“Unfortunately, some people believe their schedules are more important than their lives. – Patutlah disayangkan jika ada orang yang mengira bahwa daftar tugas yang harus mereka selesaikan itu lebih penting dibandingkan kehidupan mereka sendiri.”
– David Leonhardt
(dikutip dari The Reader's Digest)
Di era modern, dimana persaingan sudah sangat padat, kita dituntut berusaha lebih keras dan cepat. Padahal kita juga harus menghadapi persoalan yang kian pelik di rumah dan pekerjaan, tugas yang semakin menumpuk dan belum terselesaikan, kehilangan, jadwal tertunda, tidak ada solusi dan lain sebagainya. Semua itu menjadikan kita mudah stres, sebab seakan tidak ada lagi nilai-nilai positif yang dapat membahagiakan.
Pekerjaan dan krisis atau kehilangan sering dikaitkan dengan stres. Humor merupakan salah satu cara mengatasi tekanan-tekanan semacam itu. Bahkan humor juga mampu mempertahankan dan meningkatkan segala hal yang positif di dalam diri kita lebih optimal. Kemampuan seseorang dalam menciptakan humor dalam kehidupan mereka sangat berpengaruh terhadap kondisi emosional, kesehatan, dan hubungan sosial. Ketiganya pun merupakan faktor utama penyokong terselesaikannya semua persoalan dan tercapai suatu kesuksesan.
Humor membantu meringankan beban akibat stres dan mengendalikan emosi menjadi lebih baik dari biasanya. Sultanoff menegaskan bahwasanya, “Anecdotal evidence has long supported the proposition that distressing emotions and humor cannot occupy the same psychological space. – Berbagai bukti telah menyebutkan bahwa tekanan emosi dan humor tidak dapat terjadi dalam satu suasana psikologis.”
Humor sangat efektif mengarahkan pemikiran menjadi positif. Humor akan membuat hati kita senang. Bila hati kita senang, otomatis kita akan bersikap lebih baik terhadap orang lain, lebih mudah berpikir dan menemukan alternatif-alternatif baru yang belum pernah terbayangkan. Sehingga humor menjadikan kita siap bekerja kembali dengan lebih giat dan kreatif dalam menciptakan prestasi dalam kehidupan ini.
Sementara itu, humor sering membuat kita tertawa. Pada saat tertawa, sistem imun atau kekebalan tubuh dan sistem pada tulang, pembuluh darah jantung maupun otot bekerja lebih aktif. Ada yang menyebutkan bahwa tertawa merupakan olahraga organ dalam tubuh dan sangat efektif mengembalikan kondisi kesehatan.
Para pakar kesehatan menyatakan bahwa hati yang senang mampu menangkal penyakit, khususnya efek dari stres yang berkepanjangan. Norman Cousins menegaskan, “Jika kita tertawa lepas selama 10-20 menit maka kita akan terbebas dari rasa sakit selama puluhan jam berikutnya.” Tidak mengherankan bila kita merasa kondisi fisik ini lebih baik setelah tertawa. Dengan kondisi fisik yang lebih baik artinya kita akan memiliki energi yang lebih besar dalam berusaha mencapai kesuksesan yang kita inginkan.
Humor sangat bermanfaat dalam aktifitas kita sebagai mahluk sosial. Sebab dengan kemampuan menciptakan humor maka kita akan mudah berkomunikasi secara intensif dan membangun suatu hubungan sosial. Apalagi di era tehnologi mutahir seperti sekarang ini, kita dapat memanfaatkan tehnologi untuk mengirim maupun menerima humor secara lebih luas. Misalnya kita kirimkan cerita, gambar lucu dan lain sebagainya melalui internet yang menjangkau seluruh dunia. Hampir dapat dipastikan bahwa hubungan sosial yang lebih baik dan luas akan meningkatkan potensi kesuksesan.
Humor memang senantiasa diperlukan, dalam pergaulan, bisnis, produk, dan lain sebagainya. Perhatikan bahwa perhatian kita akan lebih besar terhadap hal-hal yang mengandung unsur humor. Misalnya bila kita mengikuti seminar yang dibawakan dengan penuh humor, maka kita akan mengikuti seminar tersebut dengan sepenuh hati sampai selesai. Padahal mungkin seminar tersebut sudah berlangsung 5 jam. Bahkan ketika pulang dari seminar tersebut kita masih tersenyum, dengan membawa perasaan senang dan semangat yang lebih besar.
Sebenarnya terdapat banyak sekali cara yang menjadi sumber humor dan menyebabkan kita tertawa, misalnya memberi nama lucu kepada benda-benda yang kita punya, lebih banyak memberi daripada menerima, menonton acara-acara, suara-suara dan wajah yang lucu, membaca cerita humor dan lain sebagainya. Tetapi kita harus memperhatikan apakah humor itu sehat ataukah tidak. Humor yang sehat mampu mengurangi stres, memberikan perspektif baru dan perasaan lebih baik. Sedangkan humor yang menyakiti bisa menyinggung perasaan orang lain, meningkatkan ketegangan, dan menjadikan suasana perasaan lebih buruk.
Secara umum target humor mengarah kepada diri sendiri itu lebih menyehatkan. Sebab pada saat kita mentertawakan diri sendiri, maka orang di sekitar kita akan merasa lebih aman karena mereka merasa bukan merupakan target dari humor tersebut dan mereka menjadi terhibur. Misalnya ketika saya menceritakan pengalaman sewaktu mengunjungi Eropa Timur, tepatnya saat berada di Jerman.
Waktu itu saya ingin ke toilet. Ada dua pintu, yang satu bertuliskan dumen, dan yang satunya lagi bertuliskan herren. Saya berspekulasi bahwa dumen adalah toilet pria. Tetapi setelah saya buka, dibalik pintu itu ternyata semuanya wanita. Saya malu sekali waktu itu. Banyak orang tertawa saat saya menceritakan pengalaman lucu tersebut. Setidaknya saya telah menyebabkan orang lain senang dan merasa nyaman serta lebih dekat dengan saya. Saya yakin telah mendapatkan keuntungan dari aktifitas humor tersebut dari segi kesehatan, emosional dan hubungan sosial.
Jadi jangan selalu menganggap segalanya terlalu serius. Sangatlah penting menciptakan humor di tengah tekanan persoalan atau pekerjaan yang harus kita hadapi dan persaingan yang begitu ketat. Manfaat humor bagi kehidupan sosial, kesehatan dan emosional, sebagaimana diuraikan diatas, cukup menjelaskan bahwa humor merupakan mekanisme yang sangat potensial. Bukan sekedar humor bila saya kemudian menganjurkan Anda untuk mengasah dan mencoba menggunakan kemampuan Anda dalam menciptakan humor untuk membangun kesuksesan yang Anda dambakan. Karena kehidupan kita sebenarnya jauh lebih menyenangkan dibandingkan pekerjaan dan persoalan yang harus kita selesaikan.
*Andrew Ho adalah motivator Asia, pengusaha, dan penulis buku best seller Highway to Success
0 komentar:
Posting Komentar