Club. (2003) Indonesia Representative as Adjudicator in World Universities Debating Championship, Singapore. Trainer and Speaker: Motivation-Self Development, etc. Associate Trainer (Freelance) for Debating, Public Speaking, etc. Invited Jury/Adjudicator for various English tournaments. Actively write some articles related to people-development. Email: mukkuang@yahoo.com & writer_imk@yahoo.com

Maximize Yourself

Oleh: Ignatius Muk Kuang


Bagi anda pecinta basket, saya kira sudah sangat paham betul aturan permainan di dalamnya. Untuk mendapat 3 point dalam satu kali lemparan, sang pemain harus melempar di luar garis 3 point yang ada. Logikanya pemain tersebut harus melempar lebih kuat jika ingin memasukkan bola ke dalam keranjang dibandingkan dia ada di dalam garis tersebut. Contoh lain adalah pemain golf, apabila dia ingin memasukkan bola ke dalam hole yang letaknya lebih jauh maka otomatis dia harus mengayunkan stick golfnya lebih kencang.

Hal serupa terjadi dalam hidup anda, jika ingin mendapat hasil yang optimal sesuai harapan anda, maka konsekuensinya anda harus mau dan mampu memaksimalkan kemampuan anda. Banyak orang memiliki perspektif yang salah, di mana mereka mau mendapat hasil yang maksimal tapi enggan untuk memaksimalkan potensi dirinya sendiri. Saya ingat sebuah pepatah mengatakan “Apa yang kau tanam itulah yang akan kau tuai” Sangatlah adil memang jika anda mengeluarkan usaha yang begitu minim, maka mendapat hasil yang minim pula. Usaha yang dikeluarkan sangat maksimal, maka hasilnya pun akan maksimal.

Maksimal yang seperti apa yang seharusnya dilakukan? Apakah harus bekerja terus menerus sampai anda kelelahan? Atau kerja keras tanpa menghiraukan waktu? Setiap orang mungkin memiliki pandangan yang berbeda dan sah-sah saja, tapi salah satu yang cukup efektif untuk dilakukan adalah memaksimalkan potensi diri khususnya talent (bakat) yang anda miliki.

Setiap manusia diciptakan Tuhan memiliki talent yang berbeda, ada yang mahir dalam dunia musik, pandai dalam ilmu eksakta, paham dengan dunia programing, mahir dalam olahraga, atau bidang lainnya. Tidak ada manusia diciptakan tidak memiliki sebuah talent, jika ada yang mengatakan “Saya tidak memiliki talent” maka orang tersebut bukannya tidak ada melainkan belum mencari dan menggali lebih dalam. Anda harus mengidentifikasi sendiri apa yang menjadi kegemaran anda, dan pada bidang apa anda merasa dapat lebih maksimal dibandingkan dengan bidang yang lain. Jika anda sudah menemukan, mulailah untuk dikembangkan dan dimaksimalkan.

Tidak ada manusia yang diciptakan memiliki talent yang lebih dibanding yang lain, tidak ada talent yang porsinya lebih besar di antara manusia. Menurut saya semua hal tersebut diberikan dalam ukuran yang sama. Yang membedakan adalah apakah anda mau memperbesar dan memaksimalkan talent anda tersebut atau hanya membiarkannya saja. Deretan orang sukses dibidangnya masing-masing seperti Bill Gates, Beethoven, Michael Jordan, bukan semata-mata karena mereka memiliki talent lebih dari anda, tapi mereka mau memaksimalkan talent tersebut.

Saya pernah membaca sebuah artikel yang menggambarkan sebuah perumpamaan seperti ini: bayangkan sebuah kolam air yang tenang, jika anda ingin membuat gelombang di antaranya anda harus melemparkan batu yang cukup besar ke dalamnya. Apabila kerikil yang anda lempar maka gelombang yang dihasilkanpun kecil. Membentuk Batu besar atau batu kerikil tergantung dari anda apakah mau memaksimalkan potensi anda menjadi sebuah batu besar atau cukup dengan kerikil saja. Jika anda mau menciptakan gelombang yang lebih besar dalam hidup anda, anda tahu batu mana yang diperlukan. You will never grow if you never maximize yourself.

Salam sukses!

Ignatius Muk Kuang : (2003-2004) President of Bina Nusantara English Club.(2003) Indonesia Representative as Adjudicator in World Universities Debating Championship, Singapore. Speaker : Motivation-Self Development, etc. Trainer (Freelance) for Debating, Public Speaking, etc. Invited Jury/Adjudicator for various English tournaments. Actively write some articles related to people-development. Email : mukkuang@yahoo.com / writer_imk@yahoo.com

Sabtu, 08 November 2008

Sponge: Clean or Dirty?

Oleh: Ignatius Muk Kuang


Mendengar kata 'Sponge' (Spons) apa yang terlintas pertama kali di benak Anda?

Umumnya banyak yang langsung mengkorelasikan dengan ‘spongebob’ sebuah serial kartun yang digemari di kalangan anak-anak, tetapi ada pula yang mengatakan sebagai sebuah alat/media untuk membersihkan sesuatu.

Terlepas dari itu semua yang menarik dari alat ini adalah, jika kita meletakkan sebuah spons di sebuah wajan berisi air dan sebagian besar dari air dalam wajan tersebut akan diserap oleh spons. Sesuatu yang pernah atau mungkin sangat sering anda perhatikan. Bila Anda memasukkan air yang bersih di dalam wajan, maka yang diserap juga air yang bersih, tetapi sebaliknya jika air kotor yang ada di dalam wajan maka yang diserap oleh spons tersebut juga air kotor.

Manusia pada prinsipnya kurang lebih sama dengan filosofi sebuah spons. Setiap individu adalah spons. Manusia memiliki kemampuan untuk menyerap dan menerima informasi, berita dan menyimpannya dalam memori pikiran. Yang membedakan adalah informasi negatif atau positif yang ingin diserap. Sama halnya spons tadi mau menyerap air yang bersih atau air yang kotor. Semuanya yang menentukan adalah Anda sendiri.

Lalu apa sih informasi positif dan informasi negatif itu?

Negatif ketika informasi itu membuat Anda khawatir, ragu, bimbang, takut untuk mengambil langkah ke depan. Sebut saja contoh yang paling mudah ketika kita sering membaca berita kriminalitas akhirnya menjadi sangat takut akan menjadi korban, senang sekali mendengar berita kegagalan orang lain dan menyebarkannya kembali tanpa menggali apa penyebab kegagalan orang lain, mau dan dengan rela diberitahu kalau Anda tidak bisa sukses.

Apa yang akan terjadi kalau informasi ini terus menerus Anda serap dan sebarkan lalu Anda serap lagi informasi negatif yang lain? Anda bisa bayangkan kalau spons terus menerus menyerap air kotor dan diperas lalu menyerap air kotor lagi. Betapa kotornya spons itu !

Bagaimana dengan otak serta pikiran kita kalau secara kontiniu mendengar hal yang tidak akan membuat kita menjadi lebih baik.

Jadi salahkah kalau mendengar informasi negatif? Tidak ada yang salah! Salah ketika kita tidak mau melihat apa yang menyebabkan ini bisa menjadi negatif. Salah ketika kita terus menerus mendengar hal yang negatif sepanjang hidup tanpa mau membuka telinga untuk hal yang positif.

Positif ketika informasi itu bisa memberi semangat hidup, menginspirasi anda untuk mengambil sebuah action, menambah wawasan berpikir Anda. Contoh paling mudah adalah kalau menghadiri sebuah seminar, membaca buku pengembangan kepribadian, mendengar kisah sukses orang ternama, semua hal itu bisa memberikan nilai tambah dalam diri Anda.

Saya teringat sebuah tagline di salah satu iklan yang mengatakan demikian "Buku yang Anda baca akan menentukan masa depan Anda". Jika menyerap air kotor ketika diperas airnya pun kotor. Jika anda membaca, mendengar dan menjalankan hal yang positif, hasilnya pun positif.

Jadi mau dimasukkan ke wajan air bersih atau kotor spons Anda?

Salam Sukses!
LIFE INSPIRATION
“Think and Act like a Winner”


* Ignatius Muk Kuang adalah seorang trainer, speaker (Motivation, Self-Development, Salesmanship, Presentation, Public Speaking) dan aktif menulis artikel tentang pengembangan diri. Ia dapat dihubungi di email: mukkuang@yahoo.com

This is Your Game

Oleh: Ignatius Muk Kuang


Permainan catur sudah saya kenal sejak saya masih berusia 6 tahun. Permainan di atas papan hitam dan putih ini membuat saya ingin terus bermain karena sangat menantang, penuh dengan strategi dan selalu bermain dengan pola pikir yang taktis. Meskipun saya tidak bisa dikatakan Grand Master untuk permainan ini, tapi saya mulai menyenangi permainan ini sejak saya masih kecil. Sebenarnya hidup ini sama seperti papan catur yang dimainkan.

Jika kita cukup smart dalam memainkannya, kita bisa menang. Jika kita terlalu cuek memainkannya, besar kemungkinan kita akan kalah. Jika kita membiarkan orang lain mendikte kita dalam bermain, maka kita telah membiarkan orang lain mengontrol kita dari sejak awal bermain.

Terlalu cuek, masa bodoh, tidak peduli, malas berpikir dan berusaha dalam hidup, semua sikap mental tersebut jika terus menerus dipelihara hanya akan membawa seseorang pada kondisi kemunduran.

Jika yang terjadi memang demikian, kita tidak mendapatkan ‘poin’ dan akan kalah dalam hidup ini. Ketika seseorang mulai menggantungkan hidup ini kepada orang lain tanpa sedikit pun kontrol yang dipegang, maka bukan lagi orang tersebut yang menentukan masa depan diri sendiri, melainkan orang lain yang menentukan ke mana dia akan pergi.

Seseorang harus menjadi nahkoda bagi kapal hidupnya sendiri, bukan pihak lain. Hal ini bukan semata-mata harus bekerja seorang diri dan tidak memperdulikan komunitas sekitar, tetapi proses kerjasama dan belajar dari orang lain tetap berjalan sejauh yang memegang kendali hidup diri sendiri.

Greg Hickman dalam artikelnya yang berjudul "Taking Charge and Taking Off", mengatakan "If you truly want to put some real power into your performance, you first need to understand who’s in charge of running your life. Just in case you haven't figured it out by now, that someone is YOU!".

Jika Anda ingin meletakkan kekuatan besar dalam kinerja Anda, Anda harus ketahui siapa yang bertanggung jawab dalam hidup Anda. Apabila Anda belum menemukannya, orang tersebut sebenarnya adalah Anda sendiri.

Karena hidup ini merupakan game bagi setiap orang, maka sudah seharusnya setiap individu bertanggung jawab penuh dalam proses perjalanan hidup masing-masing. Play your own game. Yang menentukan seberapa jauhnya langkah Anda untuk maju, adalah Anda sendiri lewat kerja keras, komitmen, sikap mental yang positif.

Siapa yang menentukan apakah Anda dapat sukses?
Siapa yang menentukan apakah Anda dapat menjual produk lebih banyak?
Siapa yang menentukan apakah akan sukses dalam karir Anda?
Jawabannya sangat sederhana, yaitu Anda!

So, it's the time to give scores in your life because this is your game!

Salam Sukses!

* Ignatius Muk Kuang: Trainer, Speaker (Motivation, Self-Development, Salesmanship, Presentation, Public Speaking) Actively write some articles related to People Development. Email: mukkuang@yahoo.com

Selasa, 04 November 2008

Challenge Yourself

Oleh: Ignatius Muk Kuang


Kejadian 1
Seorang salesperson di awal bulan diberi target untuk menjual 10 unit produk oleh atasannya, tapi salesperson tersebut merasa agak sulit menerimanya karena memang kondisi ekonomi yang ada sedang agak tidak stabil. Lalu si salespersonberkata, "Waduh Pak, jualan lagi susah, targetnya jangan besar-besar ya. Lima unit aja deh, Pak. Itu aja syukur sekali bisa terjual 5. Ok, Pak?”

Kejadian 2
Salespersondi awal bulan yang sama diberi target untuk menjual 10 unit oleh atasannya, dan salespersontersebut langsung menerimanya (senang ataupun tidak senang dengan target yang diberikan salespersontetap mengambilnya karena menganggap sebagai bentuk tanggung jawab).

Kejadian 3
Masih di awal bulan yang sama, salespersonyang lain juga diberi target yang sama yaitu menjual sebanyak 10 unit, dan mengambil tanggung jawab yang diberikan oleh atasannya. Tetapi dalam benak salespersonberkata, "Saya seharusnya bisa jual lebih dari 10 unit, target personal saya 12 unit, karena saya optimis bisa menjual lebih banyak."

Ketiga salespersontersebut diberikan sebuah tantangan yang sama, hanya respon yang diberikan berbeda. Ada 3 tipe manusia dalam merespon sebuah tantangan, yaitu:

1. Fear (Takut)
2. Face (Hadapi)
3. Create (Ciptakan)

Banyak orang ketika tantangan diberikan merasa tidak mampu dan akhirnya menurunkan standard yang diberikan. Takut bahwa tantangan tersebut tidak tercapai. Meskipun sudah ada orang yang mempercayai bahwa dia mampu, tapi kepercayaan dirinya belum muncul sehingga lebih memilih untuk tidak mengambil tantangannya. Inilah yang terjadi pada cerita pertama di mana salespersontersebut menawar target yang diberikan agar menjadi lebih kecil.

Tipe manusia yang kedua lebih baik dari yang pertama, karena dia mengambil tantangan yang diberikan, meskipun secara personal tidak terlalu senang tapi tetap akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi targetnya.

Tipe ketiga adalah yang cukup langka dan jauh lebih baik dari semuanya yaitu mereka yang mau menciptakan tantangan dalam hidupnya. Umumnya mereka merasa bisa lebih dari apa yang diberikan. Apakah ini sebuah sikap arogan? Tergantung bagaimana cara pandang orang. Mari lihat dari sisi yang positif. Salesperson pada cerita ketiga tetap menerima target yang diberikan perusahaan, tapi secara pribadi dia juga berhak punya targetnya sendiri, dan luar biasanya dia optimis mampu menjual lebih banyak. Dia merasa dengan menciptakan tantangan dalam diri akan lebih merasa termotivasi dan semakin antusias untuk mengejar target.

Anda termasuk golongan yang mana?

Salam Sukses!

* Ignatius Muk Kuang: Trainer, Speaker (Motivation, Self-Development, Salesmanship, Presentation, Public Speaking) Actively write some articles related to People Development. Email : mukkuang@gmail.com

NO REGRET!

Oleh: Ignatius Muk Kuang


Anda pasti sangat akrab dengan istilah "Nasi sudah menjadi Bubur". Artinya segala sesuatu sudah terjadi, dan terlambat jika kita menyesali.

Manusia seringkali menyesali tindakan yang sudah dilakukannya kalau hasilnya negatif.
Sebut saja contohnya seseorang yang sudah menginvestasikan sejumlah uangnya untuk bisnis, dan ternyata bisnisnya tidak berhasil, akhirnya dia menyesali. "Kalau saja uang itu saya depositokan, Kalau saja uang itu saya biarkan saja di bank", pasti tidak akan seperti sekarang kondisi saya.

Kalau hasil yang diterima sekarang kurang memuaskan atau diluar harapan, saat itulah manusia memiliki kecenderungan menyesali tindakan yang diambilnya dimasa yang lalu.
Menyesal karena tidak serius sewaktu di bangku pendidikan, Menyesal karena harus meninggalkan karir profesional dan menjadi entrepreneur, Menyesal karena ganti profesi, Menyesal karena pindah tempat kerja, Menyesal tidak mengambil proyek besar, Menyesal tidak mengambil kesempatan yang ditawarkan dan masih banyak penyesalan lainnya yang sebetulnya tidak akan membawa dampak positif bagi kita.

Sekarang apa untungnya bagi Anda jika menyesal?
Apakah Anda bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaiki keputusan Anda?

Jika Anda tidak mendapat apa-apa atau tidak bisa kembali ke masa lalu, alihkan fokus Anda menjadi Apa yang harus dilakukan sekarang dengan kondisi yang ada.
Anda tidak bisa mengubah masa lampau, tapi Anda bisa melakukan yang terbaik hari ini untuk mewujudkan masa depan sesuai keinginan Anda.

Banyak orang tidak mau menyesal untuk kedua kalinya, dan mereka umumnya mulai berhati-hati dalam mengambil setiap keputusan. Apakah Anda termasuk golongan ini?
Apapun jalan yang Anda ambil adalah keputusan Anda, asalkan jangan sampai karena terlalu berhati-hati Anda tidak mengambil tindakan apa-apa. Dan inipun nantinya akan membawa penyesalan kepada Anda di masa yang akan datang "Kalau saja saya ambil keputusan di masa lalu, Kalau saja saya agak berani memutuskan apa yang harus saya lakukan", pasti tidak akan seperti sekarang kondisi saya.

Jadi Anda seharusnya memiliki gambaran bahwa apapun yang Anda lakukan atau tidak Anda lakukan memungkinkan Anda menyesal jika hasil yang diterima tidak memuaskan.
Apapun keputusan yang Anda ambil, lakukanlah yang terbaik untuk saat ini. Tidak ada kata penyesalan. Yang ada hanya kata pembelajaran dan perjuangan.
Fight for your better future, No Regret for the past.

Salam Sukses!
Ignatius Muk Kuang
“Think and Act like a Winner”


* Ignatius Muk Kuang adalah seorang trainer, speaker (Motivation, Self-Development, Salesmanship, Presentation, Public Speaking). Ia dapat dihubungi di: mukkuang@gmail.com.

AIM HIGH

Oleh: Ignatius Muk Kuang

"Bercita-citalah setinggi langit." ~ Pepatah Bijak

Kalimat ini sangat populer di telinga saya sejak masih SD. Dari dulu sebenarnya anak-anak sudah diajarkan secara tidak langsung untuk bermimpi besar, bercita-cita yang tinggi.

Tapi seiring berjalan waktu, dan semakin dewasa seseorang justru yang terjadi malah sebaliknya. Banyak orang justru tidak berani lagi bercita-cita setinggi langit saat ini, apalagi melihat situasi dan kondisi yang ada di lingkungannya, melihat keterbatasan dirinya, dan kekurangan lainnya yang dianggap sudah sangat tidak memungkinkan lagi untuk mempunyai tujuan yang besar.

Mengapa Anda menjadi khawatir menetapkan tujuan yang besar?

Apa yang membuat Anda takut untuk menetapkan target yang tinggi?

Ada yang mengatakan, "Untuk apa punya tujuan besar, nanti kalau tidak tercapai bisa stres. Istilahnya kalau mimpi sampai lantai 10 kalau tidak terjangkau dan jatuh akan sangat sakit sekali."

Dulu saya juga berpikir demikian, tapi kalau tidak pernah punya tujuan besar rasanya lebih menyedihkan karena tidak tahu harus mengejar apa dalam hidup ini.

Pikiran saya kalau tidak bisa sampai lantai 10, dan jatuh setidaknya nanti ada di lantai 9 atau 8. Daripada saya bermimpi di lantai 2 dan jatuh di lantai 1, kenapa tidak sekalian tinggi mimpinya.

Kemudian kembali saya berpikir, mengapa harus membayangkan akan jatuh dulu, mengapa harus membayangkan akan tidak tercapai? Mengapa tidak berpikir, kalau nanti tercapai apa tindakan selanjutnya?

Jadi fokus utama pemikiran kita akan mempengaruhi keputusan kita untuk menentukan tujuan. Jika fokusnya negatif maka kecenderungan tujuannya akan tidak besar, begitu pula sebaliknya jika fokus Anda positif maka tujuan yang akan Anda buat akan lebih tinggi.

Jangan pernah mau membatasi diri Anda oleh siapa pun, dan dalam kondisi apa pun. Buang semua fokus negatif, hambatan yang ada dalam pikiran, karena ini yang akan membuat Anda menghentikan atau mematikan tujuan besar dalam hidup Anda. Lakukan suatu yang luar biasa untuk hidup Anda.

If You Can Aim High, Why You Should Aim Low?

Salam Sukses!

* Ignatius Muk Kuang adalah seorang trainer, speaker (motivation, self-development, salesmanship, presentation, public speaking). Ia dapat dihubungi di email : mukkuang@gmail.com atau blog: http://ignatiusmk.blogspot.com

Rabu, 29 Oktober 2008

MENJADI HERO ATAU LOSER?

Oleh: Ignatius Muk Kuang

Judul di atas terinspirasi oleh sebuah pertanyaan yang diberikan kepada finalis Putri Indonesia 2007 di bagian akhir kompetisi tersebut. “Apa perbedaan seorang pahlawan dengan seorang pengecut?” begitulah kira-kira pertanyaannya. Sebuah pertanyaan yang sangat sederhana dan cukup menarik bagi saya pribadi.

Saya rasa hampir setiap individu berharap dapat menjadi seorang pahlawan dan bukan malah menjadi seorang pengecut di masyarakat. Tidak ada yang terlahir dan ingin menjadi seorang yang pengecut, justru sebaliknya ingin menjadi figur pahlawan. Pahlawan tentu tidak selamanya harus sama persis seperti para pejuang dulu dengan membawa bambu runcing dan membela negara ini, melainkan seseorang bisa menjadi pahlawan bagi dirinya dan orang lain.

Ketika seseorang berjuang untuk dirinya sendiri, tidak menyerah akan keadaan yang sedang menimpa dirinya, terus berupaya meraih apa yang menjadi impiannya, dan merdeka atas belenggu negatif yang mengikat dirinya, maka saat itu ia menjadi pahlawan bagi dirinya.

Ketika seseorang berani mengungkap sebuah kebenaran untuk kebaikan banyak orang, berani bertindak untuk sesuatu yang positif bagi sekitarnya, menginspirasi banyak orang lewat karyanya, dan memberi nilai yang berharga untuk pertumbuhan orang lain, maka saat itu ia pun menjadi pahlawan bagi orang lain.

Lalu, bagaimana dengan mereka yang masuk ke dalam golongan pengecut?

Sekali lagi, mereka tidak dilahirkan seperti itu dan otomatis menjadi orang yang pengecut. Akan tetapi mengapa tercipta golongan ini, karena pilihan yang mereka ambil sendiri. Menjadi berani atau tidak, mau merdeka atau tidak, mau berusaha atau tidak, mau menyerah atau tidak, menjadi orang yang berguna atau tidak, mau bangkit atau terus menerus jatuh, semua hal tersebut adalah pilihan yang diambil. Mereka yang pengecut takut untuk mengambil sebuah langkah yang besar untuk perubahan yang lebih baik. Mereka khawatir akan masa depan yang terjadi, dan mengeluhkan kejadian buruk yang terjadi pada dirinya saat ini.

Pola pikir, tingkah laku, determinasi, kepercayaan diri, antusiasme, adalah salah satu faktor yang bisa membedakan seorang pahlawan dengan seorang pengecut (pecundang). Setiap manusia memiliki potensi untuk menjadi seorang pahlawan, begitu pun sebaliknya. Anda tentu masih ingat dengan lagu yang dibawakan Mariah Carey, penggalan liriknya mengatakan demikian: “there’s a hero, if you look inside your heart, and you don’t have to be afraid of what you are…..”

Jadi, jangan sia-siakan potensi dalam diri Anda, lakukan hal besar dan positif untuk diri Anda sendiri dan orang lain. Bangsa ini butuh banyak pejuang dan pahlawan, bukan seorang yang pengecut. Mari kita bangun kembali bangsa ini dengan sikap mental dan perilaku yang positif. Yakinkan diri Anda bahwa Anda bisa.

Salam pemenang,
Muk Kuang
People Development Trainer
Book Author ‘Think and Act like A Winner’
mukkuang@gmail.com
http://ignatiusmk.blogspot.com

toko-delta.blogspot.com

Archives

Postingan Populer

linkwithin

Related Posts with Thumbnails

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.