toko-delta.blogspot.com

menu

instanx

Sabtu, 08 November 2008

JALUR A DAN JALUR B, PILIH MANA?

Oleh Eni Kusuma W


Tanggapan atas artikel Jennie S. Bev


Bagaikan menaiki sebuah tangga keberhasilan. Pastilah kita akan menaiki satu per satu tangga-tangga itu. Tangga- tangga yang kita buat sendiri atau mencari dan menaiki tangga-tangga yang sudah ada. Jika Jennie S. Bev menyebut “jalan”, saya menyebut “tangga”.

Jika posisi kita masih berada di tangga pertama yaitu tangga paling bawah, tentu susah sekali untuk langsung menuju puncak tangga yang kita inginkan. Apakah dengan meloncat ke atas? Tentu saja kita akan jatuh, bergelimpangan, memar, dan lebam-lebam. Karena bagaimanapun di tangga bawah adalah tempat orang-orang yang masih ber-skill minim, belum memiliki bekal cukup, dan masih belum terlatih.

Jennie S. Bev salah satu contoh pribadi yang membuat sendiri tangga profesinya sekaligus menciptakan sendiri jalur yang ditempuhnya.

Bagi saya, tiap tangga profesi yang kita pilih memiliki dua jalur yang berbeda arahnya, yang saya sebut Jalur A dan Jalur B. Atau kita membuat jalur sendiri seperti yang dilakukan Jennie? Untuk menggambarkan perumpamaan ini, saya akan memberi beberapa contoh (di antaranya kasus saya sendiri).

Saya saat ini sedang berada pada tangga profesi paling rendah. Itu jika dibandingkan dengan tangga-tangga profesi yang sudah ada. Saya hanya seorang pembantu rumah tangga. Namun di tangga ini saya memilih Jalur A, yaitu dengan menjadi pembantu rumah tangga di luar negeri, ketimbang misalnya menjadi pembantu rumah tangga di negeri sendiri (Jalur B). Karena jika sama-sama bisa mengerjakan pekerjaan sebagai pembantu, akan lebih menguntungkan bekerja di luar negeri. Di sana, di samping mendapat jatah libur, bonus, gaji juga lebih besar, saya juga bisa beraktivitas di luar pekerjaan. Meskipun sama-sama diomeli, dan sama-sama disuruh-suruh. Namanya juga pembantu.

Namun untuk memilih Jalur A tentu ada harga yang harus dibayar. Yaitu kualitas pelayanan yang memadai dan juga harus mau bersusah payah mempelajari bahasa majikan.

Seseorang yang memilih tangga profesi jual beli mobil, misalnya. Akan lebih enak baginya jika memilih Jalur A, yaitu menjual mobil baru dari pada menjual mobil bekas (Jalur B). Calon pembeli mobil baru tentunya adalah mereka yang mempunyai uang, sehingga akan lebih mudah membuat deal dengan mereka. Sambutannya juga lebih ‘wah’. Ketika kita bertandang ke kantor atau ke rumahnya yang umumnya ber-AC itu, tuan rumah akan memberi minum, minimal soft drink, atau teh botol, syukur-syukur dawet (es cendol). Alangkah enaknya. Dan kenyamanan-kenyamanan seperti ini sulit didapat jika seseorang memilih Jalur B, yaitu menjual mobil bekas. Dan tentulah seseorang yang memilih Jalur A harus diimbangi dengan kualitas pelayanannya.

Demikian juga jika kita memilih tangga profesi entrepreneur. Akan lebih indah jika kita memilih Jalur A. Kenapa? Karena Jalur A lebih menguntungkan dari pada Jalur B. Katakanlah kita memulai bisnis donat, burger, pisang goreng, combro dan lain-lain. Akan lebih menguntungkan dan lebih berkembang jika kita memilih “posisioning market” kelas menengah ke atas (Jalur A) daripada kelas menengah bawah (Jalur B). Karena konsumen pada jalur ini adalah orang-orang yang punya duit dan punya selera baik. Mereka biasanya tak keberatan membeli produk yang lebih mahal.

Tentunya, hal ini harus dibarengi oleh produk yang berkualitas, cita rasa maupun kemasannya, proses produksinya, aspek-aspek higienis mulai dari pra produksi, proses produksi, dan pasca produksi. Dan hal yang terpenting lagi, itu harus dibarengi dengan upaya membangun merek dagang, brand awarnes. Ini penting untuk membangun kepercayaan konsumen supaya tidak ada ketidakraguan untuk membeli.

Akan berbeda jika kita memilih Jalur B. Posisi pasar kelas menengah ke bawah ini ketat sekali persaingannya. Sehingga untuk bersaing dalam mendapatkan pembeli, banting harga pun tak terelakkan. Sedangkan bagi perusahaan, menurunkan harga jual akan berimbas pada kesulitan mengatur likuiditas usahanya. Sungguh suatu pilihan yang dilematis.

Jadi, tangga profesi apa pun yang Anda pilih atau Anda membuat sendiri tangganya, akan lebih menguntungkan apabila Anda memilih Jalur A ketimbang Jalur B. Atau lebih “gila” lagi, ciptakanlah tangga profesi sendiri sekaligus memilih jalur sendiri seperti yang telah dilakukan Jennie dan masih banyak lagi orang sukses lainnya. Jika begitu, sebutan yang cocok bagi mereka adalah “inventor”.[Bersambung]

* Eni Kusuma W adalah seorang TKW di Hongkong. Ia gemar menulis di buletin perkumpulan TKW Indonesia di Hongkong. Saat ini, buku kumpulan cerpennya akan segera terbit. Ia dapat dihubungi di: eni_kusumaw@yahoo.com.

0 komentar:

toko-delta.blogspot.com

Archives

Postingan Populer

linkwithin

Related Posts with Thumbnails

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.