Lihatlah sebuah berita yang saya baca, dibuka di Rotterdam pada 14 Oktober 2006, Sustainable Dance Club. Konsep ini didukung oleh Enviu, sebuah LSM untuk orang-orang muda, bekerja sama dengan perusahaan arsitektur Döll, menciptakan sebuah sustainable night club. Mereka menggunakan lantai dansa yang dapat menciptakan energi listrik. Sebuah cara yang paling sempurna untuk menyerap beberapa kilowatt dari energi para clubber). Air yang mengalir di toilet berasal dari tampungan air hujan (mungkin kecuali di wastafel). Dinding yang dapat berubah warna sebagai reaksi perubahan temperatur ruangan (terbayangkan bagaimana suhu ruangan ketika para clubber mulai berkeringat dan mengeluarkan panas tubuh masing-masing?). Serta atap yang diberi tanaman (tanaman menyerap karbondioksida di malam hari, kan?) serta elemen lain yang menjaga udara tetap segar.
Bekerja sama dengan Technical University of Delft dan Development Board of Rotterdam, Enviu dan Döll membangun club yang dapat memberikan fun dan laba, tidak merusak lingkungan dan meningkatkan kepedulian sosial pada lingkungan.
Dari semua itu yang paling menarik perhatian saya adalah konsep energy generating yang mereka usung. Lantai dansa mereka dibuat berpegas dan gerakan naik turun pada pegas tersebut akan menggerakkan turbin dan energi dapat disimpan bila tidak terpakai di malam yang sama.
Terbayangkankah Anda ada berapa banyak night club atau diskotik di sebuah kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung? Cukup banyak. Ada berapa banyak energi yang tersimpan setiap malam bila masing-masing diskotik dikunjungi banyak pengunjung, karena energi yang diciptakan lebih besar daripada listrik yang digunakan?
Bagaimana pula bila itu terjadi setiap malam sehingga tidak ada malam yang membutuhkan listrik lebih banyak dari energi yang diciptakan oleh lantai dansa itu? Bukankah simpanan energi listrik tersebut justru bisa dipergunakan untuk keperluan lain? Bila konsep lantai dansa yang diinjak dan pegas yang bergetar naik turun itu dikembangkan lebih jauh, maka akan ada banyak sumber daya listrik lain. Anda pasti pernah berkunjung ke mall? Ada banyak orang yang mengunjungi mall tersebut dan berarti ada banyak orang yang berjalan di jalan di antara dua deretan toko-toko.
Bagaimana bila jalan tersebut diberi lantai yang berpegas? Ada cukup banyak energi yang bisa dihasilkan. Karena setiap mall dikunjungi lebih dari 100 ribu orang per hari. Semua orang dari 100 ribu itu akan menginjak lantai berpegas dan menggerakkan turbin. Itu berarti ada cukup banyak energi yang dihasilkan dan bahkan mungkin dapat dipergunakan untuk kebutuhan kelistrikan mall tersebut.
Pemerintah juga dapat memanfaatkan konsep yang sama, bila konsep tersebut sudah diterapkan di mall. Ada berapa banyak trotoar yang tersebar di seantero masing-masing kota yang saya sebutkan tadi. Lantai berpegas dan menggerakan turbin dapat pula dipasang di trotar yang jelas-jelas milik pemerintah. Maka energi yang diciptakan dapat disimpan dan dipergunakan kemudian.
Pernah Anda perhatikan lapangan-lapangan besar di setiap kota. Setiap pagi dan atau sore hari akan ada orang yang berolahraga. Jalan cepat atau bahkan lari. Bila gerakan tersebut dilakukan di atas lantai berpegas dan menggerakkan turbin, berapa listrik yang tercipta.
Pernah Anda melihat dojo atau tempat latihan kebugaran? Ada berapa banyak gerakan yang dapat menggetarkan lantai berpegas. Ada berapa banyak energi yang tercipta melalui turbin? Ada berapa banyak listrik tercipta?
Itu sebuah ide yang dapat terus dikembangkan ke banyak tempat dan sangat menyenangkan. Tanpa sengaja setiap orang telah menyumbangkan energi mereka untuk dapat menciptakan energi listrik. Hampir semua sendi kehidupan kita membutuhkan listrik. Manusia jaman sekarang hampir tidak dapat hidup tanpa listrik. Maka mengapa bukan kita yang menciptakan listrik untuk kita pergunakan sendiri.
Ketika setiap orang berdansa, maka listrik tercipta. Ketika setiap orang berjalan, listrik tercipta. Ketika orang-orang berlari sehat, listrik tercipta. Ketika orang berlatih bela diri, listrik tercipta. Ketika setiap orang melakukan gerakan, listrik tercipta.
Tertarik?[as]
* Ardian Syam adalah seorang pengajar, praktisi, dan penulis buku bisnis “Kacamata Kuda”. Tinggal di Medan, ia dapat dihubungi di: ardian.syam@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar