by JalanSutera.com
Jangan beli buku Marketing Revolution karya Tung Desem Waringin!
Tung Desem Waringin, motivator yang belum pernah saya ikuti seminar maupun bukunya, kemarin menyebar uang Rp100juta di atas kota Serang, Banten. Dari sebuah pesawat Cessna yang melintas, motivator berkepala botak separo ini mengucurkan uang kertas pecahan Rp1000, Rp5000 dan Rp10.000. Mengapa dia melakukan itu? Intinya adalah promosi bukunya yang tidak akan saya beli: Marketing Revolution.
Di tengah kegalauan masyarakat yang terhimpit kenaikan harga BBM dan juga harga kebutuhan pokok, hujan uang adalah mimpi yang diharapkan oleh banyak orang. Kemarin Achmad Zaini Suparta sudah memberikan sinar benderang di tengah kegelapan. Bualannya yang mengatakan dia punya duit yang besarnya 20 kali APBN Indonesia jelas omongan kosong yang tidak perlu kita dengarkan.
Kali ini, seorang motivator menyebarkan uang Rp100juta dari langit seolah-olah dia adalah dewa penolong bagi masyarakat. Padahal, aktivitasnya ini tidak lebih daripada kegiatan marketing yang lain seperti: memasang iklan di media massa, memasang umbul-umbul di pinggir jalan, membuat happening art di perempatan jalan, membagikan sample produk di pasar becyek dekat pangkalan ojyek dan seterusnya.
Saya pikir kegiatan Tung Desem Waringin yang membagikan uang itu adalah bentuk kesombongan orang kaya saja. Apakah hujan uang ada manfaatnya? Well, bagi orang seperti Tung Desem Waringin pasti ada. Namanya kini berkibar-kibar di media massa. Aktivitasnya diliput dengan biaya yang minimal sekali. Dibandingkan biaya pememasangan iklan reguler, liputan hujan uang tentu jauuuuuuuh lebih murah. Tapi, apakah hujan uang berguna bagi orang-orang yang ada di bawah?
Menurut saya aktivitas itu tidak ada gunanya sama sekali bagi orang bawah. Hujan uang membuat nenek-nenek lari-lari lintang pukang tak tentu arah. Di tengah kegirangan banyak orang, seorang nenek yang meninggalkan barang dagangannya untuk merebut uang adalah kesia-siaan semata. Dia pasti akan kalah bersaing dengan preman pasar, pemuda gagah, sopir angkot, dan ibu-ibu muda. Yah, begitulah jadinya jika hujan uang ada di depan mata: kekacaubalauan!
Kalau memang Tung Desem Waringin ingin mendapatkan liputan media massa dengan “modal” Rp100juta, masih banyak aktivitas lagi yang pasti akan diliput media. Misalnya: Tung Desem Waringin memanjat menara telekomunikasi tanpa mengenakan baju, tanpa tali pengaman. Lho, bagaimana kalau jatuh? Aha, bukankah liputannya akan semakin luas? Bagaimana kalau dia terpeleset lalu keseleo? Nah, apakah Tung Desem juga memikirkan ada nenek-nenek yang keseleo gara-gara berebut uang?
Apakah saya mau membeli buku Marketing Revolution karya Tung Desem Waringin? Wow, diberi pun saya tidak akan baca! Nggak usah pula mengeluarkan uang untuk membeli sebuah buku yang memicu aktivitas gila berbentuk hujan uang di tengah rakyat miskin. Kelaut saja deh
0 komentar:
Posting Komentar