Saya menduga bahwa Anda pernah menyaksikan balap formula satu. Sebuah tontonan yang cukup membosankan bila tidak ada perubahan urutan posisi pembalap dari terdepan hingga yang paling belakang, tetapi sebuah tontonan yang menarik bila beberapa pembalap berusaha untuk mendahului kompetitor yang berada di depan mereka. Tetapi formula satu bukanlah balapan yang terjadi begitu saja.
Ada proses panjang persiapan, dari mulai mendesain mesin yang begitu tangguh sehingga bisa dipacu dengan kecepatan sekitar 300 km/jam. Ada perancangan badan mobil sehingga cukup ringan, tidak membebani mesin mobil untuk berpacu tetapi cukup kuat sehingga mampu menerima terpaan angin balik akibat kendaraan yang melaju kencang. Kemudian ada uji coba di setiap lintasan yang akan dijadikan tempat lomba.
Berdasarkan perilaku pembalap, kondisi mobil dalam mengantisipasi kondisi lintasan dan cuaca tempat lomba maka akan ada orang lagi yang melakukan analisa untuk mengambil keputusan. Keputusan yang harus diambil tentang banyak hal. Pertama, berapa jumlah bahan bakar yang harus diisi pada saat awal lomba sehingga mobil dapat melaju dengan kencang karena beban yang ringan dan tidak akan kehilangan waktu terlalu banyak ketika melakukan pitstop untuk menambah bahan bakar lagi.
Kedua, tekstur ban seperti apa yang paling cocok untuk digunakan pada lintasan tersebut dalam cuaca yang diperkirakan akan terjadi pada saat lomba. Karena ban tersebut harus punya daya cengkram ke aspal lintasan agar memberikan keamanan bagi pembalap ketika membelok. Tetapi daya cengkram tersebut juga perlu disesuaikan agar tidak menghambat kecepatan sang pembalap terutama saat akan mendahului pembalap lain.
Ketiga, posisi sirip-sirip di bagian depan dan bagian depan mobil harus tepat agar memberikan kondisi aerodinamis bagi mobil. Hal ini menjadi perlu karena mobil juga memanfaatkan udara yang terbelah ketika mobil melintas dan menjadi angin yang akan mendorong laju mobil ke depan. Posisi sirip-sirip yang keliru akan berakibat kebalikan, udara yang terbelah ketika mobil melintas akan menjadi angin yang menghambat laju mobil.
Keempat, di putaran keberapa pitstop pertama harus dilakukan agar dapat diberikan tambahan bahan bakar untuk melanjutkan balapan, tetap saja dengan syarat tidak terlalu banyak agar tidak membebani mobil untuk melaju kencang. Pada saat ini juga dilakukan penggantian ban karena ban yang digunakan selama beberapa putaran tadi mengakibatkan ban tidak lagi berfungsi seperti yang diharapkan. Pitstop kedua juga diputuskan pada putaran keberapa dengan persyaratan yang sama.
Masih ada beberapa keputusan lain yang harus diambil tetapi saya kurang memahami hal tersebut. Lalu diakhir semua kegiatan sebelum lomba dimulai, sang pembalap mengendarai mobil mereka dalam dua kali putaran, secepat mungkin, untuk menentukan posisi start.
Ketika lomba dilaksanakan, ada sekumpulan orang yang memonitor kondisi mobil dan perilaku sang pembalap. Setiap pembalap akan mendapatkan dua kali kesempatan pitstop. Selama sebelum sang pembalap melakukan pitstop maka setiap pemonitor mengevaluasi semua perkembangan yang terjadi pada mobil, baik bahan bakar, kemudi, sirip-sirip, roda, kecepatan, dan rem. Dengan demikian mereka tahu semua penurunan performansi dari mobil balap mereka.
Saat sang pembalap masuk ke tempat pitstop maka semua pemonitor tadi melakukan perbaikan atas semua komponen dalam mobil tersebut. Bahan bakar ditambah sesuai rencana atau sesuai perbaikan rencana hasil dari monitoring. Ban diganti yang baru, tetap dengan tekstur yang sama atau diganti tekstur sesuai hasil monitor. Semua tindakan tersebut harus dilakukan dengan sangat cepat. Lebih dari sepuluh detik dianggap sudah lambat. Karena selama mobil tersebut pitstop, semua kompetitor terus bergerak dalam lintas untuk menyelesaikan putaran. Begitu pula yang terjadi pada pitstop berikut.
Karena itu kemenangan ditentukan oleh empat faktor. Pertama, konstruksi mobil terutama mesin yang dapat menggerakkan roda lebih cepat tanpa harus mengalami kemacetan ketika bergerak akibat perputaran mesin yang terlalu cepat. Dalam konstruksi juga perlu dipertimbangkan komposisi rem yang dapat menjaga keamanan mobil dan pembalap. Badan mobil dan sirip-sirip pun perlu dipertimbangkan agar membuat mobil menjadi lebih aerodinamis. Karena itulah ada hadiah untuk pemenang dalam konstruksi mobil.
Kedua, kompetensi
engineer. Kelompok yang melakukan monitoring dan improvement pada mobil di saat melakukan pitstop dipimpin oleh seorang engineer. Kelompok ini bertanggung jawab untuk memastikan mobil kembali dalam kondisi prima setelah melakukan pitstop. Sang engineer-lah yang memastikan kompetensi orang-orang dalam kelompok ini, dialah yang merekrut orang yang tepat, terus-menerus memperhatikan kinerja anggota kelompok dan memberikan pelatihan bila untuk meningkatkan kompetensi anggota kelompok. Dalam kategori ini juga ada hadiah dari FIA, federasi balap mobil internasional.
Kelihaian pembalap membaca situasi menjadi faktor ketiga. Pembalaplah yang terlibat langsung dalam balapan. Karena itu, pembalaplah yang tahu kapan harus melaju kencang dan kapan harus menurunkan kecepatan mobil. Pembalap pula yang mengetahui pembalap mana yang harus terus ‘ditempel’ sambil menunggu kesempatan yang sangat tepat untuk didahului dan pembalap mana yang dapat disalip kapan saja lintasan yang sedang dilalui cukup memungkinkan untuk melaju kencang. Untuk faktor inipun FIA memberikan hadiah yang diserahkan di atas podium dengan kalungan bunga oleh wanita-wanita cantik yang berpakaian seksi, belum lagi hadiah sampanye yang kemudian akan dihamburkan, serta piala. Setelah balapan akan ada konferensi pers pula dengan para pembalap juara.
Keempat, bahwa tiga hal tersebut di atas tidak akan dapat tercapai bila tidak ada kerjasama tim. Perlu kerjasama saling mendukung antara konstruktor, engineer dan pembalap. FIA memberikan gelar kejuaran tersebut kepada Ferari sebagai tim terbaik.
Apa yang bisa kita dapat dari informasi ini?
Sebuah perusahaan mau tidak mau akan bisa mendapatkan kemenangan berupa sustainable outstanding financial performance bila mengikuti konsep kompetisi formula satu ini. Ada perencanaan yang terperinci tentang produk atau jasa apa saja yang paling dibutuhkan pelanggan. Ada saat di mana pelanggan tidak merasa membutuhkan produk atau jasa tertentu, tetapi tim perencana perlu cukup jeli dan inovatif menciptakan produk atau jasa yang tepat. Kemudian tim pemasaran akan membuat para calon konsumen menyadari bahwa mereka memang membutuhkan produk atau jasa tersebut.
Lalu perusahaan perlu tahu kondisi yang terjadi di pasar, tepat seperti tim formula satu tahu bagaimana kondisi lintasan dan perkiraan cuaca ketika terjadi balapan. Dari informasi tersebutlah perusahaan dapat memutuskan apa yang perlu dilakukan sebelum peluncuran produk atau jasa yang mereka hasilkan.
Sama persis seperti tim formula satu, maka perusahaan harus bisa mewujudkan dan mempertahankan kerjasama dalam perusahaan. Ada unit kerja keuangan yang bertanggung jawab mencari sumber dana, menyediakan untuk unit kerja lain yang membutuhkan, serta menyimpan pendapatan yang diperoleh. Ada unit kerja produksi pada perusahaan manufaktur atau unit kerja layanan konsumen pada perusahaan jasa yang terus menerus berpikir tentang produk atau jasa apa saja yang mungkin dibutuhkan pelanggan. Mereka juga dapat menciptakan produk atau jasa yang belum dibutuhkan sejauh produk atau jasa tersebut memang dapat menjadi solusi bagi masalah yang telah atau akan dihadapi pelanggan.
Ada pula unit kerja pemasaran yang bertugas sama persis dengan sang pembalap. Mereka perlu tahu time to entry market untuk memastikan bahwa produk atau jasa yang dilepas ke pasar akan menghasilkan pendapatan yang lebih baik bagi perusahaan. Sama persis dengan sang pembalap yang harus tahu kapan harus melaju dengan kecepatan antara delapan puluh hingga dua ratus km/jam, kapan harus melaju kencang lebih dari dua ratus km/jam dan kapan perlu melakukan akselerasi mendadak untuk mendahului mobil balap yang berada di depan.
Adalah tugas pemimpin perusahaan untuk menjaga seluruh unit kerja berfungsi dengan baik dan berhasil saling mendukung agar tercapai sustainable outstanding financial performance. Tanpa kompetensi menjaga kerja sama yang dimiliki perusahaan, maka mobil balap akan melaju tanpa arah, meledak di tengah lintasan dan bahkan dapat membunuh sang pembalap.
Di atas semua itu, sama persis dengan kompetisi formula satu, setiap perusahaan harus menang karena berhasil melaju lebih cepat dari kompetitor, menang karena lebih baik. Tidak seperti pertandingan tinju yang menang karena menjatuhkan kompetitor, bahkan sampai cedera atau mati. Bersediakah Anda memimpin sebuah tim formula satu?
* Ardian Syam adalah seorang pendidik dan praktisi bisnis. Bukunya sedang dalam proses penerbitan dan akan segera beredar dalam waktu dekat. Ardian dapat dihubungi di: ardian.syam@gmail.com .
0 komentar:
Posting Komentar