toko-delta.blogspot.com

menu

instanx

Selasa, 13 Juli 2010

MENJADI PEMASAR SUKSES DENGAN 3P




“He who reigns within himself, and rules passions, desires, and fears, is more than a king. – Mereka termasuk orang-orang yang lebih baik dibandingkan raja, karena dapat mengontrol diri mereka sendiri, mampu mengarahkan keinginan ke arah yang positif, dan pandai mengendalikan ketakutan mereka.”
~ John Milton

John Milton menandaskan bahwa kesuksesan benar-benar membutuhkan kesiapan mental dan optimisme, meliputi semangat, keuletan dan kesabaran. Ketiga hal itu dapat dipupuk melalui berbagai cara, misalnya melalui keluarga, lingkungan sosial yang kondusif, maupun dari berbagai sarana misalnya dari film. Dua film berikut ini berasal dari kisah nyata dan telah menjadi inspirasi banyak orang untuk meraih keberhasilan khususnya di bidang pemasaran.

Dalam sebuah film berjudul Door To Door (2002) dikisahkan tentang seorang tokoh bernama Bill Porter. Ia dilahirkan dengan cacat bawaan bernama cerebral palsy, di antaranya ia mengalami gangguan fungsi tangan kanan dan berjalan pincang. Ia pun sulit berbicara, dan kalaupun dapat berbicara selalu meneteskan air liur. Tetapi dengan penuh kasih sayang ibunya selalu memberikan motivasi. Alhasil, meskipun tumbuh menjadi pemuda yang cacat, tetapi Bill Poter mempunyai ketekunan, kesabaran, dan semangat yang tinggi.

Hanya bermodal semangat, Bill Poter memberanikan diri melamar pekerjaan sebagai seorang pemasar di sebuah perusahaan terkenal, The Watkins. Dengan tegas pihak perusahaan menolak lamarannya. Mereka menjadikan keterbatasan fisik Bill Poter sebagai alasan.

Tak ingin mengecewakan sang ibu, Bill Poter berusaha menawarkan diri menjadi pemasar di wilayah yang tidak diinginkan pemasar lainnya. “Apalah ruginya jika Anda memberi saya lokasi yang tidak berpotensi?” katanya pada saat menawarkan diri. Pihak perusahaan melihat semangat dalam diri Bill Poter, sehingga ia pun diterima bekerja di perusahaan tersebut.

Dengan penuh kesabaran, ketekunan dan semangat ia menekuni profesinya. Setiap hari Bill Porter naik bus menuju wilayah pemasaran yang dimaksud. Kemudian ia berusaha mencari dan melayani konsumennya, meskipun untuk itu ia harus berjalan kaki sepanjang 8 sampai 10 mil.

Dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang pemasar, ia pun berusaha menjalin hubungan baik dengan penduduk di wilayah pemasarannya. Kesabaran dalam menjalin hubungan baik menjadikan dirinya semakin mengenal penduduk di wilayah tersebut. Dengan mudah pula ia mendapatkan akses informasi, misalnya tentang Peter yang sudah pindah ke kota lain, anak perempuan Stephen yang sudah menikah dengan putra keluarga John dan lain sebagainya.

Tak nampak sedikit pun rasa lelah di wajahnya. Meskipun ia dihadapkan pada berbagai bentuk tantangan, misalnya berupa penolakan, kritik, cemooh, dan kerasnya persaingan. Ia menjalani semua itu dengan senang hati, seperti yang telah diajarkan oleh ibunya.

Ia begitu tekun, sabar dan bersemangat menjalankan profesinya. “I like to be a salesman. – Saya senang menjadi salesman!” kata Bill Poter. Pada saat ia dirawat di sebuah rumah sakit pun, Bill Porter masih berusaha menawarkan produk kepada seorang pasien di sebelah ranjangnya.

Ada sebuah kisah menarik dalam perjuangan Bill Poter memasarkan produk. Seorang calon konsumen memberinya sebuah hadiah sebagai bentuk rasa iba atas kondisinya. Tetapi, dengan halus Bill Poter menolak pemberian tersebut. “Saya adalah seorang salesman bukan pengemis yang sedang meminta belas kasihan,” katanya. Dapat kita lihat bahwa cacat fisik yang ia derita sama sekali tidak membuatnya mengurangi ketekunan dan semangat juang Bill Poter atau berusaha meminta belas kasihan orang lain.

Dengan modal ketekunan, kesabaran, dan semangat juang yang sangat tinggi ia berhasil menjadi pemasar yang cukup sukses. Ia mendapatkan sebuah penghargaan The Best Salesman of The Year dari The Watkins sebagai sales terbaik. Ia juga mendapatkan penghargaan dari The National Council on Communicative Disorders yang saat itu disampaikan oleh John Glenn pada tahun 1998. Kisahnya bahkan pernah dimuat dalam majalah The Readers’ Digest. Tak ada yang istimewa dalam diri Bill Poter, selain kekurangan pada fisiknya yang cacat. Tetapi ia memiliki ketekunan, kesabaran dan semangat yang begitu besar untuk terus mencoba, dan telah menjadi modal utama keberhasilannya. “Most of the important things in the world has been accomplished by people who have kept on trying when there seemed to be no hope at all. – Sebagian besar hal-hal penting di dunia ini diciptakan oleh orang-orang yang terus mencoba meskipun realitas semula tak menampakkan harapan sama sekali,” kata Dale Carnegie. Bahkan sampai saat ini, di usianya yang telah mencapai 75 tahun, Bill Poter masih saja aktif menjalankan profesinya melalui internet.

Semangat, ketekunan, dan kesabaran merupakan modal utama kesuksesan Bill Poter. Ketiga faktor itu pula menjadi modal keberhasilan Chris Gardner, seorang tokoh dalam sebuah film berjudul The Pursuit of Happiness (2006). Film yang dibintangi oleh Will Smith dan anak kandungnya sendiri, Jaden, merupakan kisah nyata.

Dikisahkan sumber penghasilan Chris Gardner hanyalah berasal dari keuntungan penjualan produk kesehatan. Tetapi penghasilannya jauh dari cukup, sehingga memicu konflik dengan istrinya. Sang istri meninggalkan Chris Gardner dan putranya untuk mencari pekerjaan di New York. Selanjutnya Chris Gardner terpaksa bekerja sambil mengasuh anaknya.

Kemudian Chris magang di sebuah perusahaan saham. Selama 6 bulan bekerja dalam masa percobaan, Chris sama sekali tidak mendapatkan gaji. Padahal persaingan kerja yang begitu ketat belum tentu memberinya kesempatan menjadi pegawai tetap di perusahaan tersebut.

Tak hanya itu, Chris kerap direndahkan. Atasannya sering meminta Chris melakukan pekerjaan seorang pembantu, misalnya menyediakan kopi dan makanan, atau mencarikan tempat parkir mobil. Tetapi ia menjalani semua itu sebaik mungkin, tanpa keluhan atau rasa letih.

Sementara untuk menghidupi anak dan dirinya sendiri ia terpaksa menjual barang-barang dagangannya berupa alat-alat kesehatan. Tetapi hasil penjualan itu tak dapat menutupi kebutuhan sewa kamar, sehingga ia diusir dan terpaksa bermalam di kamar kecil di stasiun kereta api bersama anaknya yang berusia 5 tahun. Jika sedang mujur, terkadang ia mendapatkan tempat menginap sementara di sebuah rumah singgah milik pemerintah.

Hanya dengan kesabaran, keuletan, dan semangat yang tinggi Chris mampu bekerja dengan baik. Kemudian ia diangkat menjadi salah seorang pialang saham di perusahaan tersebut. Dengan ketiga faktor itu pula ia mencoba merintis karirnya hingga mampu mencapai kesuksesan luar biasa di Chicago, USA.

“You got a dream, you got to protect it. People tell you, you can’t do something, it’s because they can’t do it. You want something, go get it! – Jika kamu mempunyai impian, maka kamu harus menggenggam impianmu itu erat-erat. Orang lain dapat menilai dirimu tak akan mampu melakukan sesuatu, itu karena mereka sendiri tak dapat melakukannya. Jika kamu menginginkan sesuatu, maka segera wujudkan!” begitu kata Chris pada suatu hari kepada anaknya. Chris telah menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat luas di Amerika dan sempat diundang dalam acara Oprah Winfrey Show.

Bill Porter dan Chris Gardner tidak mempunyai kelebihan khusus, kecuali memiliki kualitas 3 P (passion/semangat, patience/kesabaran, dan persistence/keuletan). “You’re not obligated to win. You’re obligated to keep trying to do the best you can every day. – Anda tidak diminta untuk selalu menang. Tetapi setiap hari Anda hanya bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik,” kata Marian Wright Edelman. Dengan ketiga faktor itu mereka mampu melakukan pekerjaan sebaik mungkin dan mendapatkan hasil maksimal.

PENSIUN MUDA DAN WAKTU


“We do not count a man’s years until he has nothing else to count. – Waktu kita tak kan diperhitungkan lagi disaat tak ada kontribusi yang dapat kita berikan.”
~ R.W. Emerson

Selama ini begitu gencar didengungkan motivasi dan teknik pensiun di usia muda. Hal itu mendorong banyak orang berupaya lebih keras untuk meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Satu hal yang tentu sangat membahagiakan karena mereka begitu termotivasi untuk mencapai kebebasan waktu dan keuangan dalam usia relatif muda, misalnya di usia 30 – 40 tahun.

Tetapi banyak juga orang-orang yang salah mengartikan makna pensiun muda. Mereka mengira setelah mencapai kebebasan waktu dan keuangan di bidang tertentu dalam usia relatif muda, maka mereka akan pensiun. Dalam artian mereka tidak perlu lagi menjalankan tanggung jawab apa pun. Mereka mengira setelah sebuah standar hidup yang mereka inginkan tercapai, maka mereka tak perlu lagi melakukan aktivitas apa pun selain bersantai ria.

Kiranya kekeliruan tersebut perlu diluruskan kembali. Karena pada dasarnya manusia itu tak ingin terus menerus santai atau hanya melakukan aktivitas yang tidak berarti. Mereka akan cepat bosan atau bahkan kehilangan tujuan hidup. Sebab manusia cenderung senang melakukan tanggung jawab tertentu yang sesuai dengan keinginannya.

Lagipula waktu terlalu mahal untuk disia-siakan apalagi untuk melakukan perbuatan negatif. Begitu mahalnya nilai setiap detik waktu dapat kita tanyakan langsung kepada para pembalap mobil atau motor kelas daerah bahkan dunia sekalipun. Sehingga masa yang kita anggap sebagai masa pensiun bukanlah alasan untuk menyia-nyiakan waktu. Alangkah baiknya jika waktu yang masih kita miliki tetap dimanfaatkan untuk memberikan kontribusi terhadap diri sendiri, orang lain, keluarga, masyarakat, negara, maupun dunia.

Alasan lain agar kita senantiasa memanfaatkan waktu meskipun kita sudah memasuki masa pensiun adalah untuk menghindari berbagai macam penyakit mental, misalnya dementia, alzheimer dan lain sebagainya. Bila kita senantiasa sibuk melakukan berbagai aktifitas untuk berkarya dan berbuat baik, maka kita akan terhindar dari pikiran negatif yaitu penyebab utama berbagai penyakit mental maupun fisik. Karenanya kita harus bertekad untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Dalam realitas kehidupan kita sudah cukup banyak orang menyadari berbagai manfaat dan pentingnya menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Mereka memiliki kesadaran yang sangat tinggi akan nilai waktu. Tak mengherankan jika mereka tetap aktif, produktif, dan penuh semangat melakukan berbagai aktivitas meskipun sudah memasuki masa pensiun dan usia mereka telah senja.

Sebut saja, teman saya,Lily Wisuda, di usia 75 tahun beliau masih aktif memberikan pelayanan jasa akupunktur, mengurusi sebuah asosiasi. Beliau selalu menyetir mobilnya sendiri selama melakukan aktivitas yang cukup padat di wilayah Jabotabek. Alhasil meskipun berusia lanjut dan padat aktivitas, tetapi penampilannya masih selalu segar, enerjik dan mengesankan seperti 17 tahun yang lalu sewaktu pertama kali saya bertemu dengan beliau.

Di Amerika Serikat, sebagian besar dari baby boomer (kelahiran antara tahun 1946-1964) diberitakan masih aktif bekerja. Begitupun di Eropa, Australia, Selandia Baru, dan beberapa negara yang pernah saya kunjungi, mereka terlihat masih aktif bekerja di toko, supermarket, kasino, dan lain sebagainya. Salah satunya adalah Prof. John W.F. Dulles kelahiran tahun 1913, yang masih aktif mengajar dan menulis buku. Mereka menyatakan bahwa motivasi untuk tetap bekerja bukan semata-mata karena mencari uang, melainkan ingin tetap mandiri, aktif memberikan kontribusi dan memberi arti bagi kehidupannya.

Kesimpulan yang dapat saya berikan bahwasanya pensiun muda adalah cita-cita mulia, tetapi jangan sia-siakan waktu sedetik pun. Walaupun kita mungkin sudah memasuki masa pensiun, tetapi waktu yang kita miliki tetap berharga. Karena masih banyak aktivitas positif yang dapat kita lakukan dan kontribusi yang dapat kita berikan. Bergegaslah memperbarui visi, memperluas wawasan, dan berusaha memberi arti pada kehidupan kita. Kata John Bunyan, “You have not lived until you have done something for someone who can never repay you. – Kehidupan Anda tidak akan berarti sebelum Anda berbuat baik untuk orang lain yang tak akan pernah dapat membalas kebaikan Anda itu.”

MENGAPA LIBURAN PERLU


Beristirahat sejenak menjadikan kita mampu menempuh perjalanan lebih jauh.

Sebuah penelitian tentang perilaku manusia menyatakan bahwa rata-rata manusia menghabiskan waktu 25 tahun untuk tidur. Sedangkan 8 tahun lainnya untuk menyelesaikan pendidikan formal, 6 tahun untuk istirahat atau sakit, 7 tahun untuk liburan dan rekreasi. Sementara, 5 tahun waktu manusia habis untuk berkomunikasi, 4 tahun untuk makan, dan 3 tahun untuk melakukan persiapan semua aktivitas tersebut.

Tetapi pada perkembangan selanjutnya, manusia modern saat ini cenderung lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja. Kecenderungan tersebut terjadi dikarenakan desakan era yang serba cepat dan persaingan yang ketat. Persepsi manusia terpola bahwa kehidupan akan lebih berarti jika setiap detik waktu dimanfaatkan hanya untuk bekerja. Tak ada jeda waktu istirahat dianggap lebih efektif, karena jeda waktu istirahat apalagi berlibur dianggap sebagai pemborosan, membosankan, merugikan, dan persepsi negatif lainnya.

Bagi saya, era yang menuntut kita bergerak serba cepat bukan berarti kita tak membutuhkan jeda waktu untuk istirahat. Manusia memerlukan waktu istirahat untuk mengumpulkan energi supaya dapat menjalankan tugas berikutnya dengan lebih baik. Pada kenyataannya memang saya rasakan bahwa waktu liburan membuat saya lebih segar sehingga bersemangat bekerja dan lebih produktif.

Contohnya liburan pada hari Lebaran tahun ini sengaja saya habiskan bersama keluarga. Kurang lebih 10 hari, saya juga melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan para ibu rumah tangga, di antaranya membersihkan rumah, mencuci piring, membantu istri memasak, dan lain sebagainya. Sementara anak-anak saya memasak makanan favorit mereka. Ternyata mereka juga gemar membuat makanan dan es krim. Saya merasakan suasana dalam keluarga semakin mesra dan hangat.

Selama liburan kami benar-benar menikmati situasi yang berbeda. Kami sekeluarga melakukan berbagai aktivitas di luar rutinitas sehari-hari. Saya setiap pagi berolahraga, bermain bersama anak-anak, mengajak anak-anak bermain air di Waterbom Jakarta, nonton film, makan dan minum kopi di Starbucks. Liburan membuat kami memiliki kesempatan lebih banyak untuk beristirahat dan menyegarkan pikiran

Selama liburan saya juga mempunyai banyak waktu untuk menikmati film-film kesukaan. Banyak sekali manfaat yang saya dapatkan dari aktivitas tersebut, selain menghilangkan penat, saya pun memetik pelajaran hidup, motivasi, ide, ataupun inspirasi. Ternyata banyak nilai-nilai kehidupan yang penting, dan liburan membuat saya memiliki cukup waktu untuk introspeksi diri, belajar, memikirkan dan berusaha lebih baik di masa berikutnya.

Sementara itu, liburan membuat saya memiliki waktu untuk bersantai. Di saat seperti itu tiba-tiba saya kembali mengingat kenangan, kerabat dan teman yang telah lama terlupakan lantaran terlalu sibuk dengan berbagai aktivitas. Saat itulah saya mencoba menjalin kembali kominikasi. Alhasil terjalin lagi persahabatan dan terajut lagi kebahagiaan seperti yang telah kami lalui dulu.

Bagi saya, jeda waktu untuk beristirahat merupakan kesempatan yang luar biasa dalam proses perjalanan kehidupan ini. Saya menganggapnya penting, karena nilai sebuah kehidupan bukanlah sekadar mengejar materi melainkan pentingnya berhenti sejenak untuk menikmati keindahan, introspeksi, dan bersyukur. Sehingga pada tahap selanjutnya, semangat, efektivitas dan produktitas kerja kita meningkat.

Ternyata liburan juga memiliki banyak sekali manfaat unik yang tak hanya kami rasakan. Sudah banyak orang yang melakukan penelitian tentang manfaat liburan dan menyatakan manfaat liburan bagi kesehatan dan keuntungan-keuntungan lain yang bisa kita dapatkan. Salah satunya adalah Linda Hoopes dan John Lounsbury, peneliti Departemen Psikologi Universitas Tennessee, yang menyatakan bahwa kepuasan hidup akan meningkat setelah liburan.

Itulah mengapa liburan selalu menjadi saat yang ditunggu, bahkan banyak orang sengaja menjadwal liburan dalam periode waktu tertentu. Jika Anda merasa penat tidak bersemangat dan kurang produktif, segeralah merencanakan sebuah liburan. Semoga Anda mendapatkan semua manfaat liburan.

10 KEMAMPUAN UNTUK SUKSES MENJALANKAN BISNIS DENGAN INTEGRITAS




”Strategi bukan hanya perkara menjadi yang baik pada apa yang Anda lakukan-Strategi adalah perkara menjadi berbeda dalam hal apa pun yang Anda lakukan.
~Michael Porter
Professor di Harvard Business School

Hampir sebagian besar orang lebih senang menjadi pewirausaha. Menjadi wirausahawan atau pebisnis dianggap cara yang paling tepat dan cepat untuk mencapai kebebasan waktu dan keuangan. Realitasnya memang sumber penghasilan orang-orang terkaya di dunia 74 persen berasal dari berbisnis.

Tetapi berdasarkan statistik, kurang dari 20 persen pebisnis berhasil melewati tahun ke-5. Sebuah pepatah bijak mengatakan, “Bukan soal menang atau kalah, melainkan bagaimana Anda memainkan bisnisnya.” Artinya memang tak mudah menjalankan sebuah bisnis, karena tak hanya butuh modal keuangan maupun mental, melainkan kemampuan agar dapat menjalankan bisnis dengan baik hingga mencapai sukses dan berintegritas. Berikut ini beberapa kemampuan yang harus dimiliki untuk menjalankannya.

Kemampuan pertama yang harus dimiliki untuk menjalankan sebuah bisnis adalah bertanggung jawab untuk menyajikan produk atau jasa yang berkualitas dan memberi manfaat yang optimal terhadap konsumen. Hal itu akan melahirkan situasi di mana pebisnis dan konsumen sama-sama mendapatkan apa yang diinginkan dan saling diuntungkan. Sehingga untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan bisnis bertahan hingga berjangka panjang, maka seorang pebisnis juga harus bertanggung jawab untuk menyajikan produk dan pelayanan yang lebih baik pula.Seperti Michael Porter pernah berkata,”Strategi menuntut pilihan. Anda harus memutuskan nilai apa yang hendak Anda sajikan, dan kepada siapa nilai itu hendak Anda sajikan. Anda tidak dapat menyajikan segala nilai kepada semua orang.”

Kemampuan yang kedua adalah kemampuan membaca peluang maupun risiko yang terhitung maupun tidak. Kemampuan membaca peluang merupakan kelebihan alamiah yang dimiliki oleh seorang pebisnis sejati. Kemampuan tersebut tentu saja tidak dimiliki oleh seorang profesor sekalipun yang hanya menguasai ilmu ekonomi secara teori.

Kemampuan ketiga adalah kemampuan bersikap jujur dan menjadi diri sendiri, karena setiap pebisnis merupakan pesan dari bisnis yang ia jalankan. Kejujuran menjadikan konsumen maupun investor yang menjadi bagian penting dari bisnis merasa aman dan nyaman serta menikmati aktivitas bisnis dengan pebisnis tersebut. Hal itu akan menumbuhkan kesetiaan, kepercayaan, dan hubungan yang erat dengan mereka. Dengan kata lain, reputasi kejujuran yang dimiliki oleh seorang pebisnis dalam menyajikan produk maupun jasa merupakan faktor penentu apakah nantinya ia akan berhasil mengembangkan bisnisnya atau tidak.

Selanjutnya, seorang pebisnis yang berhasil pasti mempunyai keberanian mengambil keputusan atau tindakan-tindakan bisnis walaupun hanya mendapatkan beberapa informasi dan bukan gambaran secara terperinci. Memang setiap keputusan atau tindakan-tindakan bisnis selalu mengandung resiko, misalnya inovasi produk atau jasa yang diluncurkan diterima atau ditolak oleh pasar. Jika bisnis cukup menguntungkan, tentu mengandung resiko yang lebih besar pula. No pain, no gain. Sebuah bisnis hanya akan berjalan di tempat atau bahkan hancur tanpa keberanian mengambil keputusan. Kemampuan lain yang harus dimiliki adalah menjadikan bisnis yang ditekuni sebagai sesuatu yang menyenangkan. Kehidupan kita sudah penuh dengan berbagai hal yang serius. Sehingga manusia cenderung lebih terkesan pada segala sesuatu yang bersifat menyenangkan dan menarik.

Berikut contoh-contoh hal menyenangkan yang dapat diaplikasikan kedalam bisnis; memberikan potongan harga atau ekstra produk khusus jika berhasil mengumpulkan poin tertentu. Contoh lainnya adalah berupa kejutan yang menarik dalam periode waktu tertentu. Mengirimkan surat tanda terima kasih atau ucapan selamat juga merupakan hal yang menyenangkan sekaligus menghargai orang lain. Konsumen yang menerima kejutan pasti merasa senang. Itu merupakan ciri khas yang unik. Jika seorang pebisnis mampu melakukannya, dapat dipastikan bisnisnya akan berkembang pesat. Karena apa yang kita berikan itulah nantinya yang akan kita terima.

Seorang pebisnis juga harus mempunyai kemampuan memanajemen, setidaknya kemampuan manajemen dasar. Berbisnis harus dilandasi oleh manajemen bisnis dan keuangan yang baik. Jika manajemen yang ia terapkan cukup baik, tertib dan disiplin, maka segala sesuatu ataupun sistem yang berkaitan dengan konsumen, kolega, maupun rekanan akan berjalan dengan baik pula. Sehingga, semua elemen yang terkait merasa puas dan senang berbisnis dengannya.

Selain memiliki kemampuan manajemen bisnis dan keuangan, seorang pebisnis haruslah mempunyai kemampuan memanajemen waktu, khususnya di awal bisnis dijalankan yang akan menguras banyak waktu. Selain fokus kepada pekerjaan, seorang pebisnis jangan lalai memberikan waktu dan perhatian terhadap keluarga. Kurangnya perhatian terhadap keluarga dapat memicu konflik dan berikutnya mempengaruhi kondisi emosional dan kebijakan bisnis yang diambil.

Untuk menjadi seorang pebisnis yang berhasil harus mempunyai kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan informasi tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan bisnisnya. Ilmu pengetahuan dan informasi memungkinkan seorang pebisnis mampu melakukan dan menikmati kreativitas, contohnya: menciptakan inovasi produk baru, atau melakukan langkah-langkah guna mengantisipasi tantangan, tehnik produksi yang bertujuan untuk meningkatkan omzet. Ilmu pengetahuan dan informasi pada akhirnya sangat membantu pebisnis untuk membaca peluang yang menguntungkan, mengantisipasi kegagalan dan menciptakan daya tarik khusus dan unik bagi bisnisnya.

Seorang pebisnis juga harus mampu menyampaikan pesan tentang keunggulan produk melalui iklan atau promosi. Iklan atau promosi tentang produk maupun jasa yang baik setidaknya haruslah jelas, mudah dimengerti dan mengandung unsur humor. Bila perlu seorang pebisnis menyediakan kontak pelayanan, sehingga setiap orang yang terlibat dengan bisnisnya dapat berkomunikasi dengan jelas. Langkah tersebut sangat memudahkan usaha pebisnis memancing banyak orang untuk menggunakan jasa atau produk yang dipasarkan.

Jika pebisnis tersebut termasuk seorang pengusaha yang mempunyai karyawan cukup banyak, maka ia harus mampu menjadi pemimpin sebuah tim. Artinya, ia harus mampu menciptakan budaya yang baik di lingkungan pekerjanya sehingga produk dan layanan yang dihasilkan berkualitas spesial. Contoh budaya positif diantaranya adalah tersenyum saat melayani, produk berkualitas, garansi, dan lain sebagainya.

Semua kemampuan tersebut tentu tidak serta merta dimiliki oleh seorang pebisnis. Mungkin ada orang yang mempunyai bakat alamiah dan memiliki beberapa di antara beberapa kemampuan di atas. Tetapi tak menutup kemungkinan setiap orang diantara kita menguasai seluruh kemampuan tersebut, memiliki bisnis yang berintegritas dan mencapai puncak kejayaan jika kita mencoba menerapkannya sedikit demi sedikit. Selamat berbisnis.

JANGAN PERNAH TERLALU BERHARAP!



Anita Roddick adalah perintis perusahaan waralaba The Body Shop yang kini sudah mendunia. Sebelum perusahaan The Body Shop dikenal seperti sekarang, Anita pernah berinisiatif menggerakkan seluruh karyawannya yang berada di kantor pusat untuk melakukan bakti sosial dalam rangka Hari Dunia. Bentuk bakti sosial tersebut adalah membersihkan sebuah pantai di Inggris.

Tetapi inisiatif Anita tidak direspon positif oleh mayoritas pegawainya. Hanya sebagian kecil karyawan, yaitu sekitar 13 orang, yang bersedia berpartisipasi dalam bakti sosial tersebut. Sedangkan mayoritas pegawainya memilih untuk menghindar dengan berbagai alasan. Anita sangat kecewa atas penolakan yang ditunjukkan oleh mayoritas karyawan.

Tetapi dalam perjalanan menuju pantai yang akan dibersihkan, Anita merasa sedikit terhibur. Pasalnya, ia berpapasan dengan seorang pengendara sepeda yang ramah. “Mau kemana?” tanya pengendara sepeda itu kepada dirinya dan rombongan.

“Hari ini adalah Hari Dunia. Kami akan ke pantai untuk membersihkan pantai itu,” jawab Anita Roddick antusias sambil menunjuk sebuah pantai indah di depan mereka.

“Luar biasa! Kemauan Anda semua sangat mulia. Saya sangat senang ada orang yang bersedia turun tangan membersihkan pantai ini, karena memang sudah sangat kotor,” lanjut pengendara sepeda itu tak kalah bersemangat dibadingkan dengan Anita.

“Kalau begitu, mari bergabung bersama kami membersihkan pantai,” ucap Anita girang karena merasa berhasil mendapatkan simpati dan dukungan dari pengendara sepeda itu.

“Jangan pernah harap ya!” cetus pengendara sepeda itu mengejutkan. Tanpa basa-basi pengendara sepeda itu langsung mengayuh sepedanya kencang sekali. Anita dan rombongan ternganga tak percaya pada respon yang sedemikian negatif.

Pengalaman pahit tersebut memberi sebuah pelajaran berharga bagi Anita, bahwa kesadaran orang lain terhadap lingkungan tak mudah diketuk hanya dengan himbauan. Ia berpikir mungkin kesadaran untuk mencintai lingkungan akan tumbuh, bila himbauan itu terus didengungkan lewat berbagai macam media, misalnya poster, brosur, kampanye secara langsung, dan lain sebagainya.

Karena itu dalam setiap pertemuan bersama para stafnya, Anita selalu berkata, “Menciptakan keuntungan dari segi keuangan saja tidak cukup, kita harus menciptakan kemajuan dalam segi spiritual!” Anita sangat serius dengan apa yang ia ucapkan itu. Di bawah kepemimpinannya The Body Shop mencapai kemajuan luar biasa, sudah tersebar di lebih dari 50 negara dengan 1.900 gerai di dunia. Meskipun demikian, perusahaan tersebut masih memegang teguh sebuah visi, yaitu kepedulian terhadap lingkungan.

Pesan:

Kisah di atas menunjukkan bahwa kepedulian itu sangat penting. Bahkan hampir semua agama di dunia menandaskan tentang pentingnya kepedulian. Kepedulian adalah sumber kebaikan.

Meskipun masih sangat sulit dibudayakan, tetapi kepedulian dapat ditumbuhkan hingga akhirnya membudaya dalam kehidupan kita. Langkah pertama guna menumbuhkan kepedulian adalah menjadi panutan. Dengan kata lain kepedulian itu dimulai dari diri kita sendiri.

Langkah selanjutnya adalah mengkomunikasikan dengan orang-orang yang besangkutan tentang solusi-solusi dari masalah yang sedang dihadapi bersama. Jika perlu prinsip-prinsip kepedulian yang dapat dijadikan solusi tersebut dicetak dalam ukuran besar atau cukup menarik perhatian. Dalam kisah di atas Anita berinisiatif mensosialisasikan kepedulian melalui seruan-seruan misalnya dalam bentuk spanduk atau papan iklan, disiarkan lewat media elektronik, cetak, dan lain sebagainya.

Dalam periode tertentu sebaiknya hasil dari kepedulian tersebut disiarkan untuk diketahui bersama. Misalnya sumbangan sukarela dari penduduk di kampung-kampung sebagai bentuk kepedulian disiarkan berapa uang yang sudah terkumpul dan yang sudah digunakan, perubahan yang dihasilkan sekaligus anggaran yang dibutuhkan untuk program selanjutnya. Keterbukaan seperti itu menjadi sumber motivasi bagi setiap individu dari lapisan masyarakat yang lebih luas untuk berpartisipasi, apalagi jika kepedulian tersebut ditujukan untuk memperbaiki keadaan, mengatasi masalah, dan mewujudkan harapan mereka semua.

PUTUS ASA

Di sebuah situs internet diungkapkan kisah fiksi tentang seorang tentara bernama kopral Yono. Saat itu sekitar jam tujuh malam, ia duduk melamun. Pandangannya kosong, sembari tangannya mengaduk es teh. Salah seorang temannya, sebut saja Ricky, tiba-tiba menyambar minuman yang sedang ia aduk. Tanpa basa-basi, Ricky langsung menenggak isi gelas itu sampai tak tersisa sedikit pun.

Sebenarnya Ricky hanya bermaksud bercanda. Bukannya marah atau tersenyum, tetapi Yono justru menangis meraung-raung sambil beruraian air mata. Kontan reaksi Yono membuat Ricky panik. “Kamu nih cengeng banget sih? Katanya kamu tentara? Masa sih gara-gara es teh, kamu nangis keras begitu,” komentar Ricky di antara perasaan kesal dan bingung.

“Kenapa seharian ini hidupku kok apes terus?” rintih kopral Yono sambil terus menangis.

“Kamu kenapa? Ceritakan saja, siapa tahu aku bisa menolongmu,” kata Ricky penuh empati pada karibnya itu.

“Tadi pagi aku dipecat, gara-gara teledor menghilangkan senjata komandan,” kata Yono diselingi isak tangis.

“Ah gitu aja dipikir. Body-mu kan tinggi besar kuat perkasa. Kamu pasti masih laku jadi pengawal pribadi atau minimal jadi preman pasar,” ujar Ricky berusaha membesarkan hati sahabatnya.

“Itu sih belum seberapa. Tadi pagi habis dipecat, aku langsung pulang ke rumah. Tapi pas aku masuk kamar, ternyata aku memergoki istriku selingkuh dengan teman kerjaku sendiri,” ucap kopral Yono pelan. Air matanya terus mengucur deras. Ekspresi Yono mengisyarakan beban di hatinya benar-benar berat.

“Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Kelakuan istrimu kan memang selalu begitu (selingkuh). Baiknya kamu cepat-cepat ceraikan dia. Masih banyak kok wanita cantik, pintar, kaya dan setia yang bersedia menjadi istrimu,” timpal Ricky memberi semangat.

“Itu sih belum seberapa. Aku sudah putus asa, ingin mati saja. Makanya aku beli racun potas (racun tikus), terus aku campurkan ke minuman es teh tadi. Eh belum sempat aku minum, sudah kamu habiskan,” kata kopral Yono kemudian menangis sejadi-jadinya.

“Hhaaahhh……???!!!” desis Ricky ternganga. Pantas saja Yono begitu terpukul.

Pesan:

Dalam kehidupan sehari-hari kita juga sering dihadapkan pada persoalan-persoalan-persoalan yang sulit. Bahkan ada beberapa diantara persoalan tersebut yang membuat kita hampir putus asa. Yono dalam kisah di atas adalah satu di antara gambaran orang-orang yang putus asa atau pesimis, karena di saat ditimpa kemalangan ia tidak mampu lagi berpikir positif tentang diri dan dunia di sekitarnya.

Sikap pesimis adalah sikap yang memandang penderitaan hidup ini sebagai beban yang tidak akan pernah berakhir. Sikap demikian sangatlah berbahaya, tak hanya bagi diri kita sendiri tetapi juga orang lain. Dalam kisah di atas dicontohkan, seandainya kopral itu tidak bersikap pesimis, mungkin Ricky tak harus menelan racun potas dalam es tehnya. Bisa jadi mata rantai kemalangan yang terus dihadapi Yono sebenarnya merupakan dampak dari sikapnya yang pesimis sejak awal.

Belajar dari kebodohan Yono yang memilih pesimistis, kita haruslah mencoba bersikap lebih bijaksana dalam menghadapi masa-masa sulit. Salah satu langkah yang dapat kita tempuh adalah menanamkan dalam pikiran kita bahwa masa-masa sulit yang mesti kita hadapi dalam kehidupan ini tidak akan berlangsung selamanya, melainkan hanya sementara saja. Dengan demikian, kita akan dapat melihat sisi terang dari kehidupan ini.

Lawan dari pesimisme adalah optimisme, sangat diperlukan untuk meraih kehidupan yang lebih bahagia dan berhasil. “For myself, I am an optimist–it does not seem to be much use being anything else. – Bagi saya sendiri, saya adalah seorang yang penuh optimisme – karena tak akan lebih menguntungkan dengan menjadi yang lain,” kata Winston Churcill. Karena rasa optimis adalah sumber kekuatan untuk mencari berbagai solusi secara realistis dan semangat untuk melaksanakan langkah-langkah perbaikan. Sehingga kemungkinan untuk meraih kehidupan yang sukses dan bahagia akan jauh lebih besar.

Catatan: Artikel ini diambil dari Buku terbaru Andrew Ho “The New Inspiration”.

DUA PEMANCING YANG HEBAT




Diceritakan tentang sebuah kejadian yang dialami dua orang pemancing yang sama-sama hebat, berinisial A dan B. Kedua pemancing itu selalu mendapatkan banyak ikan. Pernah kedua pemancing tersebut didatangi oleh 10 pemancing lain ketika memancing di sebuah danau. Seperti biasa, kedua pemancing itu mendapatkan cukup banyak ikan. Sedangkan 10 pemancing lainnya hanya bisa gigit jari, karena tak satupun ikan menghampiri kail mereka.

Ke sepuluh pemancing amatir itu ingin sekali belajar cara memancing kepada kedua pemancing hebat tersebut. Tetapi keinginan mereka tidak direspon oleh pemancing berinisial A. Sebaliknya, pemancing berinisial A tersebut menunjukkan sikap kurang senang dan terganggu oleh kehadiran pemancing-pemancing amatir itu.

Tetapi pemancing berinisial B menunjukkan sikap yang berbeda. Ia bersedia menjelaskan tehnik memancing yang baik kepada ke-10 pemancing lainnya, dengan syarat masing-masing diantara mereka harus memberikan seekor ikan kepada B sebagai bonus jika masing-masing diantara mereka mendapatkan 10 ekor ikan. Tetapi jika jumlah ikan tangkapan masing-masing diantara mereka kurang dari 10, maka mereka tidak perlu memberikan apapun.

Persyaratan tersebut disetujui, dan mereka dengan cepat belajar tentang tehnik memancing kepada B. Dalam waktu dua jam, masing-masing diantara pemancing itu mendapatkan sedikitnya sebakul ikan. Otomatis si B mendapatkan banyak keuntungan. Disamping mendapatkan ‘bonus’ ikan dari masing-masing pemancing bimbingannya, si B juga mendapatkan 10 orang teman baru. Sementara pemancing A, yang pelit membagi ilmu, tidak mendapatkan keuntungan sebesar keuntungan yang didapatkan oleh si B.

Pesan:

Kisah di atas menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan akan jauh lebih bermanfaat bila diamalkan. “Hanya dengan cara kita mengembangkan orang lain yang membuat kita berhasil selamanya,” kata Harvey S. Fire Stone. Karena tindakan tersebut disamping menjadikan kita lebih menguasai ilmu pengetahuan, kita juga mendapatkan keuntungan dari segi finansial, pengembangan hubungan sosial, dan lain sebagainya. “Jika Anda membantu lebih banyak orang untuk mencapai impiannya, impian Anda akan tercapai,” imbuh Zig Ziglar, seorang motivator ternama di Amerika Serikat.

Bentuk pemberian tak harus berupa uang, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya, melainkan juga dalam bentuk kasih sayang, perhatian, loyalitas, motivasi, bimbingan dan lain sebagainya semampu yang dapat kita berikan. “Make yourself necessary to somebody. – Jadikan dirimu berarti bagi orang lain,” kata Ralph Waldo Emerson. Kebiasaan memberi seperti itu selain memudahkan kita memperluas jalinan hubungan sosial, tetapi juga membangun optimisme karena merasa kehidupan kita lebih berarti.

MEMETIK MANFAAT DARI KEKURANGAN DAN KEMALANGAN


“I see only the objective, therefore the obstacles must give way. – Saya hanya memperhatikan secara obyektif. Karenanya setiap tantangan yang harus saya hadapi justru memberi saya jalan keluar.”
~ Napolean Bonaparte

Kekurangan dan kemalangan merupakan suatu hal yang sangat dihindari orang. Bahkan mayoritas manusia merasa malu mengakui kekurangan yang mereka miliki. Mereka beranggapan bahwa kekurangan hanya akan menjadi obyek cemoohan. Bahkan mereka berpikir bahwa kekurangan adalah penghalang untuk mendapatkan perlakuan ataupun kehidupan yang layak.

Pemikiran seperti itu tentu saja tak hanya menyiksa diri sendiri, melainkan membunuh kesempatan untuk hidup lebih baik. Bukankah jauh lebih baik jika kita menerima, mencintai dan menghargai diri sendiri apa adanya? Karena manusia diciptakan oleh Tuhan YME dengan segala kelebihan dan kekurangan.

Bila saja kita bersedia mengintropeksi diri, tentu masing-masing diantara kita mempunyai keunikan yang tidak dimiliki orang lain. Bila kita bersedia menjadikan kekurangan tersebut sebagai sumber motivasi untuk menjadi lebih baik, tentu kita akan dapat memanfaatkan kelebihan yang kita miliki menjadi bernilai luar biasa.

Salah satu contoh sebagai referensi belajar kita adalah Hirotada Ototake. Remaja di Jepang ini dilahirkan cacat, tanpa kedua tangan dan kaki. Kenyataan tersebut tidak membuat Hirotada bersusah hati. Sebaliknya, dalam sebuah buku No One’s Perfect, Hirotada mencurahkan isi hati bahwa kekurangan yang ia miliki bukan penghalang baginya untuk bekerja keras, menikmati humor dan hidup bahagia.

Satu lagi orang Indonesia yang sangat berbakat dalam melukis, namanya Patricia Saerang. Ia merupakan satu diantara ratusan pelukis berbakat yang tergabung dalam MFPA (Mouth and Foot Painting Artists – pelukis dengan mulut dan kaki). Meskipun cacat ia menyalurkan jiwa seni lukis lewat guratan kanvas dengan kaki kirinya. Karya lukisan Patricia sangat menakjubkan, bahkan salah satunya menghiasi kartu pos yang beredar di Indonesia.

Hirotada Ototake dan Patricia Saerang merupakan contoh personifikasi yang memilih untuk tidak menyesali atau malu atas kekurangan mereka. Mereka juga tidak berusaha menyalahkan siapapun. Mereka hanya berusaha mensyukuri apa yang sudah mereka miliki dan mengasah potensi yang masih sangat besar di dalam diri mereka. Jika Hirotada Ototake dan Patricia Saerang dengan keadaan fisik yang serba kurang sudah mampu menciptakan prestasi luar biasa, lalu bagaimana dengan kita? “Strength is a matter of a made up mind. – Kekuatan berasal dari pola pikir,” kata John Beecker. Jadi tanamkan dalam pikiran kita bahwa manusia pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan. Jangan lagi meratapi kekurangan melainkan pikirkan bagaimana mengasah potensi lainnya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari hari ke hari.

Selain memiliki kekurangan dan kelebihan, manusia seperti kita tentu juga mengalami keberuntungan maupun kemalangan, seperti kisah fiksi berikut ini yang menceritakan tentang seorang peternak lembu. Diceritakan bahwa peternak itu sangat rajin mengurus lembu-lembunya hingga berkembang dari belasan menjadi 250 ekor lembu. Setiap pagi dengan gembira ia menggiring lembu-lembu itu ke padang rumput yang luas dan tumbuh subur di desanya.

Suatu hari salah satu lembu tersebut hilang. Setelah ia mencari kesana kemari, ia menemukan bangkai lembu itu di pinggir sungai bekas dimangsa singa. Kehilangan satu lembu membuat peternak itu betul-betul frustasi. Hatinya terlampau sedih kehilangan salah satu lembunya. Tetapi yang sangat mengejutkan adalah ketika tiba-tiba ia menggiring 249 lembu yang tersisa terjun ke jurang sehingga mati semuanya.

Sangat ironis nasib peternak lembu itu. Sikap yang tak dapat menerima kemalangan menjadikan peternak itu kehilangan seluruh lembunya. Itulah gambaran menyedihkan tentang nasib seseorang apabila tidak dapat menerima kemalangan.

Berdasarkan kisah tersebut kita dapat memetik satu pelajaran bahwa mensyukuri apa yang sudah ada di genggaman jauh lebih menguntungkan dibandingkan terus memikirkan apa yang terlepaskan. Tak ada gunanya terus meratapi kemalangan, karena hanya akan menimbulkan frustasi. Sebaliknya bila kita mensyukuri apa yang masih ada di genggaman, memeliharanya dengan baik dan mempertajam kemampuan, tentu manfaat yang bakal kita peroleh akan jauh lebih besar.

Bagaimanapun kehidupan ini terus berjalan, sekalipun kita sedang dalam keadaan sangat susah atau gembira, sedang beruntung atau dalam keadaan paling sulit sekalipun. Sebagai manusia kita harus selalu dapat menerima kenyataan dengan lapang dada, memelihara sikap dan motivasi positif, serta tetap menjalankan tanggung jawab dengan sepenuh hati. Hanya dengan cara tersebut kita dapat memetik manfaat yang sangat menguntungkan dari setiap kemalangan maupun kekurangan kita.

MENGEJAR IMPIAN





“When the legends die, the dreams end; there is no more greatness. – Ketika legenda sudah mati, tentu impian-impian itu juga sudah berakhir; tak akan ada lagi kejayaan.”
~ Tecumseh of the Shawnees

Setiap orang mempunyai impian. Masing-masing orang tentu memiliki impian berbeda-beda. Ada yang mempunyai impian menjadi miliarder papan atas di dunia, mempunyai bisnis yang besar, mempunyai yayasan sosial yang besar dan canggih, berpengaruh dan terkenal di seluruh jagat, menjadi profesor ternama, menemukan mesin spektakuler, menjadi pelawak terkenal di seluruh dunia, mendapatkan pasangan hidup yang kaya dan terkenal dan lain sebagainya.

Impian itu merupakan hal besar yang mungkin mustahil diwujudkan bila dilihat dalam kondisi Anda sekarang ini. Tetapi sebenarnya impian merupakan langkah menuju sukses yang teramat penting. Tentang apakah impian tersebut terwujud atau tidak semuanya ada di tangan Anda sendiri.

Ada yang lebih cepat mewujudkan impian, ada pula yang lambat, bahkan ada yang tidak berhasil karena tidak melakukan langkah apa pun untuk mewujudkan impian tersebut. Ibarat Anda mengendarai mobil menuju sebuah tujuan yaitu impian tadi, terkadang lebih cepat sampai atau lebih lambat karena kondisi jalan berkelok, bergelombang atau banyak batu sandungan. Tak jarang diantara kita tak pernah sampai ke tempat tujuan karena hanya menggerutu dan mengutuk kondisi medan jalan yang sulit ditempuh atau terlalu lama tidur di tepi jalan.

Umumnya setiap proses menuju impian terasa tidak begitu mudah dilalui. Ada saja tantangan meskipun Anda sudah melakukan yang terbaik, sehingga membutuhkan usaha yang berulang-ulang, perhatian dan perjuangan ekstra. Tantangan tersebut bukanlah kegagalan. Bahkan bila kita cermati, tantangan itu membentuk diri Anda menjadi lebih baik dalam berbagai hal.

Jadi jangan mudah putus asa dan kehilangan keberanian untuk mencoba lagi mewujudkan impian. Tingkatkan kemauan Anda. Maka pintu kesempatan untuk mewujudkan impian akan selalu terbuka lebar.

Jonathan, teman saya semasa SMA begitu mencintai dunia bisnis dan bermimpi untuk mengabdikan hidupnya di dunia tersebut. Beberapa tahun kemudian usahanya berkembang pesat dan menggurita. Hidupnya bergelimang kesuksesan.

Namun di usia 40 tahun ia tersadar akan impiannya mengabdi di dunia pendidikan. Sehingga ia memutuskan untuk kembali menempuh pendidikan. Kemudian ia berhasil menyelesaikan pendidikan S2 dan S3. Saat ini ia sudah menjadi seorang profesor di sebuah universitas ternama di Malaysia. “Setelah mengelilingi seputaran, baru aku temui diriku yang sebenarnya. Kini aku memulai kehidupanku yang baru,” katanya.

Sebenarnya masih banyak lagi contoh orang-orang yang sudah berhasil meraih impian. Jika mereka berhasil, lalu mengapa sebagian besar diantara kita belum mencapainya? Seperti yang sudah saya singgung tadi, jawabannya adalah karena kita belum melaksanakan tindakan untuk menjemput impian tersebut. Tindakan yang saya maksud adalah melakukan sesuatu untuk mendekatkan diri pada tujuan. Jika tidak dapat melakukan tindakan secara lebih cepat, Anda dapat memulainya secara perlahan. Tetapi pastikan Anda selalu melakukan sesuatu untuk tiba pada impian itu.

Belajar dari salah seorang teman saya yang bermimpi suaminya kelak adalah pria yang sukses dalam karir dan mencintai dirinya sepenuh hati. Oleh sebab itu ia sangat berhati-hati memilih teman dekatnya. Sampai-sampai mayoritas teman-teman dan kerabatnya pesimis, karena di usia sudah memasuki 30 tahun ia belum menemukan pendamping.

Tetapi kemauannya begitu kuat dan tidak pernah putus asa mencari sekaligus menunggu. Di usia 35 tahun barulah ia berhasil menemukan pria yang dia impikan. Meskipun agak terlambat, tetapi ia berhasil mendapatkan apa yang sangat ia dambakan. Bahkan sekarang kebahagiaannya semakin lengkap setelah dikaruniai seorang anak lelaki.

Selain tindakan, untuk sampai kepada impian juga butuh sikap konsisten. Artinya Anda siap menghadapi tantangan dalam proses pencapaian impian, sekalipun Anda harus keluar dari zona nyaman. “In Dreams Begin Responsibilities. Tanggung jawab bermula dari sebuah impian,” kata Delmore Schwartz. Sekali Anda bersikap konsisten, maka Anda akan selalu menemukan kekuatan untuk terus melanjutkan perjuangan hingga tiba pada tujuan.

Seperti teman saya lainnya sebut saja Desi, meskipun baru berusia 30 tahun ia mempunyai karir sangat cemerlang dan mempunyai keluarga yang harmonis. Hidupnya sukses dan bahagia. Tetapi ia masih mempunyai impian untuk menyelesaikan pendidikan sarjana yang tertunda sejak 7 tahun yang lalu.

Demi mengejar impian tersebut ia tidak segan keluar dari zona nyaman. Sebagaimana Jiminy Cricket menyatakan, “When your heart is in your dreams, no request is too extreme. – Ketika impian itu tertanam di hati Anda, tak kan ada yang terasa berat untuk dilakukan.” Oleh sebab itu, Desi justru menikmati aktivitasnya belajar di sebuah universitas swasta di Jakarta dua kali dalam satu minggu. Sesampainya di rumah ia juga masih menyempatkan diri untuk belajar. Motivasinya semata-mata hanya ingin mengejar impian yang tertunda, bukan sekedar mencari selembar ijasah atau tergiur posisi lebih strategis di kantor setelah mendapatkan gelar sarjana nanti.

Impian mungkin hanya merupakan khayalan belaka. Tetapi jika impian tersebut disertai dengan tindakan, sikap konsisten, dan kemauan untuk berjuang keras meskipun harus keluar dari zona nyaman ditambah dengan rasa syukur dan doa maka akan menjadikan diri kita lebih pintar, kreatif dan kehidupan kita lebih terarah. Jika Anda ingin meningkatkan produktivitas diri dan kualitas kehidupan, maka pastikan Anda mempunyai impian dan berusaha maksimal untuk mengejarnya.

BERTUMBUH HINGGA TANPA BATAS





“A person is limited only by the thoughts that he chooses. – Kapasitas seseorang dibatasi oleh pemikirannya sendiri.”
~ James Allen
As A Man Thinketh

Setiap saat masing-masing di antara kita bisa melakukan hal yang luar biasa dengan berpikir berbeda. Anda sebenarnya juga bisa berkembang puluhan kali lipat. Semua itu tergantung pada pola pikir Anda sendiri.

Anehnya hampir semua orang cenderung langsung kecewa, marah, frustrasi ketika sampai pada situasi kurang menguntungkan atau tidak berhasil. Mereka sama sekali tidak berpikir positif saat menghadapi tantangan, yang salah satunya berbentuk kegagalan. Padahal, seandainya mereka tetap optimis, dalam kondisi terburuk pun mereka pasti dapat memulai lagi langkah-langkah untuk bertumbuh lebih dari yang pernah mereka bayangkan.

Optimis adalah syarat penting untuk dapat bertumbuh optimal dari kondisi Anda saat ini. Langkah selanjutnya yang tak kalah penting agar Anda bertumbuh secara fenomenal adalah menciptakan impian. Ketika Anda sudah berani bermimpi, maka rasa percaya diri akan tumbuh dan lebih siap menghadapi tantangan. Selanjutnya impian tersebut membantu Anda berpikir lebih positif, sehingga Anda dapat menikmati proses perubahan menuju pertumbuhan.

Langkah penting lainnya adalah memahami diri sendiri dan impian yang ingin dicapai. Pemahaman akan diri sendiri dan impian merupakan landasan untuk menempatkan prioritas dan fokus. Selain itu, pemahaman terhadap terhadap diri sendiri dan tujuan juga sangat memengaruhi rasa percaya diri dan keyakinan untuk bertumbuh tanpa batas.

Setelah itu, Anda sebaiknya memfokuskan diri pada faktor yang dapat menyokong keberhasilan. Misalnya, Anda berdagang jagung dan jual beli mobil bekas. Di antara keduanya, berdagang jagung memberikan kontribusi 80% terhadap pertumbuhan pendapatan Anda. Sehingga Anda harus lebih intensif mengerjakan jual beli jagung dibandingkan jual beli mobil bekas. Penghasilan Anda tentu meningkat berlipat ganda dalam waktu singkat.

Contoh lain adalah Anda bermimpi untuk menjadi seorang profesor terkenal. Tetapi, kegiatan Anda di bidang bisnis dan pendidikan sama-sama menyita waktu. Setelah Anda cermati, ternyata aktivitas di dunia bisnis lebih menyokong keinginan Anda mewujudkan impian menjadi seorang profesor. Maka, fokuskan energi dan pikiran Anda lebih banyak kepada dunia bisnis tersebut. Dengan kata lain, faktor pendukung mayoritas yang semakin mendekatkan diri Anda terhadap impian itulah yang harus Anda kerjakan secara intensif. Sementara itu, Anda juga harus berusaha meningkatkan kemampuan. Sebab jika kemampuan Anda lebih baik, maka Anda juga pasti dapat melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik untuk mencapai tujuan itu. Karenanya, dedikasikan diri untuk terus belajar, sebagaimana Jay Sidhu menekankan hal itu dalam pernyataannya berikut ini.

“If you are aware of your weakness and are constantly learning, your potential is virtually limitless. You can build something that will be a legacy. – Jika Anda paham kekurangan yang Anda miliki dan berusaha belajar terus menerus, sebenarnya potensi Anda itu hampir tidak terbatas. Anda dapat membangun sesuatu yang dapat diwariskan,” katanya.

Misalnya setiap hari Anda belajar dan dapat memperbaiki kemampuan 0,1%, berarti dalam satu minggu kemampuan dan produktivitas Anda meningkat 0,5%, dalam satu bulan 2%, dan 26% setiap tahun. Efek komulatifnya pasti semakin besar di tahun-tahun berikutnya. Jika setiap hari Anda meningkatkan kemampuan, sangat dimungkinkan perkembangan profesional maupun personal Anda akan terus berlangsung hingga tanpa batas.

Segeralah memutuskan untuk meningkatkan kualitas personal dan profesional Anda, misalnya dengan belajar dari buku, radio, kursus tambahan, seminar, dan lain sebagainya, karena proses tersebut sedikit demi sedikit akan merubah kahidupan Anda. Sementara itu, belajarlah dan menerapkan ide yang lebih baik setiap hari.

“Haste in every business brings failure. – Sikap terburu-buru dalam urusan apapun menyebabkan kegagalan,” demikian kata Herodotus. Kiranya langkah yang tidak kalah penting adalah tetap bersabar dan berprasangka positif terhadap apa pun hasil yang dapat Anda capai. Jangan berharap terjadi perubahan dramatis dalam waktu singkat.

Catatlah dalam pikiran dan hati bahwa menjadi lebih baik dari hari ke hari tentu berpengaruh terhadap masa depan Anda. Efek positif sekecil apa pun tetapi berkelanjutan pasti lebih baik dibandingkan tidak memulai satu langkahpun hari ini. Jika Anda tetap kreatif memanfaatkan waktu dari hari ke hari, terutama untuk meningkatkan kemampuan dan memfokuskan energi demi mewujudkan impian, percayalah bahwa suatu saat Anda pasti dapat mengoptimalkan potensi dan terus bertumbuh tanpa batas.

toko-delta.blogspot.com

Archives

Postingan Populer

linkwithin

Related Posts with Thumbnails

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.