Lalu dia mendatangi orang tua tersebut dan berkata, “Wahai orang bijak, katanya Anda bisa memberikan jawaban yang tepat atas semua pertanyaan orang desa. Hari ini saya memunyai sebuah pertanyaan untukmu.” Lalu dia mengulurkan tangannya. Terlihatlah ada seekor anak burung di dalam genggamannya. Lalu dia berkata, “Bapak tua, menurut Anda, burung yang ada di dalam tangan saya ini hidup atau mati?”
Si pertapa melihat pemuda tersebut tersenyum menyeringai, seolah-olah dia sudah pasti menang. Kemudian dia berkata, “Anak muda... burung ini hidup atau mati hanya bisa dijawab oleh dirimu sendiri. Jika kamu mendengar suara malaikat jahat, maka burung itu akan mati di tanganmu. Jika kamu mendengar suara malaikat baik, burung itu akan kamu lepaskan dan dia akan hidup. Nah, sekarang pertanyaan saya adalah suara siapakah yang engkau dengar dalam hatimu? ”
Para pembaca yang budiman, di dalam hati kita selalu ada 2 malaikat yang bersemayam. Satu adalah malaikat baik dan satunya lagi malaikat jahat. Di dalam hati kita, kedua malaikat ini sering berantam. Pertempuran ini sering membuat kita sulit membuat keputusan. Tapi kalau sudah membiasakan diri untuk mendengar yang baik, maka penentuan siapa yang menang atas pertempuran ini adalah mudah.
tags: pertapa, bijak, pertapa bijak
1 komentar:
pertapa pertapa saja nggak usah pake bijak
Posting Komentar