Siapa sih orangnya yang tidak ingin disukai oleh atasan? Semua orang pasti berusaha keras mengambil hati “pak bos” dengan motif yang sama. Apalagi kalau bukan karir dan gaji. Dengan dipercaya oleh atasan, akan memudahkan kita untuk naik ke jenjang karir yang lebih tinggi yang otomatis gaji juga bertambah tentunya. Dan percayalah jika anda sudah mulai tidak disukai bos, bersiap-siaplah untuk introspeksi dan berbenah diri atau cari “jalan keluar (maksudnya mulailah cari kerjaan lain)”.
Saking kerasnya persaingan di dunia kerja, tak jarang teman jadi lawan dan semua cara dihalalkan untuk memenangkan hati para bos. Tak sedikit dari kita yang lupa, sehingga harus menjatuhkan kawan sekantor hanya untuk terlihat “lebih” di mata bos. Dan semua permintaan atasan kita patuhi tanpa terkecuali agar terbina hubungan baik dengannya, pokonya asal bapak senang. Padahal belum tentu permintaannya tersebut reasonable, efektif dan produktif untuk kelangsungan bisnis.
Berurusan dengan bos memang gampang-gampang susah. Sangat tergantung dari karakter bos yang dihadapi dan cara kita membawakan diri. Bagi anda yang berada dibawah seorang bos dengan wawasan yang luasdan terbuka, mau mendengar masukan, serta memberikan kesempatan untuk anda maju tentu akan sangat membantu dan berperan positif terhadap karir anda.
Namun bagaimana dengan bos pemarah, dia yang selalu benar, keras kepala, sok tahu dan “bossy”. Tentu bukan hal yang mudah untuk berkompromi dengannya bukan? Disinilah tantangannya.Ada banyak hal yang harus kita pertimbangkan dengan cermat sebelum berbicara kepada bos. Carilah waktu (timing) dan kondisi yang tepat untuk mengutarakan hal ini kepada bos. Salah sedikit saja bisa berakibat fatal.
Jika anda memiliki gagasan yang brilian namun atasan tidak mau mendengarkannya dan kejadian ini berulang-ulang, kira-kira apa yang anda rasakan? Anda sangat mungkin akan mengalami frustasi. Setidaknya ada dua hal utama yang harus dipertimbangkan, emosi dan strategi.
Andaikan argumen anda sangat rasional dan bermanfaat, namun tidak membangkitkan emosi si bos tentunya anda akan pulang tanpa tanggapan. Tahukah anda bahwa 90% pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan emosi? Disamping argumen yang membakar emosional si bos, namun jika tidak disertai strategi implementasi dengan jelas dan efektif, kritik saran anda hanya akan berakhir di tataran ide saja.
Janganlah khawatir segalak dan susahnya seorang bos, dia tetaplah seorang manusia biasa seperti kita. Yang akan senang jika dipuji, akan marah jika kita kecewakan dan hal normal lainnya. Jadi jika kita mampu mengusik sisi kemanusiaannya, si bos pasti akan tergerak.
Dalam menghadapi “Bos yang susah” ada beberapa hal yang harus kita cermati :
1. Sabda bos tidak pernah salah
Jangan pernah sekalipun menyanggah perkataan bos saat beliau di depan umum/ sedang mempresentasikan sesuatu di hadapan banyak orang. Tahanlah sejenak jika ada ide bos yang kontraproduktif atau tidak efektif. Biarkanlah semua berjalan sesuai yang bos inginkan. Kenapa ini tidak boleh dilakukan? Jelaslah karena setiap orang punya ego dan gengsi yang harus dijaga dan tonjolkan ketika berada di depan orang banyak yang merupakan bawahan dia. Walaupun mungkin ide yang kita sampaikan itu bermaksud baik, namun belum tentu akan diterima dengan pikiran terbuka. Jadi bersabarlah sejenak untuk tidak memberi masukan saat itu. Namun catat, ini hanya sementara. Kita akan melakukan “serangan balik” kemudian.
2. Kemukakan ide saat hatinya senang
Sesulit-sulitnya orang jika pada saat hatinya senang dia akan menularkan perasaan tersebut kepada orang lain. Coba ingat kembali, saat kita kembali berlibur atau baru saja naik gaji tentunya hati kita sedang senang alang kepalang dan hal tersebut kita tularkan ke lingkungan kita bukan. Begitu juga saat Pak Bos sedang senang karena baru saja ulang tahun atau mendapatkan pujian/compliment dari partner atau orang lain, inilah saatnya untuk masuk dengan ide kita. Pasti dengan senang hati si Bos akan mendengarkan dengan lebih baik dibanding biasanya.
3. Terapkan hukum kesamaan
Tentunya pastikan bahwa ide atau saran yang anda sampaikan sejalan dengan gaya kepemimpinan, policy yang dibuatnya, atau strategi yang sudah si bos canangkan. Bawalah ide tersebut dari kesamaan concern anda dengan pemikiran si bos. Jangan lupa pastikan bahwa ide tersebut berawal dari pemikiran beliau yang kemudian menginsprasikan hal ini. Dengan cara ini anda telah memancing “si bos serba susah” mulai menggeliat karena emosinya akan terpancing. Dia pasti akan tergerak mendengar seluruh perkataan anda. Karena orang tidak mau dianggap plin-plan bukan? Semua orang pasti ingin menjadi orang yang penuh komitmen dan bertanggung jawab. Sisi inilah yang kita manfaatkan.
4. Gunakan data faktual dibanding dengan asumsi
Di saat anda mendapatkan kesempatan untuk “ngobrol” dengan si bos, kemukakanlah segala conern dan ide di dukung dengan data-data faktual di lapangan. Hindarkanlah sejauh mungkin asumsi. Semakin sedikit anda melibatkan asumsi maka saran anda akan sangat tinggi keshahihan dan kualitasnya. Dengan memberikan data faktual ini si bos akan mulai terbuka matanya dan menyimak lebih seksama saran anda.
5. Ceritakan berita baiknya
Jika terlihat bos mulai dengan cermat melihat dan mempertimbangkan paparan anda, jangan lupa berikan berita baiknya. Sampaikan dengan sederhana tentang imbalan atau manfaat dari diterapkannya saran anda. Jika manfaat yang diperoleh bisa diangkakan atau diuangkan, bos manapun pasti akan terbalalak matanya dan ngiler. Karena ini merupakan insentif bagi si bos sendiri. Kekuatan uang tidak pernah berbohong..
6. Berikan gambaran detailnya
Nah pada saat inilah anda sudah siapkan bagaimana penerapan sarn anda tersebut. Semakin detail akan semakin bagus, karena akan memberikan gambaran detail mengenai pelaksanaan kepada si bos akan membuat paket saran anda akan ampuh. Catatan terpenting pada tahapan ini adalah siapa melakukan apa dan kapan.
7. Sertakan tangan bos
Last but not least, tangan bos harus diajak sebagai penentu kebijakan. Sampaikan bahwa ide ini hanya bisa berjalan jika mendapat dukungan dan support darinya. Pastikan bahwa tanpa kehadirannya tingkat kesuksesan projek tersebut tidak dijamin. Langkah terakhir ini adalah langkah yang krusial dan penting karena disinilah kita “mengikat” komitmen si bos untuk mendukung saran anda terlaksana…
* Ahmad Arwani R lahir di Semarang pada 1 Juni 1977. Ia tinggal di Kompleks Mutiara Elok Blok B-16 Kreo Selatan, Ciledug, Tangerang, Ban
0 komentar:
Posting Komentar