Hidup ini adalah masalah, tantangan, harapan, ujian, dan sebagainya. Bila kita ingin mendefinisikannya lebih banyak lagi, mungkin tiada terhingga banyaknya definisi yang akan didapatkan. Tergantung persepi orang yang memandangnya dari berbagai sudut. Namun dalam kesempatan ini, saya ingin mencoba menyederhanakan definisi pada empat definisi di atas saja. Agar setidaknya energi kita tidak habis berkutat dialam fikiran, namun bisa segera mereaktualisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Hidup kita sudah pasti dipenuhi masalah yang harus kita selesaikan. Penyelesaian masalah adalah cara kita mendidik menjadi pribadi yang lebih baik, dewasa, dan lebih matang menghadapi masalah baru. Sekaligus juga tantangan untuk mendapatkan kepuasaan batin dan eksistensi diri. Sehingga, kita merasa bahwa hidup adalah anugerah terbesar dari Yang Maha Kuasa.
Hidup juga merupakan harapan setiap manusia untuk mendapatkan berbagai kenikmatan. Lebih jauh lagi, kehidupan adalah harapan menggapai akhirat yang kekal dan abadi. Bagaimana mungkin mendapatkan akhirat ataupun dunia seutuhnya bila kita enggan diuji? Karena, hakikatnya ujian adalah pembuktian bahwa kita ingin menikmati dunia. Walaupun sering kali kita enggan dengan ujian. Toh ujian pun kan menghampiri kita, suka atau tidak suka.
Satu hal cara kita menikmati hidup adalah bagaimana kita memiliki rasa bahagia yang sebenarnya secara alamiah telah ada dalam diri kita. Tidak semua orang dikaruniakan rasa bahagia dalam hidupnya, kecuali ia mau jujur pada dirinya sendiri.
Dalam suatu sesi pelatihan, sang trainer menjelaskan arti menikmati kurang lebih sebagai berikut:
• Banyak orang memiliki kemewahan tapi ia tidak mendapatkan kebahagiaan.
• Banyak orang merasakan berbagai jenis makanan tapi ia tidak mendapatkan selera.
• Banyak orang mendapatkan sertifikat/gelar tapi ia tidak memiliki kemampuan atau skill.
• Banyak orang memiliki rumah atau vila tapi ia tidak dapat merasakan arti tempat tinggal.
• Banyak orang menempuh pencapaian seks tapi ia tidak mendapatkan cinta kasih dan sayang.
• Banyak orang memiliki berbagai jenis tempat tidur tapi ia tidak mampu merasakan apa arti sebenarnya dari tidur.
Cobalah kita hitung satu per satu karunia tersebut. Lihatlah diri kita lahir maupun batin kita. Perlahan dan pasti. Kita akan menemukan sesuatu yang ‘dahsyat’ dalam diri kita. Sebuah hasil Maha Karya yang rumit dan kompleks menjelma menjadi sesuatu yang punya arti. Punya makna. Punya aura, yaitu kebahagian menikmati hidup. Itulah kehidupan yang kita rasakan setiap detik.
Rasakanlah tarikan napas kita. Aliran darah kita. Denyut jantung kita. Kedipan mata kita. Dan seluruh detak kehidupan yang ada pada diri kita. Tidakkah ia menjadi sebuah inspirasi kebahagiaan kita? Tidakkah kita merasakan kebahagiaan tatkala mereka bisa berfungsi normal? Rasakanlah saat kita mengalami sakit.
Itulah sebabnya aura kebahagiaan adalah kemutlakan yang harus ada dalam jenak-jenak kehidupan kita selaku manusia. Kemampuan untuk membandingkan sesuatu yang kita miliki dengan apa yang orang lain miliki. Baik secara sadar dan penuh syukur adalah syarat mutlak untuk mempertahankan kebahagiaan yang kita miliki. Sebab, rasa bahagia itu mudah tergerus waktu, bila kita tidak arif dan nrimo apa yang kita punya. Seperti kemampuan kita bersyukur atas apa-apa yang kita miliki saat ini. Entah itu bernama kesehatan, keluarga yang harmonis, kecukupan harta, dsb.
Akhirnya, sangatlah beralasan bila seorang pemikir muda mengatakan bahwa vitalitas (daya tahan) hidup seseorang sangatlah ditentukan oleh paduan keberanian, harapan hidup dan kegembiraan hidup.
Ayo kita jaga aura kebahagiaan kita, dengan terus-menerus mengembangkan sikap syukur, empati sosial dan kebermanfaatan diri dalam setiap ruang dan waktu hidup di dunia. Karena kita adalah manusia yang diberikan pilihan hidup Yang Maha Kuasa untuk menjadi bahagia ataukah sebaliknya.
Senyumku untuk semua… semoga bermanfaat.[em]
* Eriman Muslim adalah praktisi SDM, trainer, edukator dan social worker di Kota Kembang.
0 komentar:
Posting Komentar