toko-delta.blogspot.com

menu

instanx

Minggu, 26 Oktober 2008

BAKAT MENULIS

-
Oleh: Natalia Sri Rejeki

Seseorang pernah mengatakan kepada saya bahwa memiliki bakat menulis merupakan sesuatu yang sangat bagus sehingga harus dikembangkan. Apalagi, orang yang memiliki bakat menulis itu sangat jarang. Terus terang, saya pun berpendapat demikian. Memiliki bakat menulis adalah salah satu hal yang mengagunkan.

Bagi saya, bakat menulis itu tak ternilai harganya. Bayangkan, ada banyak orang yang rela membayar mahal untuk bisa "menulis". Jadi, jika saya memiliki bakat ini, saya pasti tidak akan menyia-nyiakannya. Saya akan terus mengembangkannya.

Menurut saya, menulis adalah suatu kegiatan menuangkan seluruh ide dan kreativitas yang ada dalam pikiran kita ke dalam bentuk karya tulis. Tentu saja, seluruh ide dan kreativitas yang ingin dituangkan itu harus diolah terlebih dahulu agar menjadi suatu karya yang bagus dan menarik.

Bila kita sudah mempunyai bakat menulis, sekarang kita harus memikirkan siapa orang yang dapat membimbing kita. Kalau kita sudah mempunyai pembimbing, tentu akan lebih mudah mengembangkan bakat tersebut. Kita dapat berkonsultasi dengan pembimbing kita tentang dunia tulis-menulis. Kita juga bisa meminta pendapat atau saran tentang tulisan-tulisan kita.

Oleh karena itu, kita harus tahu bagaimana mendapatkan pembimbing yang baik dan cocok dengan kita. Seorang pembimbing yang baik adalah seorang yang bisa memberi saran kepada kita dengan cara yang halus dan mudah dimengerti. Tidak selalu harus membimbing dengan sikap menggurui. Seorang pembimbing yang baik bisa menempatkan diri sebagai pembimbing, konsultan, sekaligus sahabat. Pembimbing yang ideal harusnya mengerti bagaimana kekuatan dan kelemahan kita serta mau bersikap komunikatif dan kreatif saat membimbing.

Saya membahas tentang pembimbing karena saya punya pengalaman dengan pembimbing-pembimbing saya. Saya merasa senang dan bersemangat saat dibimbing oleh pembimbing yang bersifat kreatif dan komunikatif serta dapat mengerti saya sebagai anak bimbingannya. Sebaliknya, saya merasa malas dan bosan dengan pembimbing menulis yang cara mengajarnya sangat membosankan. Saya akan menuangkan pengalaman saya tersebut di tulisan ini.

Saat saya kelas 6 SD, saya mempunyai guru Bahasa Indonesia yang sangat luar biasa. Beliau mengajar kami dengan sikap tidak menggurui dan sangat bersahabat. Saat mengajarkan pelajaran beliau juga sangat komunikatif dan kreatif. Beliau menempatkan dirinya sebagai sahabat di tengah murid-muridnya. Beliau pulalah yang menginspirasi saya untuk terus mengembangkan bakat menulis saya. Beliau menjadikan sastra sebagai sesuatu yang menyenangkan sekali.

Sebaliknya, guru Bahasa Indonesia yang sekarang mengajar saya di SMP merupakan tipe guru yang membosankan. Maaf dengan komentar yang terlalu keras ini. Bayangkan, saat jam pelajarannya tiba, ia masuk ke kelas kami dan langsung duduk di kursi guru. Ia membiarkan kami melakukan apa saja sembari "mengajar" dengan membaca bukunya. Kami heran dengan sikapnya. Tetapi, kami terus menunggunya sampai ia mau mengajar kami. Tetapi, ternyata dugaan dan harapan kami salah. Ia hanya menjelaskan sedikit sekali pelajarannya, itu pun dengan cara yang membosankan. Lalu setelah pelajarannya usai, ia memberi kami tugas. Tetapi, tugas itu tidak pernah diperiksa atau dibahas di kelas. Saya merasa ia benar-benar tidak menghargai kami yang sudah susah payah mengerjakan tugas.

Namun, bila teman-teman sekalian terlanjur mendapat pembimbing yang cara mengajarnya membosankan, janganlah patah semangat! Berusahalah untuk tidak terpengaruh oleh cara mengajarnya seperti yang telah saya lakukan belakangan ini. Pada awalnya mungkin akan terasa sulit, saya akui itu. Tapi, tanamkanlah di benak teman-teman sekalian, apabila guru/pembimbing itu tak bisa mengajar dengan baik, teman-temanlah yang harus berusaha menjadi yang terbaik. Jangan sampai bakat menulis teman-teman tidak tersalurkan hanya karena guru/pembimbing yang cara mengajarnya kurang baik.

Menurut saya, menulis memiliki manfaat yang sangat banyak. Salah satunya adalah mengasah otak kita untuk berpikir kreatif. Bagaimana tidak? Bila kita tidak terus berpikir kreatif, maka tulisan kita akan monoton dan mendatangkan kejenuhan pada pembaca. Bahkan, kita bisa-bisa menjadi penulis yang memplagiat karya orang lain karena tidak bisa berpikir beda atau kreatif.

Dengan menulis kita juga bebas menuangkan ide dan perasaan kita lewat tulisan-tulisan kita. Tak usah pusing atau khawatir bila tulisan kita menimbulkan kontroversi. Bila tulisan kita memang sesuai kenyataan, kita tak perlu takut menyebarluaskannya. Bukankah kita mempunyai hak untuk berpendapat? Kecuali hal-hal yang kita tuliskan itu tidak mempunyai bukti dan merupakan fitnah yang kita karang sendiri.

Manfaat berikutnya ialah dengan menulis kita bisa menghasilkan uang. Tak peduli siapa kita, pendidikan terakhir kita, atau pekerjaan kita. Kalau tulisan atau buku kita bagus dan diminati pembaca, apalagi menjadi bestseller, kita bisa memenuhi kebutuhan hidup kita dengan menulis.

Selain itu, menfaat lainnya ialah dengan menulis kita bisa lebih baik dalam pembendaharaan kata. Mengapa? Karena kita sudah terlatih dan terbiasa menulis. Lalu, denganmenulis kita juga bisa dikenal dan mendapat banyak relasi dari dalam atau luar dunia tulis-menulis. Apalagi kalau karya kita sudah terkenal dan memiliki nama dalam dunia tulis-menulis. Pasti banyak sekali penerbit yang dengan senang hati mau menerbitkan karya kita.

Manfaat lainnya yang tak kalah penting ialah kita secara tak langsung bisa menginspirasi pembaca dengan tulisan kita. Pendeknya, kita bisa menjadi idola dengan menulis. Tentu banyak lagi menfaat lainnya dan saya yakin teman-teman bisa menyebutkannya.Pesan saya adalah teruslah berkarya dan mengembangkan bakat menulis kalian! Jangan pernah putus asa, saya mendukung teman-teman sepenuhnya![nsr]

* Natalia Sri Rejeki lahir di Pontianak, 21 Desember 1994. Murid yang duduk di kelas 7A SLTP Tarakanita, Citra Raya, Tangerang ini mulai menyadari bakat menulisnya pada saat duduk di kelas 3 SD. Kala itu ia mulai menulis puisi pertamanya yang langsung disukai oleh teman-temannya yang berjudul "DIA TELAH PERGI". Natalia yang biasa disapa Natal oleh teman-temannya ini mulai mengembangkan bakat menulisnya dengan membuat puluhan cerpen dan puluhan puisi. Ia telah menerima banyak penghargaan, antara lain: Juara II Lomba Membaca Puisi Hari Pahlawan, Paskah, dan Natal; Juara II Lomba Debat English Tingkat 1 di sekolah; Juara I Lomba Mengarang tentang Kenangan di Sekolah Tingkat 1 di sekolah; Juara I Lomba Mata Pelajaran (Bahasa) se-Kecamatan; Juara I Lomba Pidato English-Indonesia Tingkat 1 di sekolah, dan berbagai penghargaan lainnya di dalam/luar bidang bahasa. Kritik dan saran dapat disampaikan ke email: ody_dbest@yahoo.co.id atau Friendster-nya di: natal_sukafrappoe@yahoo.com.

0 komentar:

toko-delta.blogspot.com

Archives

Postingan Populer

linkwithin

Related Posts with Thumbnails

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.