Saat ini ada 19 gunung yang berstatus Waspada, termasuk Anak Krakatau.
Senin, 1 November 2010, 16:51 WIB
Ita Lismawati F. Malau, Bayu Galih
BERITA TERKAIT
- DPR Setujui Pencairan Dana Bencana Rp150 M
- Menko: Tak Perlu Dana LN Buat Tanggap Darurat
- Merapi Meletus Tadi Pagi, Ini Kronologinya
- Sultan: Kalau Ikhlas, Jangan Pasang Bendera
- Sleman Tak Punya Badan Penanggulangan Bencana
Dia melaporkan perkembangan dan aktivitas sejumlah gunung berapi di wilayah Indonesia, termasuk Gunung Merapi.
Surono mengatakan gunung yang terletak di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah itu belum memberikan tanda-tanda akan diam. "Belumlah. Tadi juga meletus," kata dia kepada wartawan di kantor Presiden, Senin 1 November 2010. "Saya mesti siap-siap nih. Masih awas."
Laporan yang dia sampaikan ke Presiden termasuk persiapan-persiapan yang dilakukan petugas. Sejak 2007, kata dia, Vulkanologi dan Mitigasi sudah bekerja sama dengan pemerintah daerah bagaimana mengantisipasi Merapi. "Sampai keadaaan terkini."
Hari ini, kata dia, penjaga pos pemantau Merapi sudah disuruh turun menyusul letusan yang terjadi tadi pagi. Surono tidak mau mengambil resiko karena kondisi awan panas sudah membahayakan. "Masak kita harus mati," kata dia.
Surono juga menjelaskan bahwa aktivitas gunung berapi tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Hal ini sekaligus menjawab perdebatan di masyarakat yang menyebutkan peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau akibat Merapi. "Status Anak Kratakau itu sudah lama Waspada. Dia kan engga naik-naik kelas sebelum Merapi berstatus Waspada," kata dia.
Saat ini, sambungnya, ada 19 gunung berapi yang berstatus Waspada dan dua Siaga. Dua gunung yang siaga adalah Gunung Ibu di Halmahera dan Karangetang di Maluku Utara. "Wajarlah, orang Indonesia punya gunung berapi terbanyak di dunia."
• VIVAnews Masukkan Data-Data Anda Di Bawah! Dapatkan Petuah Sukses Secara Berkala - Selamanya GRATIS! :-)
0 komentar:
Posting Komentar