Ribuan Ulat Bulu Muncul di TNBBS
LIWA (Lampost): Ulat bulu dengan jumlah populasi besar seperti yang muncul di sejumlah daerah di Indonesia semakin banyak ditemukan di Lampung.
Setelah tampak di sebuah pohon di RSUD Bandar Lampung dan lima pohon mangga di Ketapang, Lampung Selatan, ribuan ulat bulu tampak mengerubuti sebatang pohon pule dalam hutan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Pohon tersebut berada sekitar 1 km dari posko penjagaan Polisi kehutanan (Polhut) di Kubu Perahu, Lampung Barat. Ribuan ulat bulu berwarna hitam kecokelatan dengan kepala berwarna hijau tua tersebut pertama kali diketahui oleh Selamat (55), anggota Masyarakat Mitra Polhut (MMP).
Selamat yang merupakan penjaga posko TNBBS itu mengaku pertama kali melihat ribuan ulat bulu tersebut saat mengantarkan pengunjung menjelajahi hutan TNBBS, Kamis (14-4).
'Waktu itu saya beserta rekan-rekan melihat banyak ulat bergelantungan di beberapa pohon, mirip-mirip yang banyak diberitakan di televisi,' ujar Selamat saat mengantarkan Lampung Post ke lokasi.
Pengelola Ekosistem Hutan (PEH) Supriyatna dan Kabid Pengelola TNBBS Wilayah II Edy Susanto mengaku sudah mendengar kabar tentang keberadaan ulat bulu tersebut.
'Saya mendapat informasi dari anggota saya, namun saya belum bisa memastikan apakah ulat-ulat itu sama seperti yang banyak diberitakan atau cuma fenomena biasa,' ujar Supriyatna di rumah dinasnya di kompleks Pasar Liwa, Kecamatan Balikbukit, Minggu (17-4).
Pihak Pemkab Lambar sebelumnya memang telah mengantisipasi kemunculan ulat bulu yang mulai bermunculan di Lampung. Asisten III Setkab Lambar Herman di sela-sela apel Jumat (15-4) lalu pun mengimbau masyarakat waspada.
'Lambar cukup berpotensi untuk itu, kami harus lebih waspada. Saya minta jika ada masyarakat yang menemukan kemunculan ulat seperti itu segera melapor ke Pemkab agar secepatnya diambil tindakan,' ujarnya.
Sejumlah masyarakat mengatakan fenomena seperti itu pernah terjadi di sejumlah daerah seperti Kecamatan Batubrak pada 1990. 'Dulu pohon-pohon di sini daunnya dipenuhi ulat,' ujar Murdi (50), warga Pekon Kembahang, Batubrak.
Sementara itu, serangan ulat bulu di Desa Tridarmayoga, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, tidak menyebar ke pohon lainnya kecuali di lima batang pohon mangga di halaman rumah Wayan Sabdi (47) dan Nyoman Trimawa (47).
'Sejak Selasa (12-4) pagi hingga sekarang. Ulat-ulat bulu hanya ada di lima batang pohon mangga. Tanaman lainnya seperti pohon mindi dan jambu bol luput dari serangan ulat bulu,' kata Wayan Sandi (47) di kediamannya, sekitar 10 meter dari jalan lintas pantai timur (jalinpantim), Jumat (15-4).
Hama ulat bulu memakan daun mangga sehingga pohon yang sedang berbuah kecil-kecil itu mulai berkurang daunnya. 'Setiap pagi, ulat-ulat bulu yang ada di bawah pohon dan batang saya semprot dengan insektisida pemberian dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Tapi belum ada tanda-tanda serangan ulat bulu ini akan berakhir,' ujar Wayan.
1.
2.
LIWA (Lampost): Ulat bulu dengan jumlah populasi besar seperti yang muncul di sejumlah daerah di Indonesia semakin banyak ditemukan di Lampung.
Setelah tampak di sebuah pohon di RSUD Bandar Lampung dan lima pohon mangga di Ketapang, Lampung Selatan, ribuan ulat bulu tampak mengerubuti sebatang pohon pule dalam hutan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Pohon tersebut berada sekitar 1 km dari posko penjagaan Polisi kehutanan (Polhut) di Kubu Perahu, Lampung Barat. Ribuan ulat bulu berwarna hitam kecokelatan dengan kepala berwarna hijau tua tersebut pertama kali diketahui oleh Selamat (55), anggota Masyarakat Mitra Polhut (MMP).
Selamat yang merupakan penjaga posko TNBBS itu mengaku pertama kali melihat ribuan ulat bulu tersebut saat mengantarkan pengunjung menjelajahi hutan TNBBS, Kamis (14-4).
'Waktu itu saya beserta rekan-rekan melihat banyak ulat bergelantungan di beberapa pohon, mirip-mirip yang banyak diberitakan di televisi,' ujar Selamat saat mengantarkan Lampung Post ke lokasi.
Pengelola Ekosistem Hutan (PEH) Supriyatna dan Kabid Pengelola TNBBS Wilayah II Edy Susanto mengaku sudah mendengar kabar tentang keberadaan ulat bulu tersebut.
'Saya mendapat informasi dari anggota saya, namun saya belum bisa memastikan apakah ulat-ulat itu sama seperti yang banyak diberitakan atau cuma fenomena biasa,' ujar Supriyatna di rumah dinasnya di kompleks Pasar Liwa, Kecamatan Balikbukit, Minggu (17-4).
Pihak Pemkab Lambar sebelumnya memang telah mengantisipasi kemunculan ulat bulu yang mulai bermunculan di Lampung. Asisten III Setkab Lambar Herman di sela-sela apel Jumat (15-4) lalu pun mengimbau masyarakat waspada.
'Lambar cukup berpotensi untuk itu, kami harus lebih waspada. Saya minta jika ada masyarakat yang menemukan kemunculan ulat seperti itu segera melapor ke Pemkab agar secepatnya diambil tindakan,' ujarnya.
Sejumlah masyarakat mengatakan fenomena seperti itu pernah terjadi di sejumlah daerah seperti Kecamatan Batubrak pada 1990. 'Dulu pohon-pohon di sini daunnya dipenuhi ulat,' ujar Murdi (50), warga Pekon Kembahang, Batubrak.
Sementara itu, serangan ulat bulu di Desa Tridarmayoga, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, tidak menyebar ke pohon lainnya kecuali di lima batang pohon mangga di halaman rumah Wayan Sabdi (47) dan Nyoman Trimawa (47).
'Sejak Selasa (12-4) pagi hingga sekarang. Ulat-ulat bulu hanya ada di lima batang pohon mangga. Tanaman lainnya seperti pohon mindi dan jambu bol luput dari serangan ulat bulu,' kata Wayan Sandi (47) di kediamannya, sekitar 10 meter dari jalan lintas pantai timur (jalinpantim), Jumat (15-4).
Hama ulat bulu memakan daun mangga sehingga pohon yang sedang berbuah kecil-kecil itu mulai berkurang daunnya. 'Setiap pagi, ulat-ulat bulu yang ada di bawah pohon dan batang saya semprot dengan insektisida pemberian dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Tapi belum ada tanda-tanda serangan ulat bulu ini akan berakhir,' ujar Wayan.
1.
2.
sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8012889"
0 komentar:
Posting Komentar