Sebagian besar masyarakat adalah pekerja atau bekerja di sebuah perusahaan sebagai pegawai. Bekerja dari senin sampai jum’at dari jam 8.00 am sampai jam 5.00 pm. Menghabiskan banyak waktu baik dijalan akibat kemacetan maupun di kantor dan merasa kelelahan sesampainya di rumah. Banyak dari klien kami yang mengeluhkan kekurangan di paruh akhir setiap bulannya, sebenarnya kemana uang yang didapat dibelanjakan? Apakah mereka termasuk yang kurang bijak dalam membelanjakan uangnya? Pertanyaan seperti ini sering terlontar. Oleh karenanya menentukan kemana uang hasil kerja keras sebulan yang Anda hasilkan pergi, menjadi sangat penting dalam mengelola keuangan menuju kebebasan financial yang diidamkan.
Masyarakat kebanyakan walau dengan pendapatan yang besar, tetap merasa sulit untuk dapat memenuhi semua kebutuhan bulanan yang harus dikeluarkan, apalagi menabung. Ini sangat berkaitan dengan kebiasaan keuangan (financial habit). Anda tetap bisa menyisihkan uang setiap bulannya berapa pun penghasilan Anda bila menjalankan kebiasaan sehat yang berkaitan dengan manejemen keuangan keluarga dan tentunya disiplin pada diri sendiri. Menurut pandangan kami, Anda tidak harus hidup susah untuk dapat menyisihkan uang. Yang harus Anda lakukan adalah dengan menjadi seorang pembelanja yang cerdas dan bijak. Dengan kebiasaan belanja yang benar tentunya Anda akan lebih memiliki kapasitas untuk menabung guna mencapai tujuan jangka panjang yang Anda miliki.
Jadikan menabung sebagai sebuah “habit”
Menabung merupakan hal yang sudah dikenal karena selama kita dibesarkan kita seringkali mendengar kata tersebut, dengan berbagi slogan seperti “ayo menabung”. Tapi celakanya, sebagian besar dari kita memiliki keterbatasan pengetahun seputar keuangan personal dan tingginya bujuk rayu iklan dari pada produsen yang mengakibatkan kita membeli yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Bila ingin memulai perencanaan menabung secara regular sebaiknya Anda harus membuat keseimbangan antara konsunsi dan menabung. Nah, konsumsi inilah atau pemakaian pendapatan untuk belanja yang sering kali mengakibatkan Anda tidak lagi bisa menabung. Pelit bukanlah solusi dalan mengembangkan kebiasaan menabung. Tapi yang lebih diutamakan adalah kebiasaan cerdas dalam berbelanja. Tentunya Anda juga ingin menikmati perjalanan hidup yang Anda lalui selama menjalani kehidupan keluarga.
Untuk membuat proses menabung menjadi sebuah program berkesinambungan, Anda sebaiknya melihat pada diri Anda sendiri. Bagaimana Anda bersikap dan berprilaku berkaitan dengan keuangan, khususnya belanja. Hal ini terkadang bisa dikenali, namun sulit untuk dapat mengubahnya. Perubahan menjadi sangat sulit bila Anda tidak memiliki kemauan untuk berubah. Dibutuhkan dialog dengan diri Anda sendiri seputar keputusan keuangan yang harus Anda ambil.
Pertanyaan penting sebelum berbelanja
Secara jujur harus kita akui bahwa kita berbelanja kadang bukan karena kita membutuhkan barang tersebut namun mungkin hanya tergiur atau dorongan dari diri kita sendiri. Untuk itu kami mencoba memberikan beberapa pertanyaan yang sebaiknya Anda tanyakan pada diri Anda sendiri sebelum keputusan membeli Anda lakukan.
Pertanyaan ini untuk kondisi dimana Anda sebenarnya memang tidak punya uang. dan kondisi kedua, dimana sebenarnya Anda memiliki uang untuk membeli apa yang Anda inginakan.
Dua pertanyaan pertama: “Apakah saya membutuhkannya?” “Apakah saya sanggup untuk membelinya?” Mudah saja, bila jawaban Anda untuk pertanyaan tadi adalah tidak, jangan membelinya. Kalau Anda tidak membutuhkannya, jangan beli. Kalau Anda tidak memiliki uang, jangan membelinya. Bila Anda belum membandingkan dengan hraga di toko lainnya, jangan belu dulu, karena Anda membutuhkan setiap uang yang tidak dibelanjakan untuk ditabung. Nah, bila ANda berbelanja melalui proses kedua pertanyaan diatas, Anda tau bahwa Anda sudah berbelanja dengan bijak dan cerdas.
Dua pertanyaan kedua: “Apakah saya akan menggunakannya?” Apakah ini cukup berharga untuk dibeli sekarang?”. Mungkin hal ini sedikit menjengkelkan, karena sebenarnya Anda memiliki kemampuan untuk membelinya. Lain halnya dengan dua pertanyaan sebelumnya. Namun, lucunya seringkali kita membeli hanya karena dorongan keinginan tapi tidak mendapatkan keuntungan atau manfaat dair belanja yang kkita lakukan. Bila Anda tanyakan apakah saya membutuhkannya? Bila jawabannya tidak maka jangan beli barang tersebut. Bila Anda mengatakan memerlukannya, apakah cukup berharga? Dengan membayar harga tersebut apakah memang cukup berharga untuk Anda miliki. Karena pada dasarnya, bila Anda membelinya, maka Anda kehilangan apa yang biasa disebut oleh para ekonom adalah “opportunity cost”. Jadi pahami kedua pertanyaan tersebut sebelum Anda membeli.
Kebutuhan Vs. Keinginan
Menjadi pembelanja yang cerdas dan bijak perlu memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Sebenarnya tidak ada batasan yang pasti untuk menentukan perbedaan antara kebutuhan atau keinginan. Mari kita mulai dengan mendifinisikan keduanya. Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia sehingga dapat mencapai kesejahteraan, sehingga bila ada diantara kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang sejahtera. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan adalah suatu hal yang harus ada, karena tanpa itu hidup kita menjadi tidak sejahtera atau setidaknya kurang sejahtera.
Sedangkan keinginan adalah sesuatu tambahan atas kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi sehingga manusia tersebut merasa lebih puas. Namun bila keinginan tidak terpenuhi maka sesungguhnya kesejahteraannya tidak berkurang.
Namun demikian, yang namanya kesejahteraan dan kepuasan juga sangat relatif bagi setiap orang. Sedangkan kami berpendapat bahwa untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan, harus dilihat dari segi fungsinya. Sesuatu dikatakan sebagai keinginan kalau sudah merupakan tambahan atas fungsi utamanya.
Bagi sebagian orang, mobil sudah merupakan kebutuhan. Untuk bisa menunjang aktifitasnya yang banyak di luar rumah dan sering bepergian, maka mobil adalah alat transportasi yang menjadi kebutuhan. Jika fungsi mobil adalah untuk alat transportasi, membawa kemana kita akan pergi. Tapi seringkali kita punya keinginan untuk menambah berbagai macam aksesories mobil, bukan untuk menambah kenyamanan atau kemanan berkendara, tapi hanya sekedar mempercantik penampilannya saja. Saya rasa itu bukan kebutuhan, itu cuma keinginan saja. Dan keinginan ini bisa ditunda kalau semua kebutuhan yang lain sudah terpenuhi dengan baik.
Walaupun mungkin kini Anda merasa mampu untuk memenuhi semua keinginan Anda, tapi kita tetap harus bijaksana, jangan sampai lupa akan kebutuhan/ tujuan di masa yang akan datang. Kita harus mempersiapkan dana pensiun kita agar bisa menikmati hari tua dengan tenang, kita juga harus mempersiapkan dana pendidikan bagi anak-anak kita, dan itu semua adalah kebutuhan masa depan yang harus disiapkan sejak sekarang.
Yang harus diingat adalah, jangan sampai memenuhi keinginan dengan mengabaikan kebutuhan atau tujuan keuangan prioritas. Oleh karenanya memiliki perspektif jangka panjang dalam hal keuangan keluarga harus diperhatikan.
Demikialah uraian yang bisa kami sampaikan saat ini. semoga ulasan ini menambah wacana dan membuat Anda lebih bijak dan cerdas dalam membelanjakan pendapatan yang Anda hasilkan dengan bekerja keras setiap bulannya.*
0 komentar:
Posting Komentar