Babeh menyewa sebuah tempat milik Awi sejak 2008 silam di Jalan Haji Dalim, Pulogadung, Jakarta Timur, dengan sewa per bulan Rp 200 ribu. Saat pertama masuk, Babeh sudah membawa anak-anak jalanan untuk tinggal bersamanya. Meski begitu, warga tidak pernah mendapatkan laporan pria berusia 48 tahun itu berbuat yang tidak-tidak. Apalagi, korban sering memberikan uang kepada anak-anak di sekitar kontrakannya.
Tersangka mutilasi, Baekuni alias
Babeh, dikenal warga sebagai orang yang santun dan ramah. Ia pun
terlihat sangat sayang terhadap anak-anak kecil.
Warga baru syok dan terkejut ketika Babeh ditangkap tim reserse gabungan dari Kepolisian Resor Jaktim dan Kepolisian Daerah Metro Jaya, Sabtu (9/1). Pria yang sehari-hari berdagang asongan di depan Mal Pulogadung Trade Center itu adalah pelaku mutilasi bocah laki-laki.
Korban dikenali bernama Ardiansyah oleh keluarganya dari pemberitaan di media massa. Tempat tinggal korban hanya berjarak 500 meter dari kontrakan tersangka. Ardiansyah adalah salah satu anak jalanan yang direkrut Babeh.
Para tetangga tak menyangka Babeh akan menghabisi nyawa korban secara keji. Sebab, sehari sebelum mayat korban mutilasi itu ditemukan, Babeh terlihat bersama korban. Bahkan, tersangka sempat memangku Ardiansyah dan menanyakan kabarnya yang tidak pernah berkunjung lagi ke tempatnya.
Babeh memutilasi Ardiansyah karena sakit hati korban menolak disodomi. Korban dibunuh dengan cara dicekik saat tertidur. Setelah itu, Babeh menyalurkan nafsunya dengan menyodomi korban. Puas, tubuh bocah sembilan tahun itu lalu dipotong-potong menjadi beberapa bagian dan dimasukkan ke dalam kardus.
Potongan tubuh Ardiansyah dibuang di bawah jembatan proyek banjir kanal timur arah Cakung. Sementara potongan kepala korban ditemukan di kolong jembatan kecil di Jalan Warung Jengkol, Cakung [baca: Potongan Kepala Korban Mutilasi Ditemukan].(BOG)
0 komentar:
Posting Komentar