toko-delta.blogspot.com

menu

instanx

Sabtu, 08 November 2008

Gitar

Oleh: Ardian Syam


Lahir di Hampstead, London tanggal 23 Juli 1965 dan dibesarkan di Stoke-On-Trent, Staffordshire, Inggris. Ketika lahir diberi nama Saul Hudson. Lahir dari ibu yang turunan AfroAmerika dan ayah Inggris kulit putih. Sang ibu berpenghasilan dari kegiatan menjadi pendesain pakaian bagi entertainer seperti David Bowie.

Umur 11 tahun dia dan sang ibu pindah ke Los Angeles yang kemudian disusul oleh sang ayah. Keluarga Hudson sering didatangi para seniman seperti Iggy Pop, Ron Wood, David Bowie, David Geffen dan masih banyak seniman lain sehingga menularkan gaya hidup bohemia bagi Saul kecil. Sekitar saat itu pula Saul menggemari BMX (bicycle motorcrossing) dan sering kali berkendara tanpa menggunakan rem. Dia sering mendapatkan hadiah dan uang karena kegiatan ini.

Ketika berusia 15 tahun, sang nenek memberi gitar, walaupun hanya satu senar tetapi Saul tetap senang dengan gitar itu dan tetap bisa main. Pengaruh awal dari Led Zeppelin, Eric Clapton, Rolling Stones, Aerosmith, Jimi Hendrix, Jeff Beck, Neil Young benar-benar mengubah jalan hidup Saul. Dua belas jam setiap hari Saul bermain gitar. Semula dengan rambut panjang keriting dan gaya hidup bohemian, Saul dijauhi teman-teman. Begitu dia menunjukkan kepiawaian bermain gitar, teman-teman menganggap Saul cool dan pantas diajak bergaul.

Suatu saat Saul bertemu dengan Steven Adler dan membentuk Road Crew Band dan membutuhkan penyanyi. Dia bertemu dengan Izzy Stradlin yang menampilkan seorang penyanyi yang ingin diambil Saul dari Izzy. Saul mencari pemain bass dan menemukan Duff McKagan ketika Duff menjawab iklan yang dimuat di koran. Mulai terbentuklah gaya bermusik dari sekian banyak orang berbakat tadi. Masing-masing memberi warna, terbentuk pula warna yang khas dari sebuah band yang mereka namai Guns N’ Roses.

Sebagian dari Anda dapat saya pastikan sudah dapat menebak siapa yang sedang saya bicarakan. Ya, Slash. Gitaris yang mempunyai gaya bermusik yang khas, diimbuhi oleh W. Axl Rose yang mempunyai aksi panggung dan gaya bernyanyi yang khas pula. Seorang gitaris yang berambut keriting panjang. Anda bisa buka situs resmi klub penggemar Slash di http://www.snakepit.org/bio.html untuk sekedar memperhatikan wajah sang gitaris ketika muda.

Ya, karena sejak dia dikenal dengan GNR sangat jarang wajah sang gitaris terlihat penuh. Selalu saja hanya bagian hidung ke bawah yang terlihat, bagian lain dari wajah sang gitaris akan tertutup dengan rambut panjang nan keriting. Selain hal tersebut, ciri khas lain dari penampilan Slash adalah rokok yang selalu terjepit di sela kedua bibir. Bahkan ketika di panggung, akan ada orang yang membakarkan rokok tersebut dan menyediakan untuk dijepit kembali oleh bibir Slash bila rokok terdahulu sudah habis.

Apakah terjadi sesuatu dengan mata sang gitaris?

Coba saja lihat beberapa gambar dari situs ini:

• http://www.showbizireland.com/images/stars2/slash-velvetrevolver3.jpg
• www.snakepit.org/slash-rollingstone.jpg
• www.robertmknight.com/photos/various/20-slash.jpg, dll.

Anda akan benar-benar yakin tidak terjadi apa pun dengan mata sang gitaris. Sebuah mata yang dapat dikatakan normal. Kita memang tidak sedang ingin membicarakan mata Slash yang selalu tertutup oleh rambut keriting panjang itu. Kita juga tidak ingin membicarakan tentang kebiasaan sang gitaris di atas panggung dengan rokok yang selalu terjepit di sela bibir.

Kita sedang membicarakan tentang keseriusan. Tentang fokus. Indonesia juga tidak kekurangan orang-orang seperti ini. Titik balik awal selalu sama. Ada seseorang baik itu nenek, kakek, tante, oom, ayah, ibu, kakak yang menghadiahi mereka gitar dan karena itu mereka menjadi serius. Keseriusan untuk terus berlatih bermain gitar juga terjadi pada Dewa Bujana dan Tohpati. Keseriusan untuk terus berlatih sepak bola terjadi pada Ronaldinho dan banyak jago bola lain.

Betapa tidak, tidak satupun kompetensi di dunia ini yang tidak dapat dicapai dengan jam terbang. Semakin sering berlatih maka akan semakin cepat pula kompetensi kita meningkat. Lalu Anda mungkin bertanya bagaimana dengan orang-orang yang sering berpindah kantor?

Pernahkah Anda mencoba memperhatikan apa yang mereka kerjakan di banyak perusahaan tersebut? Sebagian besar orang yang berpindah perusahaan seringkali mencapai posisi tertinggi di tempat terakhir dia bekerja, karena mereka bekerja di jalur pekerjaan yang sama. Mereka baru benar-benar pindah jalur ketika sudah sampai di puncak.

Ada banyak contoh untuk itu. Cacuk Sudarjanto almarhum walaupun memiliki gelar kesarjanaan geologi tetapi fokus pada penjualan jasa di bisnis teknologi informasi. Baru di puncak beliau berpindah ke jalur telekomunikasi. Begitu pula dengan Arwin Rasyid yang berserius di bisnis jasa perbankan, ketika di puncak berpindah ke jalur telekomunikasi. Teddy P Rachmat terus berkarir di bisnis otomotif. Mochtar Rijadi terus berkarir di perbankan.

Suatu saat Anda mungkin pernah terseret ke pola pikir multi-kompetensi. Memang sangat bagus. Karena Anda bisa dipekerjakan di banyak proyek sekaligus. Tetapi fokus Anda bahkan tidak akan hilang. Bila Anda lulusan fakultas teknik informasi maka pada proyek apapun Anda dipekerjakan maka mau tidak mau yang paling awal Anda pertimbangkan adalah dukungan teknologi informasi. Bila Anda sarjana akuntansi maka di proyek mana pun Anda bekerja Anda tidak akan pergi jauh meninggalkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, buku panduan utama para akuntan.

Lalu bila Anda memang tidak bisa jauh-jauh dari jalur yang sudah sejak awal Anda tempuh, mengapa Anda pergi terlalu jauh? Saya sangat menyarankan Anda untuk tetap memiliki multi-kompetensi, tetapi menjadi lebih seriuslah di jalur yang Anda pilih.

Kembali kepada Slash, tidak kah Anda lihat sikap pemusik satu ini? Tidak banyak gosip buruk yang kita dengar tentang dia. Mengapa bisa begitu? Kegiatan yang dia pilih, bermain gitar, sudah cukup membuat dia sibuk berlatih teknik-teknik bermain yang baru. Cara bermain yang menimbulkan bunyi-bunyi yang tidak biasa. Begitu pula bila Anda tetap fokus pada jalur yang Anda pilih. Anda akan terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi Anda. Sehingga tidak banyak waktu tersisa untuk hal-hal lain yang tidak berguna bagi siapa pun.

Di akhir dari semua hal tersebut, kembali kepada Slash, sikap yang dia tunjukkan benar-benar hebat. Sebagai salah satu ‘dewa gitar’ dia benar-benar rendah hati. Benar-benar ilmu padi: semakin berisi semakin merunduk. Mengapa bisa demikian? Pada saat Anda terus mengejar peningkatan kompetensi Anda, maka Anda akan terus menerus bertemu dengan orang yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi dari Anda. Seberapa tinggi pun kompetensi Anda saat naik, akan selalu ada yang lebih tinggi. Inilah yang memberi sikap rendah hati. Selamat mengikuti jejak Slash.[]

* Ardian Syam adalah seorang pendidik dan praktisi bisnis. Bukunya sedang dalam proses penerbitan dan akan segera beredar dalam waktu dekat. Ardian dapat dihubungi di: ardian.syam@gmail.com

0 komentar:

toko-delta.blogspot.com

Archives

Postingan Populer

linkwithin

Related Posts with Thumbnails

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.