Judul di atas terinspirasi oleh sebuah pertanyaan yang diberikan kepada finalis Putri Indonesia 2007 di bagian akhir kompetisi tersebut. “Apa perbedaan seorang pahlawan dengan seorang pengecut?” begitulah kira-kira pertanyaannya. Sebuah pertanyaan yang sangat sederhana dan cukup menarik bagi saya pribadi.
Saya rasa hampir setiap individu berharap dapat menjadi seorang pahlawan dan bukan malah menjadi seorang pengecut di masyarakat. Tidak ada yang terlahir dan ingin menjadi seorang yang pengecut, justru sebaliknya ingin menjadi figur pahlawan. Pahlawan tentu tidak selamanya harus sama persis seperti para pejuang dulu dengan membawa bambu runcing dan membela negara ini, melainkan seseorang bisa menjadi pahlawan bagi dirinya dan orang lain.
Ketika seseorang berjuang untuk dirinya sendiri, tidak menyerah akan keadaan yang sedang menimpa dirinya, terus berupaya meraih apa yang menjadi impiannya, dan merdeka atas belenggu negatif yang mengikat dirinya, maka saat itu ia menjadi pahlawan bagi dirinya.
Ketika seseorang berani mengungkap sebuah kebenaran untuk kebaikan banyak orang, berani bertindak untuk sesuatu yang positif bagi sekitarnya, menginspirasi banyak orang lewat karyanya, dan memberi nilai yang berharga untuk pertumbuhan orang lain, maka saat itu ia pun menjadi pahlawan bagi orang lain.
Lalu, bagaimana dengan mereka yang masuk ke dalam golongan pengecut?
Sekali lagi, mereka tidak dilahirkan seperti itu dan otomatis menjadi orang yang pengecut. Akan tetapi mengapa tercipta golongan ini, karena pilihan yang mereka ambil sendiri. Menjadi berani atau tidak, mau merdeka atau tidak, mau berusaha atau tidak, mau menyerah atau tidak, menjadi orang yang berguna atau tidak, mau bangkit atau terus menerus jatuh, semua hal tersebut adalah pilihan yang diambil. Mereka yang pengecut takut untuk mengambil sebuah langkah yang besar untuk perubahan yang lebih baik. Mereka khawatir akan masa depan yang terjadi, dan mengeluhkan kejadian buruk yang terjadi pada dirinya saat ini.
Pola pikir, tingkah laku, determinasi, kepercayaan diri, antusiasme, adalah salah satu faktor yang bisa membedakan seorang pahlawan dengan seorang pengecut (pecundang). Setiap manusia memiliki potensi untuk menjadi seorang pahlawan, begitu pun sebaliknya. Anda tentu masih ingat dengan lagu yang dibawakan Mariah Carey, penggalan liriknya mengatakan demikian: “there’s a hero, if you look inside your heart, and you don’t have to be afraid of what you are…..”
Jadi, jangan sia-siakan potensi dalam diri Anda, lakukan hal besar dan positif untuk diri Anda sendiri dan orang lain. Bangsa ini butuh banyak pejuang dan pahlawan, bukan seorang yang pengecut. Mari kita bangun kembali bangsa ini dengan sikap mental dan perilaku yang positif. Yakinkan diri Anda bahwa Anda bisa.
Salam pemenang,
Muk Kuang
People Development Trainer
Book Author ‘Think and Act like A Winner’
mukkuang@gmail.com
http://ignatiusmk.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar