Eva
Uhlin, gadis Swedia berusia 19 tahun akhirnya bisa selamat dari
kerusakan wajah total setelah terkena alergi parasetamol. Perlu waktu 4
tahun untuk membuat kulit wajahnya normal dari alergi kulit mematikan
tersebut. Eva
tak pernah menyangka menderita alergi obat mematikan yang dikenal
sebagai Toxic Epidermal Necrolysis. Selama bertahun-tahun ketika sedang
demam dirinya terbiasa mengonsumsi parasetamol. Obat analgesik ini terkenal paling aman dan bukan salah satu obat pemicu alergi dari penyakit Toxic Epidermal Necrolysis. Kejadiannya
bermula pada tahun 2005 saat Eva berusia 15 tahun. Kala itu sedang masa
liburan dan Eva mengalami demam. Seperti biasa Eva lalu mengonsumsi
obat demam parasetamol.
Namun
ketika bangun esok paginya, wajah Eva penuh lecet-lecet hingga menyebar
ke seluruh tubuhnya. Kulitnya melepuh seperi terbakar. Dia juga
mengalami sakit di bagian dada, lengan, punggung dan perut. “Saat
itu benar-benar menakutkan, saya tidak tahu apa yang salah dan saya
tidak tahu apa yang terjadi. Ketika bercermin aku benar-benar tidak
mengenali wajahku sendiri,” kata Eva seperti dilansir dari Telegraph,
Rabu (13/1/2009). “Rasanya
seperti ada yang berjalan di bawah kulitku, saya benar-benar shock. Aku
tidak percaya apa yang terjadi. Aku sudah minum parasetamol
berkali-kali sebelumnya,” tambahnya. Dokter
menduga kemungkinan ada virus di tubuhnya ketika demam dan kombinasi
dari virus dan obat ini menciptakan reaksi yang aneh. Kemudian selama
bertahun-tahun Eva melakukan perawatan di Swedia’s University Hospital
of Linkoping. Profesor
Folke Sjoeberg, salah seorang dokter yang merawatnya mengatakan, Eva
sangat beruntung bisa pulih dari kondisi yang langka ini. Toxic
Epidermal Necrolysis atau dikenal juga dengan sindrom Lyell membunuh 40
persen penderitanya. Efek samping obat merupakan faktor utama penyebab
sindrom ini.
Penyakit
Eva berangsur pulih karena kesabaran dan sikap positifnya. Pengobatan
yang dilakukan sangat hati-hati karena infeksi yang muncul berbeda-beda. Pasien
penyakit ini biasanya paling banyak mengalami masalah saluran
pernapasan atas, mulut melepuh yang membuatnya tak bisa makan dan hanya
bisa melalui selang makan, mata bengkak dan bahkan ada yang hingga
menyebabkan kebutaan. Meski
kini kulitnya telah pulih dan Eva bisa beraktivitas normal dia tetap
harus memeriksakan air matanya dua kali sehari dan menjadi sensitif
terhadap cahaya matahari. Penyakit
ini adalah salah satu penyakit alergi kulit yang mematikan selain
Sindroma Steven Johnson. Rasio penderita Toxic Epidermal Necrolysis
adalah satu diantara sejuta orang. Penyakit ini bisa menimpa siapa pun
dari semua kelompok umur.===
http://klikunic.com
0 komentar:
Posting Komentar