toko-delta.blogspot.com

menu

instanx

Kamis, 28 Oktober 2010

"Ayah Jangan Pergi, Jangan Tinggalkan Kami.."


Suasana duka yang menyesakkan dada terasa di pemakaman sahabat kami, Mas Wawan.
Kamis, 28 Oktober 2010, 11:48 WIB
Elin Yunita Kristanti, Suwarjono
Yuniawan Wahyu Nugroho, wartawan VIVAnews  

VIVAnews -- Hujan gerimis mengiringi pemakaman sahabat kami, redaktur VIVAnews.com, Yuniawan Wahyu Nugroho di Kampung Kupangdukuh, Ambarawa, Jawa Tengah.

Pemakaman dilaksanakan mulai pukul 11.00 Waktu Indonesia Barat. Ratusan orang melepas kepergiannya.

Istri tercinta, Endah Saptaningsih dan dua putrinya, Sita Ardiyanti Laksiningtyas (18) dan Krisnayanti Cahayaningtyas (13) juga menyaksikan detik-detik pemakaman Mas Wawan. Suasana duka terasa menyesakkan dada.

Saat tanah mulai dimasukkan liang lahat, istri Wawan, Endah tak kuasa menahan tangis. Ia bahkan histeris.
"Aku ikut Mas Wawan, aku ikut," kata dia menangis keras, sambil berusaha masuk ke liang lahat. Untung sejumlah orang menahannya.

Dua anak Yuniawan juga menangis histeris. "Ayah jangan pergi, ayah jangan tinggalkan kami," teriak si bungsu.

Sebelumnya, Endah sempat menceritakan permohonan putri keduanya -- yang memang dekat dengan sang ayah. "Bu, ayah dimakamkan di depan kamarku ya..," kata Endah menirukan putrinya.

Namun, setelah diberi penjelasan, Krisnayanti menurut dan merelakan ayahnya terbaring di pemakaman umum.

Dalam sambutannya, Pemimpin Redaksi VIVAnews.com, Karaniya Dharmasaputra mengatakan, kepergian Wawan adalah kehilangan besar.

"Ia sosok yang rendah hati, baik, dan berprestasi bagus," kata Karaniya.

Kepergian Wawan bukan hanya musibah, tapi juga memunculkan simpati sangat besar dan luar biasa dari berbagai kalangan.

Karaniya menceritakan, simpati itu mengalir melalui telepon langsung ke istri Wawan, juga lewat jejaring sosial di internet. "Wawan adalah inspirasi," tambah Karaniya.

Kiriman bunga dari sejumlah tokoh politik seperti Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie, Ketua Umum PDIP, megawati Soekarnoputri, dan banyak lainnya adalah bukti pengakuan pada Wawan yang malang-melintang meliput peristiwa politik.

Bahkan menurut informasi, Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum akan melayat ke rumah duka Yuniawan.
Rekan kami, Yuniawan menjadi korban saat Merapi meletus Selasa 26 Oktober 2010 lalu.
Saat kejadian, Mas Wawan sedang melaksanakan tugas jurnalistik meliput  situasi Merapi dan mewawancarai Mbah Maridjan.

Ketika sirine tanda bahaya berbunyi, ia sempat dievakuasi ke  wilayah aman.

Namun, bersama petugas Palang Merah Indonesia (PMI), Tutur Prijatno ia kembali ke atas naik mobil APV. Tujuannya, menyelamatkan orang-orang yang masih ada di Dusun Kinahrejo, termasuk sang kuncen, Mbah Maridjan. (hs)
• VIVAnews
Masukkan Data-Data Anda Di Bawah! Dapatkan Petuah Sukses Secara Berkala - Selamanya GRATIS! :-)

Name:
Email:

0 komentar:

toko-delta.blogspot.com

Archives

Postingan Populer

linkwithin

Related Posts with Thumbnails

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.