Saya yakin di dunia ini banyak orang kaya. Mereka yang telah berjuang dari awal dan kerja keras atau mereka yang mendapat warisan dari orangtua. Harta kekayaan yang kita miliki ternyata tidak dapat membeli segalanya. Seorang penulis mengatakan, jika Anda memiliki uang, maka Anda dapat membeli tempat tidur yang mahal, namun Anda tidak dapat membeli tidur yang nyaman. Anda dapat membeli makanan yang enak, namun Anda tidak dapat membeli nafsu makan. Anda dapat membeli obat-obatan yang mahal, namun Anda tidak dapat membeli kesehatan. Jadi dengan kata lain, maka harta kekayaan kita ini bukan segala-galanya.
Ada seorang wanita yang bernama Hetty Green Robinson, lahir 1834. Beliau ini adalah seorang yang sangat kaya raya di Amerika Serikat pada waktu itu. Ayahnya mewariskan 10 miliar dollar AS. Dia juga mewarisi kehebatan ayahnya menjadi pengusaha terkenal. Namun, ada satu sifat yang tidak baik darinya yakni ia sangat pelit bahkan kikir. Bayangkan saja, pada waktu hari ulang tahunnya yang ke-21, ia menolak untuk menyalahkan lilin di atas kue ulang tahunnya. Dan, yang dilakukannya pada keesokan harinya adalah mengembalikan (refund) ke toko lilin tersebut. Hetty kemudian menikah dengan Edward Green, sehingga ia memiliki dua orang anak putra dan putri. Namun, karena masalah kebijaksanaan pemakaian uang, akhirnya ia bercerai dengan suminya.
Hetty juga pelit terhadap diri sendiri. Sebagai contoh, ia selalu memakai baju yang itu-itu saja dan berwarna hitam. Melewati beberapa tahun, ia tetap memakai baju tersebut, hingga warna bajunya dari hitam menjadi hijau, dan kemudian menjadi coklat. Pakaian dalamnya terbuat dari kertas koran bekas. Tatakala pakaiannya sudah kotor, dia ke loundry yang murah. Namun, ia hanya mencuci bagian bawahnya saja yang kotor.
Karena Hetty tidak mau membayar pajak di New York yang lumayan mahal, maka ia menyewa apartemen murah di New Jersey, tanpa alat pemasas. Padahal, di sana juga ada musim salju. Ia rela setiap hari naik kereta api ke kantornya di New York. Kantornya ada di dalam sebuah bank di New York, yang oleh pimpinan banknya diberikan satu ruangan kecil secara cuma-cuma kepadanya. Itu karena dia adalah salah satu nasabah kelas kakap mereka.
Hetty juga hemat dalam soal makanan. Setiap hari makanannya adalah bawang putih mentah dan oatmeal. Kadang untuk menghemat ia memanaskan oatmeal-nya dengan cara mendekatkannya pada alat pemanas (heater) kantor. Dia juga makan cookies. Namun, karena ia hendak membeli cookies yang murah, ia rela berjalan cukup jauh dan membeli cookies yang sudah hancur.
Inilah sedikit riwayat hidup Hetty. Pada tahun 1916 ia meninggal dunia. Sungguh kasihan dia karena tidak memiliki teman. Ia meninggalkan warisan lebih dari 100 miliar dollar AS untuk putra dan putrinya. Untungnya, sang putra dan putrinya tidak mewarisi kekikirannya.
Apa artinya kekayaan kita jika tidak dapat dimanfaatkan serta menjadi berguna bagi orang lain? Pertanyaan lain, apa arti hidup kita jika tidak menjadi arti bagi orang lain? Ingat, hidup kita di dunia hanya sekali saja. Oleh sebab itu, selama kesempatan masih ada maka kita dapat memakai kepandaian kita, kekuasaan kita, bahkan kekayaan kita untuk menjadi berguna bagi orang lain.
Jika hari ini kita melihat banyak orang yang pandai, kaya, dan berkuasa justru menyusahkan orang lain, tentu hidup yang sedemikian rupa tidak ada artinya. Contohnya korupsi, penindasan, dan berbagai tekanan tetap merajarela. Kita tidak pernah membawa kembali pengetahuan, kuasa, dan kekayaan kita tatkala kita dipanggil ke dalam sisi pangkuan-Nya. Marilah kita sebagai generasi muda, yang penuh potensi dan kreasi, berjuanglah dalam hidup ini sehingga kita berguna bagi orang lain dan kehidupan kita menjadi kehidupan yang berkualitas.[ss]
* Saumiman Saud adalah pemerhati dan penulis buku yang berdiomisili di San Jose, Amerika Serikat. Ia dapat dihubungi melalui email saumiman@gmail.com atau kunjungi websitenya di: http://www.saumimansaud.org.
0 komentar:
Posting Komentar