Saya Cewek di Dalam Tubuh Cowok
Beberapa hari belakangan berita tentang seorang mantan artis cilik era 90-an ramai di mana-mana. Namanya dulu Renaldy. Memulai karir sebagai bintang iklan sebuah produk alat tulis, karirnya lalu berkembang saat diajak teman bokapnya jadi penyanyi. Tapi, cowok kelahiran Jakarta, 30 Agustus 1987 itu baru benar-benar direken saat menjadi presenter acara Krucil di SCTV. Sekarang, setelah sekian lama menghilang, Renaldy kembali jadi omongan. Hanya saja, bukan karena karir keartisannya. Melainkan karena perubahan besar-besaran yang terjadi dalam dirinya.Sebelum kita bahas apa itu transgender ? Kita kenali dulu kasus Dena Rachman ini.
Yap. Sekarang Renaldy berubah menjadi Dena Rachman. Dan, perubahan tersebut nggak hanya pada nama, melainkan juga pada tampilannya. Renaldy alias Dena Rachman sekarang berubah jadi cewek!
Beberapa hari belakangan berita tentang seorang mantan artis cilik era 90-an ramai di mana-mana. Namanya dulu Renaldy. Memulai karir sebagai bintang iklan sebuah produk alat tulis, karirnya lalu berkembang saat diajak teman bokapnya jadi penyanyi. Tapi, cowok kelahiran Jakarta, 30 Agustus 1987 itu baru benar-benar direken saat menjadi presenter acara Krucil di SCTV. Sekarang, setelah sekian lama menghilang, Renaldy kembali jadi omongan. Hanya saja, bukan karena karir keartisannya. Melainkan karena perubahan besar-besaran yang terjadi dalam dirinya.Sebelum kita bahas apa itu transgender ? Kita kenali dulu kasus Dena Rachman ini.
Yap. Sekarang Renaldy berubah menjadi Dena Rachman. Dan, perubahan tersebut nggak hanya pada nama, melainkan juga pada tampilannya. Renaldy alias Dena Rachman sekarang berubah jadi cewek!
Dena mengaku kalau sejak kecil sudah merasa bahwa dirinya adalah seorang cewek. Hanya saja, terjebak di dalam tubuh cowok! Ini dirasakannya kira-kira sejak berumur lima tahun.
"It's a gradual phase . Saya selalu merasakan sesuatu yang berbeda. I know it sounds so typical , tapi itulah yang saya rasakan. Nggak ada seorang pun yang benar-benar bisa merasakan apa yang saya rasakan," ujarnya dalam sebuah wawancara.
Konflik batin berkepanjangan lalu dirasakan oleh Dena.
"It's hard to describe . Awalnya merasa aneh, canggung, bersalah, bingung, dan marah. Kemudian datang fase di mana.... I hate my self so much and feel rejected ! Aku mencoba bersikap normal, tapi aku merasa nggak nyaman. My body rejects. And at that time, my friends were feeling uncomfortable with me when I pretend to be normal. It’s just ridiculous ," beber Dena lebih lanjut.
Anak kedua dari empat bersaudara ini mengaku kerap mencari jawaban atas keresahannya tersebut. Setelah bertahun-tahun akhirnya Dena sampai pada sebuah keputusan besar dalam hidupnya.
"I made the final decision since I graduate from high school and starting to change since college .Saya memutuskan menjadi seorang transgender," ungkap lulusan Jurusan Komunikasi, Universitas Indonesia ini, mantap.
Kenapa Dena membuat keputusan seperti itu?
"Karena saya yakin Tuhan nggak mungkin pernah membuat kesalahan pada ciptaan-Nya. I'm just trying to be positive and take into account of all beautiful things that I've been given. God makes no mistake. There must be some plan for me ."
Terus, gimana dengan tanggapan ortu dan teman-temannya?
"Kalau ortu awalnya memang menolak. Mereka berusaha membuat saya kembali normal. Tapi pada akhirnya mereka bisa menerima keadaan saya. Bahkan, mereka sangat men-support . Sementara teman-teman, when I start to feel comfortable with myself, my friends are okay with me. They support me no matter what ," ujar Dena yang saat ini sedang merampungkan kuliah MBA in Design, Fashion & Luxury Goods di Alma Graduate School – University of Bologna, Italia, ini.
APA ITU TRANSGENDER?
banyak hal yang bisa kita pelajari dari Dena . Salah satunya, tentu saja tentang transgender. Mungkin banyak yang sudah dengar istilah ini. Tapi, mungkin juga belum semuanya ngerti apa itu transgender.
For your info saja, transgender adalah suatu kondisi di mana seseorang merasa nggak nyaman dengan kondisi fisik kelaminnya, kemudian mengadakan perubahan besar-besaran dengan mengganti kelaminnya menjadi sama dengan lawan jenisnya. WHO, badan PBB yang menangani masalah kesehatan, mengklasifikasikannya dalam ICD-10 (International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems 10th Revision) di Bab V Chapter F60-F69 sebagai klasifikasi medis untuk gangguan kepribadian dan perilaku dewasa (disorders of adult personality and behaviour).
Pada kasus Dena, dia merasa nggak nyaman jadi seorang cowok. Sebab, jauh di lubuk hatinya, dia memang merasa bahwa dirinya seorang cewek. Makanya dia akhirnya memutuskan pindah kelamin jadi cewek.
"It's a gradual phase . Saya selalu merasakan sesuatu yang berbeda. I know it sounds so typical , tapi itulah yang saya rasakan. Nggak ada seorang pun yang benar-benar bisa merasakan apa yang saya rasakan," ujarnya dalam sebuah wawancara.
Konflik batin berkepanjangan lalu dirasakan oleh Dena.
"It's hard to describe . Awalnya merasa aneh, canggung, bersalah, bingung, dan marah. Kemudian datang fase di mana.... I hate my self so much and feel rejected ! Aku mencoba bersikap normal, tapi aku merasa nggak nyaman. My body rejects. And at that time, my friends were feeling uncomfortable with me when I pretend to be normal. It’s just ridiculous ," beber Dena lebih lanjut.
Anak kedua dari empat bersaudara ini mengaku kerap mencari jawaban atas keresahannya tersebut. Setelah bertahun-tahun akhirnya Dena sampai pada sebuah keputusan besar dalam hidupnya.
"I made the final decision since I graduate from high school and starting to change since college .Saya memutuskan menjadi seorang transgender," ungkap lulusan Jurusan Komunikasi, Universitas Indonesia ini, mantap.
Kenapa Dena membuat keputusan seperti itu?
"Karena saya yakin Tuhan nggak mungkin pernah membuat kesalahan pada ciptaan-Nya. I'm just trying to be positive and take into account of all beautiful things that I've been given. God makes no mistake. There must be some plan for me ."
Terus, gimana dengan tanggapan ortu dan teman-temannya?
"Kalau ortu awalnya memang menolak. Mereka berusaha membuat saya kembali normal. Tapi pada akhirnya mereka bisa menerima keadaan saya. Bahkan, mereka sangat men-support . Sementara teman-teman, when I start to feel comfortable with myself, my friends are okay with me. They support me no matter what ," ujar Dena yang saat ini sedang merampungkan kuliah MBA in Design, Fashion & Luxury Goods di Alma Graduate School – University of Bologna, Italia, ini.
APA ITU TRANSGENDER?
banyak hal yang bisa kita pelajari dari Dena . Salah satunya, tentu saja tentang transgender. Mungkin banyak yang sudah dengar istilah ini. Tapi, mungkin juga belum semuanya ngerti apa itu transgender.
For your info saja, transgender adalah suatu kondisi di mana seseorang merasa nggak nyaman dengan kondisi fisik kelaminnya, kemudian mengadakan perubahan besar-besaran dengan mengganti kelaminnya menjadi sama dengan lawan jenisnya. WHO, badan PBB yang menangani masalah kesehatan, mengklasifikasikannya dalam ICD-10 (International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems 10th Revision) di Bab V Chapter F60-F69 sebagai klasifikasi medis untuk gangguan kepribadian dan perilaku dewasa (disorders of adult personality and behaviour).
Pada kasus Dena, dia merasa nggak nyaman jadi seorang cowok. Sebab, jauh di lubuk hatinya, dia memang merasa bahwa dirinya seorang cewek. Makanya dia akhirnya memutuskan pindah kelamin jadi cewek.
Harus dicatat, istilah transgender ini nggak cuma berlaku untuk cowok yang pindah kelamin jadi cewek. Tapi juga sebaliknya, cewek yang pindah kelamin jadi cowok.
Pertanyaan berikutnya, kenapa mereka bisa merasa terjebak dalam tubuh yang salah? Jawabannya, banyak penyebabnya.
Secara medis konon "kekacauan" ini disebabkan oleh kromosom. Kromosom adalah suatu struktur yang membalut DNA, si pembawa informasi genetik. Kromosom ini pembawa gen pada makhluk hidup.
Seorang peneliti bernama Thomas Hunt Morgan pada tahun 1910 menyatakan manusia punya 46 buah kromosom dengansistem penentuan kelamin XY. Pada cewek, ada dua kromosom yang sama (XX). Sedangkan pada cowok punya dua kromosom yang berbeda (XY). Toh, meski begitu bukan berarti nggak ada pasangan kromosom yang “nyeleneh”.
Menurut ahli genetika, Dr Singgih Widjaya SpGK dalam sebuah wawancara, kelainan kromosom biasanya terjadi saat pembuahan, yaitu saat sperma bertemu dengan sel telur. Di saat itu terjadi pembelahan dua kali, hingga akhirnya mengurangi jumlah kromosom yang semestinya ada. Harusnya 46, jadi tinggal 23 saja. Kondisi inilah yang jadi pemicu munculnya karakter yang berbeda dalam diri seseorang. Contohnya Dena, dia memiliki sifat dan perasaan layaknya seorang cewek, meski pada kenyataannya bentuk tubuh dan alat kelaminnya adalah cowok!
Penyebab lain, lingkungan juga ikut berperan dalam makin kukuhnya karakter yang bersangkutan. Maksudnya, sikap dan perlakuan lingkungan (terutama orang-orang terdekat) yang bisa menerima keadaan berbeda itu ujung-ujungnya bikin yang bersangkutan makin yakin untuk merubah kelaminnya. Seperti yang Dena bilang, ortu dan teman-temannya bisa menerima keadannya dan bahkan men-support-nya, kan?
So, salahkan Dena atau teman-teman lain yang seperti Dena? Rasanya nggak pantas kita menjawab pertanyaan ini dengan cara men-judge benar atau salah. Lebih baik kita introspeksi diri masing-masing, lalu melanjutkan hidup dengan jalan masing-masing secara positif....
sumber
Pertanyaan berikutnya, kenapa mereka bisa merasa terjebak dalam tubuh yang salah? Jawabannya, banyak penyebabnya.
Secara medis konon "kekacauan" ini disebabkan oleh kromosom. Kromosom adalah suatu struktur yang membalut DNA, si pembawa informasi genetik. Kromosom ini pembawa gen pada makhluk hidup.
Seorang peneliti bernama Thomas Hunt Morgan pada tahun 1910 menyatakan manusia punya 46 buah kromosom dengansistem penentuan kelamin XY. Pada cewek, ada dua kromosom yang sama (XX). Sedangkan pada cowok punya dua kromosom yang berbeda (XY). Toh, meski begitu bukan berarti nggak ada pasangan kromosom yang “nyeleneh”.
Menurut ahli genetika, Dr Singgih Widjaya SpGK dalam sebuah wawancara, kelainan kromosom biasanya terjadi saat pembuahan, yaitu saat sperma bertemu dengan sel telur. Di saat itu terjadi pembelahan dua kali, hingga akhirnya mengurangi jumlah kromosom yang semestinya ada. Harusnya 46, jadi tinggal 23 saja. Kondisi inilah yang jadi pemicu munculnya karakter yang berbeda dalam diri seseorang. Contohnya Dena, dia memiliki sifat dan perasaan layaknya seorang cewek, meski pada kenyataannya bentuk tubuh dan alat kelaminnya adalah cowok!
Penyebab lain, lingkungan juga ikut berperan dalam makin kukuhnya karakter yang bersangkutan. Maksudnya, sikap dan perlakuan lingkungan (terutama orang-orang terdekat) yang bisa menerima keadaan berbeda itu ujung-ujungnya bikin yang bersangkutan makin yakin untuk merubah kelaminnya. Seperti yang Dena bilang, ortu dan teman-temannya bisa menerima keadannya dan bahkan men-support-nya, kan?
So, salahkan Dena atau teman-teman lain yang seperti Dena? Rasanya nggak pantas kita menjawab pertanyaan ini dengan cara men-judge benar atau salah. Lebih baik kita introspeksi diri masing-masing, lalu melanjutkan hidup dengan jalan masing-masing secara positif....
sumber
0 komentar:
Posting Komentar