Sekitar 200 orang warga adat Dayak menggelar aksinya di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Rabu (12/1/2011). Mereka memprotes pernyataan sosiolog Universitas Indonesia (UI) Thamrin Amal Tamagola yang dinilai menghina adat mereka.
Mereka mengenakan pakaian hitam dan ikat kepala merah. Sekitar 10 orang di antaranya, mengenakan pakaian tradisional Dayak dengan ikat kepala. Mereka menarikan tari-tarian Dayak kreasi yang diiringi dengan alat musik tabuh, drum dan kendang.
Mereka memprotes pernyataan sosiolog UI Thamrin Amal Tamagola yang dinilai menghina adat mereka. Saat bersaksi di sidang Ariel, Thamrin menyebut hasil penelitiannya bahwa di kalangan masyarakat Dayak yang menganggap bersenggama tanpa diikat perkawinan sebagai hal biasa.
Massa menutut Thamrin mempertanggungjawabkan perbuatanya secara pribadi di depan hukum dan di depan hukum adat dayak untuk menghindari konflik horisontal.
Mereka membawa berbagai poster dan spanduk.
http://klikunic.com
Related Posts : berita
0 komentar:
Posting Komentar