Oleh: Hari Subagya
Saat kita sedang lapar, adalah saat yang sangat baik untuk memperhatikan organ tubuh kita yang bernama lambung. Sebelas bulan lambung itu dimanjakan oleh hampir semua orang. Mungkin termasuk kita semua. Begitu lapar, maka langsung kita isi dengan makanan, atau begitu haus langsung kita guyur dengan berbagai minuman. Kita tidak pernah mengajari lambung kita untuk bersabar, menahan diri atau berkompromi.
Apakah perlu lambung kita di ajak berkompromi? Apa perlu sesekali kita menawar? Apa perlu sesekali kita rem keinginan lambung kita? Perlukah lambung kita dilatih untuk menahan diri? Tidak makan dan tidak minum. Apa kira-kira reaksi lambung kita? Apakah akan rusak? Atau justru menjadi lambung yang mudah diatur, mudah dikendalikan dan bisa pengertian dengan kita. Ini sebuah rahasia yang menarik untuk diungkapkan.
Mari kira bermain-main dengan logika. Bila seorang anak, minta apa saja selalu diturut dan tanpa reserve. Minta apapun langsung dipenuhi. Saat itu juga sesuai dengan keinginannya. Kira kira anak seperti apa yang akan terjadi? Bagaimana Pertumbuhan jiwanya? Apakah mereka akan menjadi anak yang tangguh? Apakah akan menjadi anak yang memiliki kepekaan yang baik? Lebih baik anda yang menjawabnya.
Bagaimana dengan seekor ular? Untuk mendapatkan kulit barunya (nglusungi) maka sang ular harus bertapa dalam beberapa hari bahkan bulan. Setelah itu, kulitnya akan mengelupas dan berganti dengan kulit baru yang lebih mengkilat dan muda. Luar biasa! Mengapa harus bertapa dan berpuasa?
Sekarang bagaimana dengan ulat yang menjadi kupu-kupu? Berapa lama ulat harus menjadi kepompong dan bermetarmofose menjadi kupu-kupu. Setelah berpuasa, maka jadilah seekor ulat menjadi kupu-kupu yang indah dan menakjubkannya lagi, ulat itu bisa terbang.
Lain lagi dengan seekor burung rajawali. Sang burung harus berpuasa selama seratus lima puluh hari. Kemudian dengan penderitaan dan perjuangan yang sangat keras, paruh dan cakarnya mengelupas lepas. Secara perlahan tumbuh paruh baru, tumbuh cakar baru dan tumbuh bulu-bulu indah yang baru. Sang Rajawali mendapatkan kekuatan primanya kembali.
Mengapa Tuhan mendesign sebuah proses revitalisasi dengan berpuasa, dengan manahan diri, dengan proses yang sangat unik dan menarik. Sangat patriotik dan membutuhkan kekuatan tekad yang luar biasa. Seekor ular akan menjadi ular lusuh dan lemah, seekor ulat akan tetap menjadi ulat yang menjijikan dan seekor rajawali akan mati. Ya semua itu akan terjadi, bila mereka tidak mau melakukan ritual yang suci. Ritual untuk mendapatkan kekuatan diri.
Menahan diri sepertinya menjadi kunci dari segala kesuksesan dan kemegahan. Menahan diri untuk tidak sombong, menahan diri untuk tidak malas, menahan diri untuk tidak rakus, menahan diri untuk tidak menyakiti, menahan diri untuk tidak marah, menahan diri untuk tidak memaki, menahan diri untuk tidak menyudutkan, menahan diri untuk tidak merasa berkuasa.
Menahan diri
Tahanlah sekuat tenaga, latihlah dan anda akan menjadi pribadi yang sangat kuat. Kebiasaan anda menahan, akan menjadi sesuatu yang sangat luar biasa. Ini benar-benar ajaib. Contoh sederhana saja. Jika anda ingin marah dan anda mampu menahan satu menit saja dan gunakan untuk berfikir, maka kemarahan itu pasti bisa lebih terkendali. Bahkan dalam ilmu emosi,. Anda cukup menahan 6 detik, sudah bisa membuat anda mengambil keputusan yang baik. Paling tidak anda terhindar dari khilaf dan penyesalan.
Jika anda orang yang boros, maka anda bisa menahan keiningan anda menghamburkan uang. Anda bisa mengalihkan ke menabung. Jika anda orang yang bermalas-malasan, maka tahanlah keinginan anda untuk duduk merenung, menonton TV berjam-jam dan juga tidur dan bangun siang setiap hari. Belajarlah bangun pagi dan mulai melakukan sesuatu. Jika anda terus belajar menahan diri dari hal-hal buruk, maka kehidupan pasti akan berpihak kepada anda.
Tuhan adalah yang menciptakan kita. Organ tubuh dan diri ini adalah ciptaanNya. Begitu banyak contoh nyata yang kita lihat, seperti Ular, Kepompong, Burung Rajawali dan banyak lagi jenis binatang yang mendapatkan keunggulanya kembali, melalui proses puasa. Menahan diri, tidak mengumbar nafsu.
Sekarang giliran kita. Apa yang ingin kita jalani dalam mendapatkan kembali vitalitas diri, mendapatkan keunggulan dan prestasi, mendapatkan kekuatan baru untuk lebih maju, berubah dan lebih sukses. Sekarang giliran kita, untuk memulai melakukan ritual pembersihan diri dan revitalissasi.
Buat anda semua, selamat menjalankan Ibadah puasa bagi yang menjalankannya, semoga perjuangan anda akan memberikan makna yang dalam dalam menjalani kehidupan ini. Memberikan sensasi kehidupan dan kesadaran yang mendalam, kalau kita adalah hanya sebuah makluk di planet ini dan ada yang Maha kuasa yang mengatur kita dan perjalanan bulan bumi, planet dan matahari, serta seluruh benda-benda angkasa dan juga amuba virus dan bakteri.
Keiklasan dan semangat untuk berubah layaknya kepompong yang akan menjadi kupu-kupu. Selamat menjadi kepompong ramadhan!
* Hari Subagya. Motivator Perubahan, Penulis Buku TIME TO CHANGE dan Founder BisnisPartner.com
0 komentar:
Posting Komentar