Tapi keluarnya lava ini tidak diiringi awan panas, wedhus gembel.
Senin, 1 November 2010, 08:04 WIB
Ismoko Widjaya
BERITA TERKAIT
"Selain guguran lava, sudah ada fase kegempaan sebanyak dua kali," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Kementerian ESDM, Surono, kepada VIVAnews.com, Senin 1 November 2010.
Menurut Surono, status Merapi masih Awas dan membahayakan. Berbeda dengan sehari sebelumnya, sejak dini hari hingga pagi ini, Merapi tidak mengeluarkan awan panas 'wedhus gembel' dan gempa dengan frekuensi rendah.
Kondisi ini berbeda dengan sehari sebelumnya. Selama satu hari penuh pada 31 Oktober kemarin, telah terjadi 33 kali kegempaan di Merapi. Kemudian, guguran lava terjadi sebanyak 166 kali.
"Ada gempa vulkanik empat kali. Dan yang baru muncul ini adalah gempa frekuensi rendah sebanyak 22 kali," uajr Sorono. Gempa frekuensi rendah itu tidak terasa oleh penduduk. Karena memang frekuensinya sangat rendah.
Gempa frekuensi rendah ini baru muncul selama Merapi berstatus Awas. Ini adalah aktivitas baru Merapi. "Dan tidak membahayakan," kata dia.
Bencana Merapi yang terjadi pada Selasa 26 Oktober 2010 petang, sekitar pukul 18.02 WIB, menewaskan 34 orang termasuk Redaktur Senior VIVAnews.com, Yuniawan Wahyu Nugroho. Saat ini, jumlah pengungsi letusan gunung Merapi sekitar 29 ribu orang yang terbagi di 28 titik tempat penampungan akhir (TPA). (umi)
• VIVAnews
Masukkan Data-Data Anda Di Bawah! Dapatkan Petuah Sukses Secara Berkala - Selamanya GRATIS! :-)
0 komentar:
Posting Komentar