toko-delta.blogspot.com

menu

instanx

Rabu, 05 Januari 2011

Ferida Bayangkan Ibunya Bawa Parang








http://posmetro-medan.com/photo/1263180323b2.jpg

Medan-Sejak tiba dari Nias pada 7 Januari lalu, kondisi Ferida Nduru (10), bocah yang selamat dari pembantaian ibunya, Siati Nduru, makin membaik. Hanya saja, bocah kelas II SD ini masih trauma.

“Kondisi Ferida banyak mengalami kemajuan. Ferida sudah bisa bicara dan duduk. Sedangkan luka di leher, kuping dan kepala belakang sudah mengering. Tapi, jari jempolnya yang dioperasi plastik masih ditanam ditubuhnya dan belum bisa dibuka,” ungkap Suster Clara Duha SF yang mendampingi Ferida ke RS Elisabeth Medan.

Meski sudah banyak kemajuan, lanjut Suster Clara, Ferida belum bisa menerima kehadiran orang asing. Begitu Ferida melihat orang asing, dirinya takut dan masih mengenang kejadian waktu dulu. “Kondisi fisiknya belum begitu normal selayak anak-anak usianya. Ferida masih trauma berat. Terlebih, jika melihat orang asing menghampirinya. Ferida terus terbayang waktu dirinya dikejar-kejar ibunya waktu membacok. Itulah yang kini dialami Ferida,” bebernya.

Bukan kondisi Ferida saja yang mengalami trauma. Bahkan, adiknya Foloo Nduru yang dirawat di Nias, juga mengalami trauma. “Foloo Nduru juga trauma di Nias. Dia juga masih ingat dengan kejadian itu meski ditemani neneknya di Gunung Sitoli, Nias. Sedangkan Kaffina Nduru (1,2 tahun) adiknya yang paling kecil tidak ada mengalami apa-apa,” pungkasnya.

Sementara itu, Tim kuasa hukum dari Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Azmiati Julia menjelaskan, pihaknya terus memantau perkembangan si anak sampai benar-benar sehat. Bahkan, bukan kesehatan saja yang diperhatikan, tapi masalah psikologis juga akan dipertimbangkan.

“Anak ini, bisa saja sebulan atau 2 bulan dirawat di rumah sakit. Kita terus memperhatikan kesehatannya. Seiring itu juga, kita akan buat pendamping anak itu untuk bermain maupun diskusi supaya beban yang dirasakannya bisa hilang dan tumbuh seperti anak-anak lainnya,” bebernya.

Selain itu, wanita yang akrab dipanggil Emi menyebutkan, dirinya berharap perhatian Pemerintah untuk menanggulangi masalah anak itu sampai tumbuh kembang berusia 18 tahun dan bisa hidup kembali sama orang-orang yang mengerti samanya.

“Sebelum ekonomi keluarga anak itu belum membaik, kita minta Pemerintah untuk merawat Ferida. Soalnya, jika Ferida kembali lagi ke tengah-tengah keluarganya namun ekonomi belum membaik, bisa saja kekerasan kembali diterimanya,” pintanya.

Pantauan POSMETRO, Minggu (10/1) di Ruang Anak Santa Theresia kamar 22 lantai III, tangan kiri Ferida masih terpasang infus. Sedangkanya bapaknya, Talizanolo Nduru tertidur pulas di ruang itu dengan selimut warna hitam putih.

Sekedar mengingatkan, Ferida dirawat terkait pembantaian yang dilakukan ibunya, Siati Nduru di Dusun VI, Desa Fatodamo, Kec.Ulugawo, Nias pada Sabtu 26 Desember 2009. Siati kesal karena anak-anaknya mengejekinya mamak gila. Dia pitam lalu membacoki anaknya. Tiga diantaranya tewas yakni Ferina Nduru (10), Fdonaha Nduru (8) dan Ferius Nduru (3). Sedangkan Ferida Nduru (8) dan Foloo Nduru (5) kritis.(ali)
====== http://klikunic.com

0 komentar:

toko-delta.blogspot.com

Archives

Postingan Populer

linkwithin

Related Posts with Thumbnails

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.