Oleh: Sofa Nurdiyanti
“Sungguh sebuah buku dapat mengubah jiwa dan nasib dunia…”
~ Mohammad Fauzil Adhim
“Menulis bisa menjadi sarana untuk mengungkapkan perasaan seseorang.” Ungkapan ini mungkin tidak asing lagi bagi kita semua. Pada saat tertentu, terkadang kita tidak bisa menceritakan perasaan kita pada orang lain. Nah, dengan menulis kita bisa belajar mengungkapkan perasaan lewat tulisan. Ya! Ungkapkanlah perasaan lewat tulisan. Eksiskan jiwa lewat menulis. Lewat tulisan kita bisa belajar tentang banyak hal.
Bisa jadi, menulis merupakan kegiatan sehari-hari yang terlewatkan begitu saja, tanpa kita tahu betapa berharganya sebuah tulisan. Padahal, menulis merupakan salah satu sarana pengembangan diri maupun pembentukan karakter seseorang. Lewat tulisan, kita bisa lebih arif dalam menentukan langkah-langkah dalam hidup kita.
Dunia tulis-menulis sudah dikenal sejak zaman sebelum masehi. Kita bisa tahu lewat prasasti yang ditinggalkan oleh peradaban zaman dulu. Prasastilah yang berbicara tentang peradaban suatu bangsa pada kita. Lewat prasasti pula kita tahu ternyata peradaban mereka tidak kalah maju dengan zaman kita sekarang (abad 21).
Barangkali, jika manusia zaman dahulu tidak memprakarsai dan menciptakan metode menulis untuk berkomunikasi, kita masih terkungkung oleh bahasa isyarat. Komunikasi kita akan terbatas dalam satu kelompok masyarakat saja, dan kita tidak bisa berkembang atau berinteraksi dengan masyarakat lainnya.
Mengapa harus dengan menulis? Hal inilah yang perlu kita cermati lebih lanjut. Menulis sama dengan mendokumentasikan fakta, pengetahuan, peristiwa penting, bahkan sejarah peradaban suatu bangsa sekalipun. Tanpa menulis, segala sesuatunya akan menguap begitu saja. Tidak tersampaikan, tersimpan, dan tidak diketahui oleh generasi yang akan datang. Padahal, sebuah tulisan dapat memberitahu fakta-fakta (informasi) yang berguna sebagai aset penting di masa yang akan datang.
Contoh, lewat prasasti yang ditemukan, kita dapat mengetahui peradaban bangsa Mesopotamia (sekarang lebih dikenal dengan nama Irak). Prasasti berhuruf paku itu berisi hukum dan undang-undang yang telah terbentuk sebelum masehi. Undang-undang tersebut dikenal dengan nama hukum Hammurabi (Codex Hammurabi).
Perkembangan bangsa Cina pun semakin pesat, terutama sejak ditemukannya cara pembuatan bubur kertas. Ditemukannya kertas jelas sangat mendukung kegiatan menulis, sekaligus merupakan cikal bakal perkembangan sastra di Cina yang begitu pesat. Banyak peradaban bangsa-bangsa sebelum masehi yang bisa kita teliti lewat prasasti dan bangunannya. Peradaban tersebut tidak akan kita ketahui kalau bangsa-bangsa itu tidak mendokumentasikannya melalui bahasa tulisan.
Manfaat menulis
Menulis, kadang menjadi kegiatan yang membosankan pada sebagian besar orang. Tak jarang pula, aktivitas menulis terkesan ekslusif untuk kalangan tertentu saja. Padahal, kegiatan menulis ini bisa dilakukan oleh semua orang. Dan, menulis merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai dampak positif bagi kita.
Dari pengamatan saya, menulis mempunyai banyak manfaat sebagai berikut.
1. Menulis dapat melatih kepekaan kita. Hal ini terjadi karena, sebagai penulis, kita dituntut untuk peka dan tanggap terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Dengan menulis, indera kita akan menjadi semakin terasah dan jeli, terutama dalam melihat segala peristiwa yang dapat dijadikan sebagai bahan tulisan.
2. Dengan menulis, eksistensi kita akan diakui oleh masyarakat secara luas. Karena lewat tulisan, pembaca mengenal pribadi maupun gagasan-gagasan kita. Menulis membuat kita bisa memberikan sumbangsih bagi dunia. Asal, tulisan kita bersifat membangun dan bukan sekadar tulisan tanpa makna.
3. Menulis merupakan sarana refleksi dan perencanaan yang matang tentang hal-hal yang akan kita lakukan di masa mendatang. Banyak hal yang kita lakukan, namun terkadang terlepas dari refleksi diri. Akibatnya, kita sendiri jadi kurang menyadari apa yang telah maupun ingin kita lakukan. Jadi, buatlah rencana-rencana secara matang untuk setiap target hidup kita supaya hidup menjadi jelas dan terfokus.
4. Menulis merupakan sarana untuk melatih kemampuan mengomunikasikan ide-ide kita pada orang lain. Menyampaikan ide pada orang lain bukanlah hal yang mudah. Bisa jadi, apa yang kita pikirkan dan kita sampaikan menjadi tidak sesuai. Mungkin, ini karena kita jarang menyampaikan ide kepada orang lain. Akibatnya, kita jadi gagap saat harus mengutarakannya. Nah, belajar menulis bisa melatih kemampuan kita dalam memilih kosa kata, menata kalimat, atau membangun argumen sehingga orang mengerti apa yang ingin kita sampaikan.
5. Menulis juga merupakan sarana untuk melatih ego kita. Dalam menyampaikan ide kepada orang lain dalam bentuk tulisan, kadang kita terjebak untuk menuliskan banyak ide sekaligus dalam satu tulisan. Padahal, belum tentu ide-ide tersebut dapat kita satukan dalam sebuah topik tulilsan. Akibatnya, tulisan jadi tidak fokus dan tidak punya arah yang jelas. Pembaca pun jadi kurang paham dengan maksud tulisan tersebut.
Uraian di atas hanyalah sebagian kecil dari manfaat kegiatan menulis. Masih banyak lagi manfaat lainnya yang bisa kita gali.
Kiat menulis
Menulis bukanlah hal yang sulit dilakukan. Menulis bisa dilakukan oleh setiap orang, tanpa mengenal tingkat pendidikan, jabatan, rentang usia, atau strata sosial. Menulis bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Menulis juga tidak memerlukan banyak biaya karena yang dibutuhkan hanyalah kemauan dan keseriusan untuk memulai serta berlatih. Jadi, siapa pun bisa menulis asal mau dan rajin berlatih. Nah, berikut adalah beberapa cara praktis berlatih menulis.
1. Mulailah menulis dari sekarang. Tidak perlu memikirkan tema-tema besar terlebih dahulu. Karena sekali lagi, ini adalah salah satu proses belajar yang tidak dapat dikuasai dalam sekejap. Menulislah dengan sepenuh hati. Jangan ragu memulai menuliskan kejadian-kejadian yang baru kita alami. Bandingkan pengalaman yang baru saja dialami dengan hasil tulisan; apakah tulisan ini sudah bisa menyampaikan sebagian besar maksud atau perasaan yang ingin disampaikan?
Jika belum, teruslah mencoba, mencari beberapa alur atau kosa kata yang spesifik dengan peristiwa terkait. Dalam latihan menulis, kejadian-kejadian keseharian merupakan salah satu tema yang mudah ditulis. Menulis diari adalah contoh yang bagus dalam proses belajar menulis.
2. Sediakan waktu minimal 30 menit setiap harinya untuk merefleksikan kejadian/ide yang ingin dituangkan dalam bentuk tulisan. Tumbuhkanlah motivasi dan semangat pantang menyerah untuk terus belajar dan belajar. Karena, sebrilian apa pun ide, cerita, atau artikel yang kita pikirkan, mereka tetap akan tersimpan dalam memori—atau bahkan terlupakan—jika kita memutuskan menyerah untuk menuliskannya.
Semakin sering kita berlatih, semakin banyak pula kosa kata yang kita kuasai. Dan, ini akan membuat tulisan kita punya ciri khas (spesifikasi) tersendiri. Minat yang ingin kita tekuni—entah jadi penulis buku motivasi, novel, skenario, cerpen, dll—akan semakin kelihatan.
3. Jika mengalami kesulitan dalam menuliskan alur cerita atau artikel, maka buatlah kerangka tulisan. Ini merupakan jembatan untuk mentransformasikan ide dalam bentuk tulisan. Kerangka tulisan tidak harus kaku atau tidak bisa diubah sama sekali. Kerangka tulisan harus bisa dikembangkan, sejalan dengan ide-ide baru yang mungkin muncul. Atau, mungkin juga berbagai data yang nantinya dapat dikaitkan dengan tulisan kita. Fungsi kerangka tulisan memang untuk memudahkan kita dalam menulis.
4. Saat menulis, kita tidak perlu memikirkan masalah editing terlebih dahulu. Keterampilan editing akan dikuasai sering semakin meningkatnya intensitas penulisan. Yang terpenting, pembaca mampu memahami maksud tulisan kita. Nah, manakala ide bisa tersampaikan melalui tulisan-tulisan, jangan ragu untuk meningkatkan kemampuan editing. Sebab, kemampuan ini penting sekali bagi seorang penulis.
5. Seraplah wawasan dan pengetahuan sebanyak mungkin. Ini akan sangat berguna sebagai referensi atau gudang ide dalam proses menulis. Menonton siaran berita di televisi, baca berita di koran dan majalah, baca berbagai jenis buku pengetahuan, dan browsing informasi terbaru di internet, semuanya sangat berguna bagi proses belajar kita.
6. Terakhir, kirimkan artikel, opini, cerpen, novel, atau berbagai bentuk tulisan lainnya ke media-media. Kita tidak akan pernah tahu kualitas tulisan yang kita buat bila tidak pernah berinisiatif mengirimkannya ke media massa. Ketika mengirimkan tulisan, jangan pernah takut mengalami penolakan. Sebab, penulis yang berhasil bukanlah mereka yang tidak pernah gagal sama sekali. Penulis yang berhasil adalah mereka yang terus belajar dari kesalahan atau kekurangan yang dibuat, dan kemudian mengambil langkah-langkah perbaikan.
Nah, buat Anda yang ingin keberadaanya diakui secara luas, menulis merupakan salah satu pilihan yang tepat. Eksiskan jiwa muda Anda dengan menulis. Jadikan aktivitas menulis sebagai sarana pengembangan diri. Sebab, mengembangkan diri tidaklah selalu berarti mencari sesuatu yang baru dari luar diri kita. Mengembangkan diri juga bisa dimulai dengan mengembangkan potensi yang ada dalam diri setiap orang.
Saya pun yakin, menulis merupakan potensi yang ada dalam setiap orang. Karena, pada dasarnya setiap orang mampu punya banyak ide berharga dan punya kemampuan menulis, sekecil apa pun itu. Jadi, berapa pun usia Anda sekarang—terlebih lagi jika masih berusia muda—kembangkan potensi tersebut dan teruslah berlatih menulis. Siapa tahu, dengan menulis kita bisa menginspirasi orang lain untuk maju dan berkembang.
Dan ingat, semangat jiwa muda akan selalu ada bukan karena hitungan usia. Namun, jiwa muda akan senantiasa bergelora karena ide-ide kita yang mengandung semangat untuk selalu eksis dan berkembang.[sn]
* Sofa Nurdiyanti adalah mahasiswa semester tiga Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Ia suka membaca buku dan saat ini aktif menulis di majalah “eksis”, sebuah wadah jurnalistik Fakultas Psikologi, Sanata Dharma. Ia tengah semangat berlatih supaya kelak mampu menjadi penulis dan trainer. Email: nurrohmah_06@yahoo.com.
0 komentar:
Posting Komentar