Kini mari sejenak kita belajar dari pengalaman kita saat hari-hari mendekati lebaran beberapa waktu lalu. Biasanya ketika kita berkunjung ke mall atau pusat perbelanjaan, kita akan disuguhi dengan berbagai penawaran dan diskon produk. Para produsen atau supplier seolah berlomba memberikan harga yang paling murah sehingga membuat semua orang tergerak untuk melakukan pembelian. Bagaimanakah mereka memanfaatkan momen-momen tertentu atau kondisi psikologis konsumen untuk menaikkan penjualan? Atau pertanyaan dasarnya bagaimana sebenarnya cara untuk menentukan harga suatu produk? Temukan jawabannya di sini!
Seperti sudah disebutkan dalam SMUO, sebagai pebisnis internet, anda wajib punya produk. Kalau anda sudah buat produk dan telah jadi, kira-kira apa lagi yang bisa memusingkan kepala anda? HARGA. Ya, meski kelihatannya sederhana, pemberian label harga tidak sesederhana yang anda kira. Kalau harga anda terlalu murah, sangat mungkin anda tidak bisa menutup biaya produksi atas produk tersebut. Dan kalau terlalu mahal, siapa orang yang mau beli? Kalau sama dengan harga pasaran, bisa-bisa anda dicap hanya sebagai pengikut.
So, berdirilah di posisi pembeli. Pikirkan kira-kira apa yang ada di kepala mereka? Pelajari kondisi psikologis mereka. Anda tidak bisa memutuskan berapa harga yang akan anda patok tanpa berkompromi dengan calon pelanggan anda.
Kita pasti sering menjumpai dua barang dengan kualitas hampir sama tapi punya harga berbeda. Ada yang lebih mahal dan murah. Ambil saja contoh produk notebook. Merk A bandrol harganya 5 juta, sedang merk B 4,99 juta. Kira-kira merk mana yang paling banyak diminati pembeli? Kita tahu bahwa manusia biasa bertindak pertama kali berdasar emosi. Baru setelahnya berpikir rasional. Misal, mereka memiliki budget di bawah 5 juta untuk pembelian notebook. So, sudah pasti produk B yang dipilih. Kenapa? Secara psikologis mereka akan mengatakan produk B jauh lebih murah dibanding produk A.
Sebaliknya, jika mereka menaruh bandrol 5,1 juta, bisa dipastikan harga produknya terlihat sangat mahal dibanding kedua harga sebelumnya. Meski sebetulnya harga hanya terpaut sedikit. Memang begitulah sifat manusia. Harga yang sedikit terlihat lebih murah dengan kualitas tak jauh beda adalah tawaran menggiurkan yang tak bakal dilewatkan pembeli begitu saja.
Tapi, harga produk yang murah tidak selamanya menjamin produk anda laris. Oleh karena itu, anda perlu mempraktekkan teori-teori penentuan harga berikut…
- Buat Paket Produk
Anda bisa saja mematok harga lebih mahal untuk produk yang ditawarkan. Tapi alasannya harus logis. Misal, anda menawarkan produk lengkap satu paket. Jadi anda tidak hanya memberikan produk utama, tapi juga produk tambahan yang berhubungan dengan produk utama. Istilahnya berikan bonus-bonus yang bermanfaat. Naikkan harga sedikit lebih mahal dari yang lain, tapi berikan lebih banyak bonus yang menggiurkan. Saya yakin, pengunjung pasti tak menolak untuk membeli.
Misal, di swalayan anda menemukan satu paket shampoo lengkap dengan perawatan anti ketome dan anti rontok berharga 10 ribu. Sementara kalau anda beli produk-produk tersebut secara terpisah, anda akan mendapati harga 15 ribu. Nah, kira-kira mana yang akan anda pilih? Paket produk atau beli terpisah? Saya yakin anda akan beli yang paketan. Meski mungkin kali ini anda belum membutuhkan shampoo perawatan anti rontok atau ketombe. Anda hanya memanjakan emosi anda. ”Kapan lagi dapat harga murah? Mungkin besok paketnya sudah habis. Jadi jangan sampai menyesal.”
Begitu juga yang pembeli anda pikirkan. Membeli produk dalam satu paket akan menimbulkan perasaan “something for nothing.” Artinya, mereka tidak apa-apa mengeluarkan uang lebih karena mereka merasa tidak dirugikan.
- Diskon
Kapanpun anda meluncurkan produk baru, jangan lupa beri tawaran menarik pada pengunjung. Caranya, tawarkan diskon. Misal untuk 100 pembeli pertama, harga dipotong 30%.
Pemberian diskon bisa dilakukan dalam musim atau waktu tertentu. Misal, saat bulan puasa atau hari raya, awal tahun, akhir tahun. Selain itu, harga diskon bisa anda berikan pada pelanggan loyal anda. Contoh, pembeli yang sudah berada dalam daftar kontak, pemegang keanggotaan membership, atau pembeli yang dibawa oleh para affiliate anda. Jaringan pembeli macam ini akan selalu kembali pada anda selama anda bisa menghargai mereka.
- Berikan harga yang sepadan dengan kualitas
Salah satu syarat berjualan di internet adalah tidak boleh mematok harga tinggi. Anda tidak cuma bersaing dengan produk yang dijual offline, tapi juga bersaing dengan kemalasan orang belanja di internet. Kecuali anda sudah punya brand produk yang bagus, jangan sekali-kali mematok harga tinggi. Cukup pasang harga yang memang sesuai dengan kualitas produk anda. Mata konsumen lebih jeli dari anda. Karena mereka pemegang kekuasaan. Uang ada di tangan mereka. Dan, ingat semboyan pembeli “teliti sebelum membeli.”
Salah satu cara agar pembeli menerima harga yang anda pasang masuk akal, adalah dengan menimbulkan “kesan berharga.” Maksudnya, buat produk anda seeksklusif mungkin. Timbulkan kesan bahwa produk yang anda buat sangat bermutu. Jadi pantas kalau harganya tidak murah. Tapi ingat! Itupun bisa anda lakukan setelah anda punya sejumlah besar pelanggan. Untuk produk yang pertama kali launching, akan sangat susah menimbulkan kesan seperti ini.
- Masukkan biaya-biaya ke harga jual produk
Harga setiap barang pasti sudah termasuk biaya pengiriman dan perawatannya. Atau bahkan kadang biaya packing dan kemasan juga diikutkan dalam harga jual produk. Jadi, kapanpun anda menjual produk yang bersistem kirim secara offline, silakan anda perhitungkan biaya kirim dan kemasannya. Masukkan perhitungannya ke dalam harga jual produk.
Lalu, katakan pada pembeli bahwa ongkos kirim dan biaya paket produk anda gratis! Jadi, pembeli anda tidak perlu menambah biaya lagi. Tawarkan betapa mudah membeli produk anda. Dan ini akan berbeda jika anda mencantumkan biaya kirimnya secara terpisah. Pembeli akan merasa produk anda terlalu mahal. Karena total yang mereka keluarkan bukan cuma untuk produk, tapi biaya perjalanan produk juga.
- Harga elastis
Saat anda menaikkan harga dan permintaan terhadap produk anda jadi menurun, berarti anda memiliki produk dengan sifat harga yang elastis. Sekalipun mungkin anda menaikkan harga hanya 1%. Harga seperti ini biasanya dipengaruhi oleh tingkat kompetisi dan persepsi pembeli.
Sebaik-baiknya produk adalah yang punya harga in-elastis (tidak elastis). Jadi kapanpun anda mau menaikkan harga, pembeli tetap ramai. Produk seperti apa yang bisa seperti ini? Tentunya yang bermanfaat besar bagi pengunjung. Orang yang sedang butuh pasti akan membeli produk anda. Tidak peduli berapapun harganya, yang penting kebutuhan mereka terpenuhi. Sama seperti kebutuhan makanan bagi orang yang lapar.
Maka, anda harus bisa menampilkan keunikan dalam produk anda. Dan, usahakan keunikan ini dipahami oleh pengunjung anda. Sehingga produk anda dianggap sangat bernilai oleh pembeli.
Beberapa hal penting tentang pematokan harga produk sebenarnya bergantung penuh pada kondisi pembeli. Anda harus bisa menangkap ”Apa yang ada di pikiran mereka? Apa pendapat mereka tentang produk anda? Bagaimana kesan mereka atas produk anda?” Cukup pahami apa yang ada di kepala pembeli dan sesuaikan harga dan kualitas produk.
Akhirnya, berapa harga produk anda? Semoga tidak mahal, jadi saya bisa ikut beli!
www.jokosusilo.com
0 komentar:
Posting Komentar