Sebut Daeng, Ruhut Berarti Hina Jusuf Kalla

JAKARTA - Anggota Pansus Hak Angket Bank Century Akbar Faisal menyatakan bahwa sebutan Daeng yang diucapkan Ruhut Sitompul kepada mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, tidak tepat bahkan cenderung menghina.
Akbar yang juga berasal dari Suku Bugis menjelaskan bahwa penyebutan itu merupakan bentuk ketidakpahaman Ruhut dengan sistem di Suku Bugis.
"Ini ketidakpahaman Ruhut soal hirarkis penyebutan di Suku Bugis. Ini tidak pas untuk orang sangat terhormat seperti Pak JK," jelas politisi Hanura ini di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (14/1/2010).
Menurutnya, dalam sistem penyebutan, Daeng itu berada pada level paling bawah. Dia mencontohkan Daeng Becak itu berarti tukang becak.
"Saya yakin maksudnya tidak seperti itu, tapi nadanya sudah tinggi. Seperti ada unsur mencerca," sebut Akbar.
Tidak menutup kemungkinan, lanjut Akbar, atas dasar itu akan ada reaksi dari komunitas Bugis. Meski demikian dia tidak berharap itu terjadi.
"Saya sangat marah sekali, untungnya saya tidak terpancing. Saya sangat menghormati Pansus, dan tidak ingin ada reaksi dari komunitas Bugis," ungkapnya.
Dia berharap kejadian seperti ini jangan terulang kembali, apalagi Ruhut kerap membuat ulah di rapat Pansus. "Ruhut sendiri sudah berulang kali melakukan (membuat onar)," jelasnya.
Pada rapat Pansus pagi tadi, Ruhut mengajukan pertanyaan kepada Jusuf Kalla, dengan menggunakan sapaan Daeng. Dia berkilah bahwa sapaan Daeng kerap digunakan kader Golkar lainnya kepada pria yang kini menjabat Ketua PMI pusat itu.