Sebuah penelitian terbaru di Inggris mengungkapkan bahwa Anda lebih baik mengenakan rok untuk bekerja ketimbang celana panjang. Riset yang dilakukan oleh University of Hertfordshire itu mengungkapkan bahwa perempuan yang mengenakan rok saat bekerja akan mendapat kesan lebih positif dan mendapat peluang lebih besar untuk diterima dengan baik di lingkungan kerjanya.
Selain itu, para pengguna rok juga dianggap lebih punya rasa percaya diri dan diyakini akan mendapatkan gaji lebih besar dibandingkan mereka yang lebih suka mengenakan celana panjang saat bekerja.
Riset ini mensurvei sebanyak 300 orang wanita yang mengenakan rok maupun celana panjang saat bekerja dengan pertanyaan-pertanyaan yang terkait rasa percaya diri, gaji, fleksibilitas, kepercayaan, dan kesuksesan.
Menurut Profesor Karen Pine, yang memimpin riset tersebut, secara umum, kesan pertama terhadap mereka yang mengenakan rok adalah lebih formal dan sering kali dianggap lebih akurat.
“Setelah melihat wajahnya sedetik, orang akan membuat penilaian tentang kepribadian orang lain dan atribut kerja mereka. Secara umum, wanita mempunyai pilihan mode berpakaian lebih luas ketimbang laki-laki dan tetap harus menjaga identitas yang menyeimbangkan antara profesionalitas dan daya tarik,” ungkap Profesor Pine.
Ia menambahkan bahwa rok memungkinkan penggunanya untuk mencapai keseimbangan tersebut tanpa memperlihatkan sikap provokatif. “Apa yang kita kenakan menunjukkan banyak hal hanya dalam hitungan detik. Berpakaian untuk memberikan kesan tertentu sangatlah penting dan bahkan bisa menjadi kunci sukses,” ujar sang profesor.
Namun Profesor Pine juga mengingatkan untuk tidak berlebihan agar tidak menjadi masalah. “Hati-hati dengan busana berdada terlalu rendah atau rok yang terlalu pendek. Penelitian lain mengungkapkan bahwa ‘pakaian yang provokatif’ justru menunjukkan rendahnya tingkat profesionalitas," sambung dia.
“Kita mungkin berpikir bahwa mode hanyalah kesenangan yang boros dan kepribadian kita yang menyenangkan akan memudar atau terganggu oleh noda sup di jaket kita. Itu tidak benar," ujar Profesor Pine.tempointeraktif.com
0 komentar:
Posting Komentar