Oleh: Masbukhin Pradhana
Menurut klasifikasi penghasilan, ada orang yang bisa mendapatkan uang dengan cara bekerja dan ada orang yang bisa menghasilkan uang tanpa harus bekerja. Istilah kerennya adalah active income untuk pekerja dan passive income untuk orang yang bisa mengahasilkan uang tanpa bekerja.
Robert Kiyosaki membagi klasifikasi ini menjadi 4 kuadran. Ada kuadran kiri untuk active income dan ada passive income di kuadran kanan. Mereka yang di kuadran kiri adalah Employee (pekerja) dan Self Employee (Profesional). Sedangkan yang dikuadran kanan adalah Business Owner (Pemilik Bisnis yang memiliki sistem) dan Investor.
Kuadran kiri miskin waktu
Kuadran kiri menawarkan keamanan finansial. Kemanan finansial adalah kita berada di posisi yang nyaman dengan mengandalkan ketergantungan kita pada sandaran kita.
Sebagai karyawan, tentunya kita akan bersandar pada perusahaan tempat kita bekerja. Apakah perusahaan sedang untung sedikit atau untung banyak, maka kita akan tetap mendapatkan gaji atau upah. Dengan gaji inilah yang membuat posisi finansial kita aman.
Begitu juga profesional, mereka yang tergabung dalam kelompok ini adalah dokter, advokat, programmer lepas, artis, dosen terbang dan lainnya. Bisa juga seorang koki profesional yang memiliki bisnis dan tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, mereka akan terjebak dalam posisi ini.
Dengan posisinya sebagai profesional ini, mereka akan mendapatkan imbalan sesuai dengan keahliannya. Mereka akan mendapatkan keamanan finansial dari keringat dan atau pikiran yang telah dikeluarkan.
Baik sebagai karyawan atau profesional, mereka harus bekerja dulu sebelum mendapatkan uang. Sehingga, seandainya mereka sudah mendapatkan uang yang banyak, mereka tetap akan kesulitan membagi waktu. Mereka punya uang tapi tidak memiliki waktu.
Ada kelompok yang menyedihkan adalah pekerja keras dengan gaji rendah. Mereka sudah tidak memiliki waktu karena dihabiskan untuk bekerja tapi penghasilannya juga sedikit. Mereka bisa dikategorikan tidak memiliki waktu dan tidak memiliki uang.
Dibandingkan pengangguran, mereka tentu lebih membanggakan karena mampu menghasilkan uang. Ada kelompok pengangguran yang mereka memiliki banyak waktu tapi tidak memiliki uang.
Kuadran Kanan
Kuadran kanan yang kita bahas di depan adalah kelompok yang memiliki uang dan memiliki waktu.
Memiliki uang dan memiliki waktu, “Enak dong?“ pikir Anda.
“Tentu saja“, jawabnya.
Seperti kata pepatah “Berakit rakit ke hulu, berenang-renang kemudian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang senang kemudian.“
Jadi tentu tidak ada kesenangan, keenakan yang didapatkan dengan mudah. Kecuali Anda adalah orang kaya. Tapi cobalah bertanya, apakah kekayaan dari orang tua atau dari keturunan keberapa itu diraih dengan mudah?
Nah, siapa sih mereka ini?
Mereka adalah Business Owner dan Investor. Kalau investor, mereka memiliki banyak uang untuk diinvestasikan, baik berupa properti, deposito atau pun saham. Dari investasi yang telah dikeluarkan ini, secara rutin mereka akan mendapatkan uang sewa, bunga deposito atau deviden (bagi hasil) dari sahamnya. Tentunya uang yang diinvestasikan haruslah besar, sehingga hasilnya pun bisa mencukupi biaya hidup bahkan lebih dan kelebihannya itu bisa dipakai untuk membeli aset yang lain yang berikutnya bisa menghasilkan passive income lagi.
Gabungan Kuadran
Tentu kita bisa saja merangkap berada di dua, tiga atau empat kuadran sekaligus. Bisa saja kita sebagai karyawan yang memiliki properti. Bisa juga profesional yang memiliki bisnis. Bisa juga sebagai profesional, karyawan, pemilik bisnis dan juga sebagai investor.
Pertanyaannya, bagaimana pembagian waktu kita ketika kita berada di 4 kuadran. Pada level tertentu, memang kita masih bisa membagi waktu yang kita miliki hanya 24 jam sehari untuk semua aktivitas. Namun, pada level yang lebih tinggi, tentu Anda sudah bisa memilih, penghasilan mana yang paling besar dan pekerjaan apa yang paling tidak menyita waktu. Bisa saja Anda meninggalkan pekerjaan atau mengurangi aktifitas profesional. Bisnis, pada posisi yang sangat baik dan stabil tentu juga bisa didelegasikan kepada karyawan yang profesional di bidangnya.
Ada senior yang pernah mengatakan “Pengusaha adalah orang yang memperbaiki usaha, bukan orang yang melakukan usaha“. Artinya, pengusaha tidak harus ikut dalam operasional, tapi ketika ada masalah dia bisa memberikan nasehat perbaikan atau pengambilan keputusan untuk memperbaiki bisnis itu.
Business Owner = Pengusaha
Business Owner adalah pemilik bisnis atau istilah keren-nya adalah pengusaha. Untuk menjadi pengusaha, tentu kita dituntut untuk berpikir dan berprilaku sebagai pengusaha. Pengusaha selalu melihat peluang, optimis, berani mengambil resiko, menggunakan insting bisnis, berpikir loncat-loncat dan mengaktualisasikan idenya.
Kalau awalnya kita bukan pengusaha, tentu akan kesulitan karena kita terbiasa berpikir terstruktur dan takut resiko. Pikiran dan tindakan inilah yang perlu diubah menjadi mirip seperti pengusaha.
Caranya? Membiasakan berpikir dan berprilaku seperti mereka dan berkumpul dengan pengusaha.
Pengusaha membangun bisnis, mempekerjakan karyawan, menyiapkan sistem dan memajukannya. Dengan tanpa dirinya, bisnisnya masih bisa berjalan.
Penghasilan bisnis bisa berlipat-lipat, berbeda dengan kenaikan gaji sebagai karyawan yang linier. Setelah bisnis berjalan dan menguntungkan, maka bisa dipergunakan untuk membeli aset yang bisa menghasilkan keuntungan bahkan passive income.
Pada akhirnya, pengusaha ini menjadi memiliki waktu dan memiliki banyak uang.
Penutup
Bagi Anda yang masih berpenghasilan aktif, tentu berkeinginan menjadi Investor. Bila kita belum mampu menjadi investor, ada baiknya menjadi pengusaha yang memiliki penghasilan berlipat dan tidak linier.
Pertanyaannya, apakah Anda berani berpikir dan bertindak seperti pengusaha?
Selamat Datang di dunia pengusaha.
* Masbukhin Pradhana adalah mentor Entrepreneur University, anggota komuinitas Kuadran Empat dan Jakarta Entrepreneur Club (Jakeb). Ia dapat dihubungi di email: bukhin@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar