MEDAN-Harimau
saja tak mau membantai anaknya. Tapi Roni (31) tega menyiksa 2 anak
perempuannya yang masih kecil. Penyiksaan berkali-kali itu terjadi usai
Roni pisah dengan isteri mudanya, Ny. Julianingsih (26), dua bulan
terakhir ini.
Penyiksaan
terhadap Dini Safitri (6) dan Lira Fima (4) -bocah-bocah malang itu,
terjadi di rumah Roni hidup -kembali- bersama isteri tuanya, Ny.
Susilawati (30), di Jl. Makmur, Pasar VII, Gg. Karya, Dusun/Link. VII,
Kel. Sambirejo Timur, Kec. Percut Seituan, Deli Serdang. Roni, tukang
las itu, kemarin (14/1) dibekuk polisi dari bengkel tempatnya bekerja,
depan gedung Perguruan Prayatna, Jl. Letda Sujono, Medan Tembung.
Drama
kesadisan ayah biologis ini terungkap kemarin (14/1) pagi seiring Norma
(28), tetangga Roni, mendengar Lira kembali menangis kesakitan. Norma,
tetangga setembok dengan rumah Roni, diam-diam mengaku berkali-kali
menyaksikan kesadisan lelaki bertato gambar wanita di dada itu.
Puncaknya,
kemarin pagi sekira pukul 08.30 WIB. Ceritanya, pagi itu Norma batal
memandikan anaknya. Itu karena dari balik dinding kamar mandinya yang
tembus ke kamar mandi Roni, Norma mendengar Lira sesunggukan menangis.
Tahu Roni dan isteri tuanya, Susi, pergi kerja, Norma lalu memanggil
Andre, anak ketiga Roni dengan Susi.
“Waktu
Andre saya tanya, katanya kemaluannya sakit. Pas saya lihat rupanya
(kemaluannya) udah banyak luka baker bekas api rokok. Wajahnya juga
lembam-lembam,” terang Norma soal kondisi Lira.
Norma
lalu membopong Lira ke rumah tetangganya, Nek Mis. Bersama nenek itu,
Norma lalu melaporkan kondisi Lira pada Kepling (VII) mereka, Suin
(54). Warga yang kemudian heboh, lalu membawa Lira dan kakaknya, Dini
-juga luka- ke kantor Desa Sambirejo, selanjutnya ke Mapolsek Percut
Seituan.
“Saya
sudah sering bilang sama tetangga kalau Roni itu sering mukuli 2
anaknya ini. Tapi mereka (tetangga) tidak percaya,” kata Norma. Ia
kesal karena temuan sadis itu seperti terlambat. Norma mengaku hampir
saban malam mendengar Roni memukuli 2 anaknya itu. “Kalau saya bilang
seperti menu wajib. Kalau dia pulang (kerja) malam pasti anaknya
dipukul.”
Karena
itu, asal Roni didengarnya pulang malam ke rumah, “Saya langsung
buru-buru ke belakang, mengintip dari balik dinding kamar mandiku yang
langsung tembus ke kamar mandi mereka. Pernah saya lihat dia mukul pipi
anak itu, pakai (kayu) balok juga saya pernah lihat dia mukul anaknya,
waktu itu habis Maghrib.” Norma mengaku hanya sebentar mengintip aksi
sadis Roni karena tidak tega melihat 2 anak kecil itu disiksa. Bahkan,
sambungnya, “Saya juga pernah melihat Lira dan Dini (disiksa) tidur di
depan kamar mandi.”
Kesadisan
Roni bukanlah sesuatu yang mengejutkan bagi para tetangganya.
Setidaknya, itu diakui Kepling Suin. Menurutnya, di lingkungannya Roni
dikenal gemar mabuk dan berperangai kasar. “Sifatnya tak mencerminkan
sifat seorang bapak. Pokoknya sifatnya tak patut dicontoh lah,” ungkap
Suin.
Pengakuan
hampir senada juga dilontar Fitra, bocah 7 tahun kawan bermain 2 bocah
malang itu. “Orang (Lira dan Dini) itu dikurung terus Om, tak pernah
dikasih keluar rumah sama bapaknya. Tiap hari mereka selalu nangis
dipukuli bapaknya sampai terberak-berak,” ungkap polos Fitra saat
ditanya POSMETRO MEDAN.
Bahkan
kemarin malam, sebelum kisah terungkap, seorang kakek 60 tahun yang
tinggal dekat rumah Roni, mengaku mendengar Lira dan Dini menangis
akibat dipukuli ayah kandungnya. “Tadi malam saja, sampai (pukul)
setengah 3 pagi anaknya masih dihajar, mereka menjerit-jerit. Terkadang
suara hantukan keras kepalanya ke dinding terdengar sampai ke rumah
saya,” kata S. Bangun, kakek itu.
Polisi Sebut 2 Korban Juga Diperkosa
Setiba
dibawa ke Mapolsek Percut Seituan, polisi segera membawa Lira dan Dini
ke RSU Pirngadi guna visum. Sedikitnya, 5 luka bekas bakar ditemukan di
seputar kulit kemaluan Lira. Itu selain luka di wajah akibat dipukul
atau ditendang. Dini juga tak jauh beda. Bahkan, “Kata anak-anak itu,
bapak mereka pernah memasukkan kemaluannya ke kemaluan anak-anak, gawat
kali bah!” aku seorang polisi, tercengang.
Dua
bocah teraniaya itu tampak terduduk lesu saat dibawa kembali ke
Mapolsek Percut Seituan. Hasil pemeriksaan sementara, selain dipukuli
hingga kemaluan mereka dibakar lewat bara rokok, “Kedua korban diduga
juga sudah dicabuli, diperkosa,” kata Kapolsek Percut Sei Tuan AKP
Jumainur melalui Kanit Reskrim Iptu Yon Edi Winara pada POSMETRO MEDAN.
Karena
itu, hingga kemarin Roni masih diperiksa polisi. Ia mengaku menyiksa 2
darah dagingnya itu dengan menggunakan bara rokok dan kayu balok.
Katanya, itu dilakukannya karena dongkol alias geram melihat prilaku
Lira dan Dini. “Kadang mereka susah disuruh makan Bang, yang paling
jengkel Lira sering buang air besar di celana, udah diajarin pun dia
nggak mau ngerti juga,” celoteh Roni saat diwawancarai POSMETRO MEDAN.
(sahala/widya
0 komentar:
Posting Komentar