Belum
satu bulan perjanjian perdagangan bebas Indonesia-Cina diberlakukan,
sejumlah pengusaha sudah berbondong-bondong memasok produk Cina. Lihat
saja di pusat tekstil Tanahabang, Jakarta Pusat, produk-produk seperti
celana jins, kaos, sampai tas impor dari Cina mulai merajalela. Bahkan,
sebagian besar pedagang di Tanahabang beralih menjual produk asing itu.
Sejumlah pengusaha di Tanahabang, Jakpus, berbondong-bondong memasok produk pakaian asal Cina. Bahkan, sebagian besar pedagang sudah beralih menjual produk asing itu.
Mawi, pedagang yang memiliki 13 kios di Tanahabang, dulunya memproduksi sendiri seluruh jualannya. Sayang, kini ia tidak bisa lagi bersaing dengan produk Cina dan terpaksa merumahkan karyawannya dari 200 kini hanya 40 orang.
Kendati ancaman di depan mata, Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan tetap yakin produk lokal bisa bersaing karena kualitasnya baik dan murah. Data menunjukkan, semester satu 2009 atau sebelum perdagangan bebas berlaku, produk tekstil Cina menguasai 15 persen pasar domestik.(ADO)
Sejumlah pengusaha di Tanahabang, Jakpus, berbondong-bondong memasok produk pakaian asal Cina. Bahkan, sebagian besar pedagang sudah beralih menjual produk asing itu.
Mawi, pedagang yang memiliki 13 kios di Tanahabang, dulunya memproduksi sendiri seluruh jualannya. Sayang, kini ia tidak bisa lagi bersaing dengan produk Cina dan terpaksa merumahkan karyawannya dari 200 kini hanya 40 orang.
Kendati ancaman di depan mata, Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan tetap yakin produk lokal bisa bersaing karena kualitasnya baik dan murah. Data menunjukkan, semester satu 2009 atau sebelum perdagangan bebas berlaku, produk tekstil Cina menguasai 15 persen pasar domestik.(ADO)
== http://klikunic.com
0 komentar:
Posting Komentar