“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
~ (QS 3:8)
Anda pasti pernah melihat kamera foto, dan mungkin sudah pernah menggunakannya. Sekarang ini teknologi telah memudahkan kita untuk mendapatkan kamera foto, karena hampir semua HP yang Anda beli saat ini sudah dilengkapi dengan kamera foto. Jadi Anda tidak mesti membeli kamera foto tersendiri dengan harga yang cukup mahal. Kenapa saya memulai tulisan ini dengan membicarakan kamera foto? Tak peduli kamera jenis apa yang Anda pernah gunakan, ketika Anda membidik sebuah gambar, maka hasilnya adalah satu kali klik untuk satu gambar. Anda hanya bisa membidik gambar apa pun untuk satu kali klik per satu frame (bingkai). Anda mustahil mengambil semua gambar dengan hanya satu kali klik saja, karena tak peduli seberapa cepat Anda mengambil gambar, yang terjadi adalah hanya satu klik pengambilan gambar untuk satu frame. Jadi jika Anda membidik sepuluh jenis gambar, maka hasilnya adalah sepuluh frame. Film yang Anda tonton di bioskop pun dihasilkan dari kumpulan gambar yang berada dalam setiap frame, tentunya dengan kecepatan tertentu, maka pergerakan setiap frame akan menghasilkan gambar yang nampak hidup. Bagi Anda yang menggeluti dunia fotografi atau dunia di balik layar film, pasti memahami betul apa yang saya maksud.
Pengambilan gambar frame per frame ini terjadi karena adanya konsep waktu. Seperti yang telah saya kemukakan di atas, mustahil seseorang bisa mengambil gambar yang berbeda-beda dengan hanya satu kali klik saja atau menempatkan banyaknya pengambilan gambar hanya dalam satu frame. Hal ini terjadi, ya, karena adanya konsep waktu. Dunia materi (dunia materi adalah istilah filsafat yang menjadi sebutan untuk dunia yang kita tempati saat ini, jadi bukan dalam pengertian materi yang bersifat materialistik) senantiasa dipengaruhi oleh waktu. Adanya waktu meniscayakan pengambilan gambar hanya untuk satu gambar per satu frame. Adanya urutan waktu meniscayakan adanya urutan frame atau gambar per gambar atau adanya pergerakan hidup. Jika Anda memotret sebuah gunung, maka berapa kali pun Anda membidik gunung tersebut, selalu terjadi pengambilan gambar frame per frame, dan tentunya setiap frame menghasilkan gambar gunung yang berbeda-beda. Kenapa gambarnya berbeda setiap frame? Bukankah gambar gunung yang kita ambil adalah gunung yang sama untuk setiap pengambilan gambar? Jawabannya sederhanya saja, karena konsep waktu juga meniscayakan bahwa setiap urutan waktu meniscayakan perubahan. Anda yang beberapa menit lalu membaca tulisan saya, pasti berbeda dengan Anda saat ini, dan Anda tak bisa melakukan perubahan mundur ke belakang.
Dengan adanya konsep waktu, maka apa yang terjadi tidak akan pernah sama lagi. Konsep waktu meniscayakan gerakan progresif. Konsep waktu meniscayakan perubahan. Dengan konsep waktu, Anda hanya bisa melakukan sesuatu yang baru. Anda diharuskan berubah, suka atau tidak suka. Namun, di dunia materi ini, ada satu hal yang tidak dipengaruhi oleh waktu, yaitu PIKIRAN. Hanya pikiranlah di dunia ini yang tidak dipengaruhi oleh konsep waktu. Tak ada satu pun yang bisa kembali ke masa lalu dan berpindah dengan segera ke masa depan, kecuali hanya pikiran. Pikiranlah yang dapat melanglang buana ke mana saja tanpa dipengaruhi oleh waktu. Jika segalanya senantiasa berubah, maka pikiran dapat membuat dirinya untuk tidak mau berubah. Jika segalanya terjadi frame per frame, maka pikiran dapat melakukan sesuatu hanya dengan satu atau beberapa frame saja.
Contoh untuk penjelasan ini sering terjadi dalam kehidupan kita masing-masing. Apa itu? Anda mungkin sering mengalaminya dalam kehidupan keluarga besar Anda. Waktu Anda masih kecil atau dalam umur tertentu di kehidupan kecil Anda, Anda dilihat oleh keluarga besar Anda sebagai anak yang nakal, bandel, cerewet, dan segala macam label negatif. Anda dilihat dalam frame negatif. Nah, biasanya ketika Anda sudah beranjak dewasa, frame negatif itu masih melekat dalam pikiran keluarga besar Anda. Frame negatif itu hanya bisa berubah ketika Anda melakukan sesuatu yang membuat mereka mengakuinya dan terkagum-kagum. Begitu pula ketika Anda mengenal teman Anda sewaktu masih duduk di SD atau SMP. Frame apa pun yang melekat di pikiran Anda mengenai teman Anda, akan selalu terbawa hingga Anda bertemu dengannya kembali di saat sudah dewasa. Anda terkadang begitu sulit untuk melepaskan frame yang sudah melekat itu.
Memandang segala sesuatunya hanya dalam satu frame ini sering juga disebut dengan over-generalisasi. Jika Anda pernah diputusin oleh pacar pria atau wanita Anda, maka cenderung Anda akan memandang semua pria atau wanita hanya dalam satu frame saja. Anda cenderung memasukkan semua gambar hanya dalam satu bingkai saja, dan biasanya, bingkai tersebut sangat negatif. Inilah konsekuensi logis kalau tidak ada yang namanya konsep waktu, yaitu Anda akan membingkai semua kejadian hanya dalam satu bingkai saja. Padahal konsep waktu meniscayakan perubahan, selalu saja ada yang baru. Konsep waktu meniscayakan konsep ke-baru-an.
Jika pikiran Anda tidak dilatih untuk memahami konsep waktu (memahami perubahan, ke-baru-an), maka dalam kehidupan Anda, mungkin, hanya terdapat beberapa bingkai kehidupan saja. Dan ingat, Anda hidup berdasarkan bingkai kehidupan yang Anda buat sendiri. Memandang seluruh kehidupan hanya dalam beberapa frame saja, membuat Anda terlalu banyak melakukan generalisasi untuk semua rentang kehidupan Anda. Dan ini pasti berefek pada kebahagiaan dan kesuksesan Anda sendiri. Melihat seluruh kehidupan hanya dalam beberapa frame, cenderung membuat Anda hidup dalam kehidupan yang amat sempit. Anda cenderung menilai beragam kehidupan dengan pikiran yang sangat sempit. Anda cenderung tidak seiring-sejalan dengan ritme kehidupan yang setiap saat berubah, setiap saat baru. Alam semesta senantiasa mengalami perubahan, senatiasa hadir sesuatu yang baru. Mengapa demikian? Jawaban sederhananya adalah karena Tuhan itu Mahapencipta. Mahapencipta meniscayakan adanya ciptaan yang setiap saat, selalu ada ciptaan yang baru. Jika tidak ada ciptaan yang baru, maka itu berarti bahwa Tuhan itu tidak Mahapencipta, dan hal ini adalah sesuatu yang sangat mustahil. Itulah sebabnya selalu saja ada yang baru, dan inilah adalah konsekuensi logis dari adanya konsep waktu.
Dengan demikian, jika Anda ingin seiring-sejalan dengan ritme alam semesta, jika Anda ingin meraih kebahagiaan dan kesuksesan hidup, jika Anda ingin bersama Tuhan yang Mahapencipta “menciptakan” sesuatu yang baru, maka pandanglah kehidupan ini frame per frame. Milikilah banyak bingkai di sepanjang umur Anda, karena hidup ini sangat berharga yang menyimpan begitu banyak kejadian dan harmoni. Sangat sayang, jika banyaknya kejadian dalam hidup ini, hanya dibingkai dengan satu atau beberapa bingkai saja. Anda tentu tak ingin menumpukkan foto-foto kenangan Anda hanya dalam satu bingkai saja, bukan? Semoga bermanfaat![ss]
* Syahril Syam adalah seorang konsultan, terapis, publik speaker, dan seorang sahabat yang senantiasa membuka diri untuk berbagi dengan siapa pun. Beliau memadukan kearifan hikmah (filsafat) timur dan kebijaksanaan kuno dari berbagai sumber dengan pengetahuan mutakhir dari dunia barat. Teman-temannya sering memanggilnya sebagai Mind Programmer, dan dapat dihubungi melalui ril_faqir@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar