Oleh: Hartati Nurwidjaya
Kita semua sudah melewati masa liburan dan sudah bersilaturahmi dengan sanak keluarga. Maka, kini saatnya kita meneruskan langkah mencapai cita-cita dengan berusaha sekuat tenaga dan pikiran.
Saya mau buka sedikit rahasia, begini; setiap hari di inbox selalu dapat kiriman email dari motivator dunia yang memang banyak asalnya dari negeri Paman Sam. Isi emailnya, yang paling saya sukai dari Mike Brescia, sebab setiap subjek email judulnya: Tati “Today is Your Day to Win”.
Menurut Dan Robey, bahwa aktivitas yang dilakukan secara terus menerus selama 20 hari akan menjadi kebiasaan. Nah, akibat saya baca email yang judulnya “harus menang”, maka sekarang dipikiran sudah otomatis meminta tubuh dan seluruh anggota badan untuk menuju kemenangan.
Jika mental dan perasaan kita sudah terbiasa untuk melawan rasa malas, rasa pesimis, dan hal negatif lain, maka semua jiwa dan raga diarahkan agar menang. Sebagai pelajar; Anda harus menang dengan mendapat nilai ujian tinggi. Sebagai pengusaha; Anda harus mencapai target omzet. Sebagai penulis, saya harus menulis setiap hari agar menang dan bisa menerbitkan buku lagi.
Hari ini saya membaca kisah mengenai dua orang bersaudara kandung, yang satu penjahat berbahaya dan satunya lagi seorang guru besar di universitas. Suatu hari ketika si penjahat tertangkap oleh polisi, dan sesuai prosedur ditanyakan padanya mengenai keluarga yang bisa dihubungi.
Jawabannya menarik perhatian polisi. Sebab, si penjahat memberi tahu bahwa saudaranya adalah seorang profesor. Lalu, polisi memberitahu wartawan mengenai temuan yang menarik ini.
Akhirnya, wartawan mengetahui latar belakang keluarga dua bersaudara tersebut. Ternyata, ayah mereka adalah seorang penjudi dan sering memukuli anak-anaknya. Ketika keduanya berusia 19 tahun dan 20 tahun, ayah mereka meninggal akibat serangan jantung.
Singkat cerita, wartawan mewawancarai kedua bersaudara tersebut di tempat terpisah. Pertanyaannya adalah, “Bagaimana hingga Anda bisa jadi begini?”
Jawaban keduanya secara kebetulan sama, “Punya ayah macam ayah saya, gimana saya enggak jadi begini?”
Si penjahat mengatakan alasan ia menjadi penjahat kelas kakap dan berbahaya akibat ayahnya yang penjudi dan tukang pukul.
Sedangkan saudaranya yang menjadi profesor, justru giat belajar, rajin beribadah, dan berteman dengan orang baik-baik. Ia justru termotivasi dan tidak ingin menjadi orang seperti ayahnya.
Kesimpulannya, betapa pun sulitnya situasi kita, baik dari lingkungan kerja, keluarga, sekolah, atau teman. Namun, jika kita bisa menentukan pilihan yang baik bagi diri sendiri, maka segala hal yang buruk sekalipun bisa dijadikan motivasi untuk menjadi orang sukses dan baik. Tunjukkan pada dunia, ini Anda bisa. Tapi ingat, janganlah menjadi sombong.[hn]
* Hartati Nurwidjaya adalah seorang ibu rumah tangga yang saat ini tinggal di Megara, Yunani. Ia baru saja meluncurkan sebuah buku bertemakan perkawinan antarbangsa. Tati dapat dihubungi melalui blog-nya di: http://perkawinan-antarbangsa-loveshock.blogspot.com atau melalui email: tatia30@yahoo.com.
0 komentar:
Posting Komentar