Penyidik menduga paket dikirim oleh suatu kelompok dari jaringan teroris al-Qaida di Yaman
Senin, 1 November 2010, 13:47 WIB
Renne R.A Kawilarang, Denny Armandhanu Demikian menurut wakil penasihat keamanan nasional AS, John Brennan. Dia mengungkapkan, dua paket tersebut dialamatkan ke dua sinagog di Kota Chicago.
“Namun, saya sepakat dengan pemerintah Inggris yang menduga paket ini dirancang untuk meledak di udara,” ujar Brennan, Minggu 31 Oktober 2010, seperti dilansir kantor berita Associated Press.
Tim penyidik masih mengumpulkan data dan melakukan penyidikan mengenai kemungkinan ledakan yang disebabkan oleh bom tersebut. Brennan mengakui bahwa pemerintah Inggris, Emirat Dubai dan Amerika Serikat (AS) nyaris kecolongan dengan masuknya paket berbahaya tersebut pada pesawat kargo berpenumpang. Dia juga mengatakan bahwa saat ini sedang dilakukan pencarian kemungkinan adanya bahan peledak lainnya.
“Kami mencoba untuk memahami lebih baik lagi apa yang sedang kami hadapi. Kami berpacu dengan waktu untuk menemukan paket yang lainnya, lalu menjinakkannya,” ujar Brennan.
Penyidik menduga paket itu dikirim oleh suatu kelompok dari jaringan teroris al-Qaida yang berbasis di Yaman. Menteri Dalam Negeri Inggris, Theresa May, mengatakan bahwa pembuat bom ini jelas berencana untuk meledakkan paket di udara. Karena dia tahu betul bahwa pesawat kargo dapat saja merubah rute perjalanannya pada menit-menit terakhir.
“Peledak ini mampu menjatuhkan sebuah pesawat jika diledakkan pada saat pesawat mengudara,” ujar May.
Bahan peledak ditemukan di Inggris berupa bubuk putih yang dimasukkan ke dalam sebuah cartridge tinta komputer, kabel serta papan sirkuit di dalamnya merupakan materi bom tersebut. Paket yang sama ditemukan di Dubai, Uni Emirat Arab. Sumber di sana menggambarkannya sebagai bahan peledak dengan kabel yang canggih.
Penyidik forensik mengatakan bahwa bom yang digunakan pada paket tersebut adalah bom yang sama yang gagal meledak pada malam natal di Detroit dan serangan terhadap kepala anti-teroris Arab Saudi tahun lalu. Semua bom ini memiliki kandungan yang sama dengan yang terdapat di dalam paket, yaitu PETN atau pentaerythritol tetranitrate.
Intelijen AS meyakini bahwa pembuat bom itu adalah Ibrahim Hassan al-Asiri, 28, yang saat ini berada di Yaman. Saudara lelakinya, Abdullah, tewas pada serangan terhadap kepala anti-teroris Arab Saudi.
Ulama garis keras kelahiran AS, Anwar al-Awlaki, yang diduga memiliki kaitan dengan serangan malam natal dan pengirim pesan kekerasan, saat ini juga sedang menjadi incaran intelijen AS.
Namun, pemerintah Yaman mengatakan bahwa walaupun banyak sumber mengatakan bahwa Awlaki merestui operasi ini, namun dia diyakini tidak terlibat langsung dengan upaya pengeboman pesawat tersebut. (umi)
• VIVAnews
Masukkan Data-Data Anda Di Bawah! Dapatkan Petuah Sukses Secara Berkala - Selamanya GRATIS! :-)
0 komentar:
Posting Komentar