Sebagai contoh, sejumlah perusahaan di Amerika Serikat (AS) akan melakukan pemeriksaan dengan meminta pelamar masuk ke akun Facebook mereka selama wawancara. Kate Kendall, seorang ahli rekrumen di Australia mengatakan kebanyakan perusahaan kini mencari tahu seseorang lebih dari sekadar apa yang tertulis di lamaran kerja.
“Perusahaan kini tertarik untuk melihat secara holistik karyawan yang mereka akan pekerjakan dan Anda tidak bisa lari dari kenyataan ini,” katanya. Kendaal menambahkan, selama ia melakukan pengrekrutan, ia mencari selama sejam informasi mengenai calon staf IT dan menemukan di akun Twitter jika ia menghisap mariyuana.
Seorang anggota rekrument yang lain menyatakan jika para pelamar menjadi lebih canggih mengenai kehiudpan online mereka di satu sisi ini akan memberikan sebuah konsekuensi. “Foto bisa menjadi sesuatu yang mewakili Anda. Jika sebuah perusahaan pemasaran melihat pelamar suka melakukan kegiatan bergembira dan rajin berbagi link di halaman page-nya maka pihak rekrutmen akan menilai ini adalah calon kuat karena sudah memiliki keahlian alami dalam melakukan pemasaran,” jelas Linda Enever, seorang tenaga pengrekrut untuk sejumlah perusahaan di Australia.
0 komentar:
Posting Komentar